commit to user
175 229
229 Perbaikan yang dilaksanakan adalah dengan merumuskan sejumlah pertanyaan
yang disajikan serta langkah-langkah penyajiannya. Langkah ini didukung oleh pemakaian media pembelajaran berupa gambar yang sesuai dengan tema unit tersebut.
Dengan media ini interaksi guru-siswa dalam BKOF berjalan dengan lebih terstruktur sehingga dapat berfungsi sebagai lead-in tahap penyajian materi utama.
2. Keterpaduan Kegiatan Pembelajaran
Secara keseluruhan, semua kegiatan pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rancangan. Pencermatan lebih lanjut menunjukkan bahwa ada beberapa task
yang hasilnya belum berfungsi sebagai tahapan untuk mengembangkan task berikutnya. Dengan demikian teridentifikasi adanya kekurangpaduan antar task.
Perbaikan yang dilaksanakan adalah dengan memodifikasi dan mencermati ulang setiap task serta dilakukan penataan ulang urutan sajiannya sehingga kegiatan
pembelajaran dapat mengalir dengan baik sehingga kesenjangan antar task dapat dijembatani. Skenario ini juga didiskusikan dengan guru penyaji untuk mencapai
kesamaan pandangan terhadap hakikat suatu task dan hubungannya dengan task lain dan bagaimana membangun keterpaduan antar kegiatan pembelajaran dalam satu unit
pelajaran.
3. Kurangnya Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan pencermatan penyajian unit pertama dan kedua, progresi kegiatan pembelajaran dinilai berlangsung terlalu cepat. BTW, narasumber dari SMK 1 Depok,
menilai ketika siswa masih menikmati keterlibatan mereka dalam suatu kegiatan pembelajaran, mereka dipaksa harus berganti kegiatan yang lain. Terlalu cepatnya
pergantian kegiatan pembelajaran ini menyebabkan kurang berkembangnya
commit to user
175 230
230 kompetensi sasaran untuk kegiatan tersebut. Saran yang diberikan adalah menambah
materi pembelajaran dan menambah alokasi waktu pembelajaran untuk memberi kesempatan siswa menuntaskan pengembangan kompetensi sasaran. Saran ini
ditindaklanjuti dengan menambah materi dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, alokasi waktunya juga ditambah. Pada awalnya, satu unit pelajaran dirancang untuk
bahan pembelajaran selama 2 X 45 menit atau dua jam pelajaran. Dengan penambahan materi, alokasi waktu utuk satu unit menjadi 2 X 2 X 45 menit atau
empat jam pelajaran. Dengan perbaikan ini, penyajian unit ketiga dilakukan selama dua kali pertemuan atau dua minggu.
4. Kurangnya Kegiatan Pembelajaran Bentuk Bahasa
Telaah penyajian unit pertama dan kedua menunjukkan bahwa kegiatan pengembangan kompetensi berbahasa lisan dan tertulis kurang diimbangi dengan
kegiatan pengembangan penguasaan lexicogrammar. Perbaikan yang ditempuh adalah menambah kegiatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan unsur
lexicogrammar dalam bentuk language focus beserta latihan mengerjakan soal atau test-taking skills. Selain itu dikembangkan juga task bagi siswa untuk bahan belajar
mandiri.
5. Kurang Tersedianya Media Pembelajaran dan Pemanfaatannya
Telaah penyajian unit pertama dan kedua dalam uji coba menunjukkan bahwa media pembelajaran yang mendukung masih sangat sedikit. Selain itu media yang ada
ini belum dimanfatkan dengan maksimal. Perbaikan kelemahan ini adalah dengan menambah gambar atau ilustrasi serta memaksimalkan pemakaiannya dengan
merancang kegiatan pembelajaran yang sesuai.
commit to user
175 231
231 Sebagai contoh, pada awal penyajian unit 3 disiapkan serangkaian gambar
berdasarkan topik tourism untuk mengembangkan keterampilan bahasa lisan oracy. Dalam penyajiannya, rangkaian media gambar tersebut digunakan untuk
mengembangkan permainan tebak gambar guessing game. Permainan ini terbukti sangat efektif untuk meningkatkan oracy mereka serta meningkatkan tingkat dan
kualitas keterlibatan mereka dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini juga sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan mengerjakan tes TOEIC
khususnya dalam mengerjakan bagian picture description, dan question and answer. Dengan demikian media gambar yang ada dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
dalam proses pembelajaran. Upaya-upaya perbaikan yang dilaksanakan juga dimaknai sangat positif oleh
guru penyaji serta siswa. Dalam wawancara setelah presentasi, guru penyaji menggambarkan bahwa rancangan materi sangat efektif untuk melibatkan siswa ke
dalam kegiatan pembelajaran. Tingginya partisipasi ini mempengaruhi efektifitas kegiatan pengembangan kompetensi bahasa siswa. Hasil tersebut juga dikuatkan oleh
hasil focus group disucssion dengan lima siswi. Mereka mengatakan senang dengan model pengalaman belajar yang telah mereka alami karena kegiatan pembelajaran
tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Hasil tersebut juga tercermin dalam prestasi pembelajaran dengan
menggunakan ketiga unit buku teks tersebut yang selalu meningkat. Indikator perbaikan yang lain adalah meningkatnya kompetensi siswa dalam melakukan unjuk
kerja berdialog di depan kelas. Dalam kegiatan ini siswa mampu membuat teks dengan memodifikasi beberapa informasi dari dialog yang mereka dengan sesuai
dengan kondisi dan konteks yang dialami atau ditemui siswa. Meskipun ada beberapa
commit to user
175 232
232 siswa yang terkadang masih melihat catatan dalam berunjuk kerja, tak seorang pun
yang melakukannya dengan membaca teks. Lancarnya pengembangan oracy membuka jalan pengembangan kompetensi
literacy menjadi lebih efektif. Sesuai dengan prinsip yang diterapkan, kegiatan pengembangan kemampuan oracy dirancang sebagai dasar pengembangan
kemampuan literacy. Berdasarkan tema yang dikembangkan dalam oracy, beberapa task yang dikembangkan dalam literacy tidak membuat beban belajar sulit karena
mereka telah mengenali bagian dari tema tersebut. Hal tersebut juga dikuatkan dengan perancangan kegiatan pre-reading dalam task 1 dari Unit ke tiga, suggestion, yang
berfungsi untuk menuntun siswa mengenali bentuk dan pemakaian susunan atau ungkapan suggestion. Pengenalan yang lebih dalam dan luas dilakukan melalui
penelahan teks dalam kegiatan pengembangan reading sampai dengan kegiatan membuat laporan report yang berisi saran dalam task 6 .
Kemajuan juga dapat dilihat dari kemampuan mengerjakan soal objektif berbasis TOEIC test dan UN. Sebagai kelengkapan pengembangan kompetensi
berbahasa, beberapa task dirancang untuk mengembangkan test-taking skills. Format serta lingkup materi untuk kegiatan ini dikembangkan dari lingkup TOEIC test yang
bersinggungan dengan lingkup KD yang dikembangkan sebagai tema pokok. Test- taking skill dikembangkan dalam kaitan dengan pengembangan keterampilan
berbahasa. Pada langkah warming up penyajian unit ke 3, contohnya, guru menggunakan beberapa gambar untuk menggali pemahaman siswa tentang tema
tourism yang akan disajikan melalui serangkaian tanya-jawab dalam bahasa Inggris. Kegiatan yang dirangang untuk mengembangkan listening dan speaking ini juga
membantu siswa mengenali dan berlatih lebih lanjut soal UN dan TOEIC test khususnya soal picture description dan short conversation. Latihan mengidentifikasi
commit to user
175 233
233 pemakaian unsur lexicogrammar yang salah error recognition yang menjadi salah
satu bagian dalam TOEIC test maupun UN juga dirancang berdasarkan cakupan tema dan atau kompetensi sasaran. Model yang sama juga diterapkan dalam pengembangan
reading. Dengan latihan yang terpadu ini, siswa lebih siap menghadapi tes UN maupun TOEIC test pada akhir kelas XII.
Diagram 5.1 menunjukkan kemajuan siswa dalam melakukan latihan selama uji coba dengan tiga unit prototipe buku teks yang dikembangkan pada tahap ini.
Materi latihan terdiri dari listening, error recognition dan reading yang masing- masing terdiri dari 10 butir tes.
Keterangan : Unit 1 = Leaving and Taking Phone Messages
Unit 2 = Invitation Unit 3 = Suggestion
Diagram 5.1 Perkembangan Prestasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Secara keseluruhan, hasil dan masukan dari uji coba ini menjadi masukan
untuk menyempurnakan prototipe buku teks bahasa Inggris sehingga dapat dengan efektif mengembangkan keempat keterampilan berbahasa dengan terpadu serta dapat
menjadi wahana untuk mempersiapkan siswa menempuh UN maupun tes TOEIC test.
Perkembangan Belajar Siswa
2 4
6 8
10 1
2 3
Un it
Prestasi Belajar
reading error r
listening
commit to user
175 234
234
C. Penyusunan Buku Teks Bahasa Inggris Integratif untuk SMK