AudioLingual Method ALM Beberapa Metode Pengajaran Bahasa Inggris di SMK

commit to user 46 Pencapaian SKL ini menuntut guru mampu mengadopsi beberapa unsur kegiatan seperti yang dirancang dalam DM sebagai teknik penyajian materi seperti pemakaian bahasa Inggris dalam menyajikan materi di kelas, penahapan dalam pengembangan keterampilan bahasa lisan, dan penyajian unsur tata bahasa secara induktif. Perubahan orientasi pembelajaran ini karena kurikulum yang diterapkan di SMK sekarang memberi perhatian yang cukup proporsional dalam pengembangan kemampuan siswa dalam unjuk kerja berkomunikasi lisan dalam bahasa Inggris.

c. AudioLingual Method ALM

ALM adalah metode mengajar bahasa asing yang menekankan pada pengembangan penguasaan bahasa lisan, seperti DM. Metode ini pertama kali dirancang untuk merespon tingginya kebutuhan masyarakat Amerika untuk mengirim personil dan tentara ke luar negeri setelah menang dalam Perang Dunia kedua. Sebagai salah satu negara pemenang, Amerika menerapkan politik luar negeri yang menuntut mereka untuk berkomunikasi langsung dengan bangsa-bangsa lain, baik sebagai koloni atau mitra dalam menghadapi lawan. Menyadari pemerlunya kemampuan berkomunikasi dengan orang asing secara lisan dan langsung, mereka mendirikan Army Specialized Teaching Program, yaitu semacam lembaga program pelatihan bahasa untuk para tentara dan personel yang akan ditugaskan ke luar negeri yang penduduknya tidak menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Lembaga ini menggunakan the Army Method, yaitu metode pengajaran bahasa bagi para tentara yang mengutamakan pengembangan keterampilan menggunakan bahasa lisan tanpa harus belajar kaidahnya secara eksplisit. commit to user 47 Pada tahun 1950-an metode mengajar tersebut disempurnakan menjadi ALM. Metode ini didukung oleh teori linguistik struktural dan teori pembelajaran behaviorisme sehingga diterima sebagai metode alternatif yang sangat terkenal ke seluruh dunia. Menurut ALM, pembelajaran bahasa harus dirancang dengan menggunakan alur atau prosedur S Æ R Æ R. Periksa pembahasan model behaviorist pada halaman 21-25. Beberapa prinsip pembelajaran metode ALM yang dirumuskan Prator dan Celce-Murcia dalam Brown, 2001: 23 adalah sebagai berikut. 1 Bahan ajar baru disajikan dalam bentuk dialog. 2 Penerapan tiga kegiatan yang saling terkait: menirukan, menghafalkan dan mengulang-ulang. 3 Bentuk bahasa disusun berdasarkan konsep contrastive analysis dan diajarkan bertahap. 4 Pola kalimat diajarjan dengan latihan yang berulang-ulang. 5 Penjelasan grammar dikurangi sebanyak mungkin. Pengajarannya melalui analogi induktif dan bukan penjelasan deduktif. 6 Pengajaran kosa kata dibatasi dan dilaksanakan dalam konteks. 7 Memaksimalkan pemakaian media rekaman, lab bahasa dan visual aids. 8 Mengutamakan pelatihan pelafalan. 9 Guru hanya diperkenankan menggunakan bahasa ibu sedikit saja. 10 Respon siswa yang benar perlu segera diberi reinforcement. 11 Guru selalu berusaha agar siswa tidak membuat kesalahan berbahasa. commit to user 48 12 Ada kecenderungan mengutamakan bentukan bahasa dan mengesampingkan makna. Metode ini telah banyak diterima dan diterapkan di kelas-kelas bahasa asing di seluruh penjuru dunia. Dukungan media pembelajaran, khususnya laboratorium bahasa dengan kelengkapannya, telah banyak membantu guru mengajarkan bahasa asing dengan menggunakan rekaman ujaran penutur asli. Model pengajaran ini telah banyak menarik perhatian banyak lembaga dan institusi pengajaran bahasa asing karena dinilai sangat tepat dan efektif. Di Eropa berkembang metode pengajaran dengan prinsip yang mirip dengan ALM yang disebut Situational Language Teaching atau SLT. Metode ini mengandalkan pada penciptaan situasi komunikasi sebagai wahana untuk menciptakan situasi pembelajaran yang menyerupai situasi komunikasi yang sesungguhnya. Situasi ini sangat berguna sebagai media penyajian bahan ajar untuk memudahkan proses pembelajaran. Berdasarkan kurikulum yang pernah diterapkan di SMK, metode mengajar ini sangat jarang diterapkan oleh para guru. Selain tidak dicantumkannya dalam kurikulum, pada masa lalu kemampuan berbahasa Inggris lisan bukan merupakan tujuan utama pengajaran Inggris di SMK. Masa kini, ketika semua siswa dituntut untuk memiliki kompetensi berbahasa Inggris lisan semakin tinggi di samping kompetensi berbahasa tulis, masih sedikit sekali guru yang menerapkan metode ini. Saat ini, jumlah SMK yang mampu membeli atau membangun laboratorium bahasa semakin banyak, namun laboratorium tersebut hanya digunakan untuk mengembangkan keterampilan menyimak atau listening karena tuntutan dalam evaluasi belajar dan bukan sebagai media untuk menerapkan prosedur pembelajaran S Æ R Æ R. commit to user 49

d. Total Physical Responses TPR