Kelebihan dan Kekurangan Pemakaian Buku Teks

commit to user ii 195 195 dipajankan kepada siswa. Selain kesesuaian muatan isinya dengan tuntutan kurikulum dua kriteria lain yang digunakan adalah keruntutan penyajian materi. Dalam hal kualitas bahasa, sebagian guru menilai kualitas bahasa buku teks terbitan lokal yang disusun oleh bukan penutur asli kurang memadai untuk dipajankan kepada siswa karena adanya bentuk-bentuk yang kurang tepat, salah atau janggal. Hal tersebut disampaikan TBW ketika menjelaskan alasan pemakaian Interchange dalam wawancara sebagai berikut. TBW dengan Interchange itu tidak hanya mengajar tapi kita juga belajar..kita para guru juga mendapat banyak input dari sana ... kalau Global Access... materi itu kurang kaya…maklum itu kan buku proyek… buku proyek.... Saya tidak pernah pakai… English for Vocational School…W. 9: 8 Para guru menilai kualitas bahasa yang digunakan dalam Interchange betul-betul mencerminkan kualitas bahasa yang seharusnya dikuasai tidak hanya bagi para siswa tetapi juga para guru. Mereka mengaku ketika menggunakan Interchange, mereka merasa telah belajar beberapa kosa-kata baru serta susunan bahasa baru dalam pemakaian konteks yang tepat. Dengan menggunakan Interchange sebagai buku teks mereka merasa memperoleh keuntungan ganda; mengajarkan kualitas bahasa yang tepat dan memperdalam kompetensi berbahasa Inggris mereka.

6. Kelebihan dan Kekurangan Pemakaian Buku Teks

Subbab IV G. 2 menyajikan ihwal pemakaian buku teks oleh guru bahasa Inggris SMK di Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan dan wawancara, terungkap adanya dua kecenderungan; pemakaian buku teks secara menyeluruh dan pemakaian buku teks secara bagian-bagian atau eclectic. Dalam praktik pertama, sejumlah guru tidak hanya menggunakan semua materi yang tertuang dalam tiap unit buku teks tersebut, namun juga mengikuti alur penyajian commit to user ii 196 196 materinya. BTW, KS, dan LS yang kesemuanya guru senior SMKN yang mempunyai reputasi di lingkungannya, merasa yakin dengan buku teks pilihannya. Dalam wawancara mereka menyatakan keyakinan mereka bahwa dengan mengikuti alur penyajian buku teks pilihan mereka tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif. Karenanya mereka menggunakan buku teks tersebut secara keseluruhan yang mencakup muatan isi serta alur penyajiannya. Fenomena ini juga menjadi perhatian Richards 2000: 125 karena selain menjadi sumber kegiatan pembelajaran, buku teks menjadi kurikulum yang tersembunyi yang selalu diterapkan guru. Alur penyusunan buku teks dimulai dari identifikasi tujuan pembelajaran yang dijadikan pedoman pengembangan kegiatan belajar dan unsur bahasa yang mendukung pencapaiannya. Dari sudut pandang ini, dapat diamati bahwa hakikat penyusunan buku teks sama dengan penyusunan rancangan pencapaian tujuan pembelajaran. Jika guru menggunakan buku teks tersebut secara keseluruhan, mereka secara langsung menerapkan rancangan pencapaian tujuan tersebut sepenuhnya. Dengan mengikuti skenario yang telah disusun dengan seksama pembelajaran akan dapat mencapai tujuan seperti yang dirancang penyusun. Selain itu tugas guru dalam menyiapkan pembelajaran menjadi lebih ringan. Kecenderungan kedua adalah pemakaian buku teks dengan memilih bagian bagiannya yang dinilai relevan atau tepat untuk kondisi kelas dan tujuan pembelajaran tertentu. Karena tidak semua jenis tugas yang ada dalam buku teks yang dipilih itu dianggap sesuai atau penting dengan upaya pencapaian tujuan pembelajaran tertentu, guru cenderung mengambil beberapa bagian yang dinilai sesuai dengan tujuan pembelajaran menerapkan teknik eclectic. Keuntungan yang diperoleh dengan penerapan teknik ini adalah bahwa guru dapat memilih kegiatan belajar atau bahan yang sesuai, menarik dan sesuai dengan kondisi siswa dan guru. Kegiatan ini dapat mendorong kreativitas guru dengan commit to user ii 197 197 merancang skenario pembelajaran berdasarkan berbagai sumber bahan ajar yang ada disesuaikan dengan konteks dan kemampuan guru. Selain memberi kesempatan bagi guru untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan aspirasinya, praktik ini akan semakin mendorong upaya peningkatan profesionalitas guru dalam bidangnya. Fenomena eclecticism ini berkembang seiring dengan tuntutan KTSP untuk mengembangkan kompetensi berbahasa tertentu yang melibatkan pengembangan keempat keterampilan berbahasa yang saling terkait. Karena tidak adanya buku teks resmi yang sesuai dengan tuntutan KTSP, guru dituntut untuk mencari bahan-bahan yang mereka nilai sesuai. Berdasarkan persepsi metodologis yang dimilikinya, guru menyusun skenario pembelajaran meskipun tidak dirumuskan dengan eksplisit dan hanya dalam bentuk rancangan abstrak. Pengungkapan rancangan tersebut dapat diamati dari rangkaian jenis kegiatan pembelajaran yang disusun sendiri dengan memilih beberapa buku teks yang ditemuinya. Dengan cara demikian guru mendapatkan kumpulan bahan ajar yang mereka nilai tepat dalam rangka penerapan KTSP. Kelemahan utama penerapan teknik eclectic ini adalah biasanya guru tidak pernah mendokumentasikan kumpulan bahan ajar tersebut dalam bentuk unit-unit bahan ajar yang tersusun secara sistimatis berdasarkan tema atau subkompetensi tertentu. Pada umumnya guru merasa cukup dengan megetahui buku teks atau sumber tertentu untuk mengajarkan suatu kompetensi tertentu. Ketika akan mengajarkan kompetensi yang sama pada periode atau tahun pembelajaran berikutnya mereka akan kembali mencari berbagai bahan ajar sumber untuk mengambil atau memilih yang dibutuhkan. Perubahan hanya akan dilakukan ketika guru menemukan sumber bahan lain yang dinilai lebih sesuai. commit to user ii 198 198 Dari perbandingan kedua model pemakaian buku teks di atas beberapa keunggulan dan kelemahan yang dapat dituangkan ke dalam tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Kelebihan dan Kekurangan Pemakaian Buku Teks di SMK Mode Penilaian Total Keseluruhan Partial Eclectic + 1. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dilakukan seperti yang dirancang penyusun buku teks. 2. Pemakaian buku teks tersebut memungkinan penerapan pembelajaran integratif 3. Guru dapat menelaah kekurangan dan kelebihan setiap selesai mengajar untuk kepentingan pembelajaran berikut. 4. Guru tidak memerlukan waktu lama dan tenaga untuk menyusun bahan ajar. 5. Karena siswa dapat memilikinya, mereka akan dapat mengulangi bahan secara keseluruhan secara mandiri. 1. Pengambilan bagian-bagian yang dinilai relevan, menarik dan sesuai dengan kemampuan dan minat siswa dan guru. Kondisi ini memungkinkan guru mengembangkan kegiatan yang menarik dan penting di kelas. 2. Lingkup bahan dapat disesuaikan dengan kondisi kelas sehingga memungkinkan guru mengembangkan SK dan KD lainnya dengan waktu yang cukup. - 1. Ada kemungkinan guru menemui beberapa bagian bahan yang tidak atau kurang sesuai dengan aspirasinya. 2. Rangkaian buku teks yang panjang memerlukan waktu lama dan dapat mengurangi waktu untuk pengembangan SK dan KD lain. 1. Bahan ajar yang terpotong-potong dari sumber berbeda dapat mengakibatkan pembelajaran yang tidak runtut dan tidak integratif. 2. Guru memerlukan waktu dan pikiran untuk mengumpulkan bahan-bahan tersebut dalam satu unit pembelajaran. 3. Karena tidak terdokumentasi dengan rapi atau teratur guru harus selalu mencari lagi rancangan bahan ajar setiap kali mengajar kompetensi yang sama. 4. Biasanya siswa tidak mempunyai salinan satuan bahan ajar yang dapat digunakan di kelas untuk belajar mandiri. Keterangan: + = Keunggulan - = Kelemahan commit to user ii 199 199 Tabel 4.9 meyajikan kelebihan dan kekurangan kedua praktik pemakaian buku teks pada tataran konsepsi. Tampak ada korelasi antara moda pemakaian buku teks pertama dengan kondisi SMK kualitas guru. Beberapa guru yang dinilai kompeten dan berkomitmen tinggi yang mengajar di SMK yang iklim pengajaran bahasa Inggrisnya mapan dan motivasi belajar siswanya tinggi cenderung menggunakan buku teks apa adanya. Sedangkan di kebanyakan SMK yang iklim pembelajaran bahasa Inggrisnya kurang mapan serta siswanya yang kurang termotivasi untuk menguasai bahasa Inggris, guru cenderung menggunakan berbagai buku teks dengan cara eclectic. Mereka mempunyai alasan masing-masing dalam memilihnya. Mereka juga mempunyai argumen tersendiri untuk menjelaskan cara menggunakan buku teks pilihan mereka. Mereka percaya bahwa pilihan mereka itu efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dituntut kurikulum.

7. Peran Buku Teks dalam Mendukung Pencapaian Tujuan Kurikuler