1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  atau  terencana  untuk  mewujudkan suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif
mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan  akhlak  mulia,  dan
keterampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa  dan  negara Kurniasih  Sani, 2014: 33.
Pendidikan  adalah  situasi  dimana  manusia  belajar  tentang  arti kehidupan.  Pendidikan  dapat  dibagi  menjadi  dua  yakni  pendidikan  non
formal  dan  pendidikan  formal.  Pendidikan  non  formal  adalah  pendidikan berupa  pengalaman  yang  terjadi  setiap  hari  di  lingkungan  tempat  tinggal
manusia.  Pendidikan  formal  adalah  pendidikan  yang  dilakukan  di  sekolah. Pendidikan di sekolah dilakukan secara terstruktur dan mempunyai aturannya
yang  harus  dipatuhi  oleh  warga  sekolah.  Salah  satu  aturan  tersebut  adalah kurikulum  sekolah.  Jadi  sebelum  mengajar  guru-guru  perlu  mempelajari
kurikulum  yang  berlaku,  sehingga  pengajaran  dilakukan  sesuai  dengan kurikulum yang ada.
Daryanto  2014:  1  mengemukakan  bahwa  secara  konseptual kurikulum  adalah  suatu  respon  pendidikan  terhadap  kebutuhan  masyarakat
1
dan bangsa dalam membangun  generasi  muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum  adalah  rancangan  pendidikan  yang  memberi  kesempatan  peserta
didik  untuk  mengembangkan  potensi  dirinya  dalam  suatu  suasana  belajar yang  menyenangkan  dan  sesuai  dengan  kemampuan  dirinya  untuk  memiliki
kualitas  yang  diinginkan  masyarakat  dan  bangsanya.  Secara  yuridis kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan pada dasar filosofis
bangsa  dan  keputusan  yuridis  dibidang  pendidikan.  Menteri  Pendidikan  dan Kebudayaan,  Prof.  Ir.  Muhammad  Nuh  mengatakan  bahwa  kurikulum  2013
lebih  ditekankankan  pada  kompetensi  dengan  pemikiran  berbasis  sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kurinasih  Sani, 2014: 21.
Usaha  yang  dilakukan  untuk  mewujudkan  suasana  belajar  yang menyenangkan di  dalam kurikulum 2013, menteri  pendidikan menganjurkan
guru-guru untuk mendesain media pembelajaran agar siswa lebih memahami materi  yang  diajarkan.  Hal  ini  dikarenakan  siswa  sekolah  dasar  pikirannya
masih  sangat  polos,  sehingga  jika  pembelajaran  di  kelas  guru  melibatkkan siswa  juga,  maka  siswa  akan  terus  mengingat  pembelajaran  itu  berada  di
tingkat pendidikan berikutnya. Pembelajaran yang dilakukan satu arah belum tentu  dapat  menarik  minat  siswa  seluruh  kelas.  Maka  dari  itu,  penggunaan
media pembelajaran akan membuat siswa tertarik untuk belajar. Media sangat diperlukan  dalam  proses  pembelajaran  karena  mempunyai  kemampuan  atau
kompetensi yang dapat dimanfaatkan. Media yang efektif adalah media yang mampu  mengomunikasikan  sesuatu  yang  ingin  disampaikan  oleh  pemberi
pesan kepada penerima pesan Sudjana, 2005: 15. Seiring  perkembangan  teknologi  dibidang  komunikasi  dan  informasi
informasi  and  communication  technologiesICT  saat  ini  dominasi  guru PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagai  sumber  belajar  sedikit  bergeser  Rosyanda    Syaf,  2013:  159. Informatin  and  Communicaton  Technologies  ICT  atau  dalam  bahasa
Indonesia disebut dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK adalah alat-alat seperti radio, televisi, handphone dan komputer. Media pembelajaran
berbasis  ICT  adalah  media  yang  didesain  menggunakan  perangkat  lunak komputer dengan sedemikian rupa sehingga dapat menarik minat siswa untuk
belajar.  Media  ICT  yang  dimaksud  merupakan  powerpoint  interaktif  yang berisikan  materi  dan  soal-soal  yang  terkait  dengan  tema  dan  subtema  yang
digunakan,  diberi  animasi  dan  background  yang  menarik  serta  video  yang sesuai  dan  link  agar  siswa  lebih  terlibat  aktif  dalam  pembelajaran.
Penggunaan  media  pembelajaran  berbasis  ICT  mempunyai  hubungan  yang signifikan  dengan  bidang  di  pelbagai  kecerdasan  atau  multiple  intelligences
yang  bersifat  budaya  pembelajaran  yang  tidak  lagi  terikat  kepada pembelajaran konvensional.    Dengan demikian  media pembelajaran berbasis
ICT  adalah  alat  penyampaian  pesan  yang  didesain  menggunakan  alat teknologi  informasi  dan  komunikasi,  agar  dapat  membantu  memperjelas
materi yang diajarkan di dalam proses pembelajaran dalam kelas. Berdasarkan  hasil  wawancara  yang  dilakukan  pada  tanggal  9  Juli
2015  dengan  Ibu  ‘S’  selaku  wali  kelas  IV  SDN  Kalasan  Baru,  beliau mengatakan  bahwa  kurikulum  2013  sangat  baik  untuk  diterapkan  di
sekolah dasar. Hal ini dikarenakan dapat memperkaya siswa dengan materi yang sebenarnya atau materi  yang sesuai dengan kehidupan nyata. Beliau
juga  mengatakan  bahwa  kurikulum  2013  lebih  baik  dan  hasilnya  juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memuaskan  jika  dibandingkan  dengan  Kurikulum  Tingkat  Satuan Pendidikan KTSP. Beliau sudah berusaha mengajar secara utuh dari K1
sampai  K4  walaupun  itu  belum  secara  maksimal  diajarkan,  dan  tujuan pembelajaran  yang  dibuat  memang  untuk  pembentukan  karakter  siswa.
Pada  awal  menerapkan  kurikulum  2013,  beliau  mengalami  kesulitan, karena  adaptasi  dari  siswa  masih  susah.  Siswa  belum  terbiasa  menerima
pelajaran yang holistik. Terkait  media  pembelajaran,  Ibu  S  mengatakan  itu  merupakan
hambatan  yang  dialami  guru,  karena  keterbatasan  waktu  guru  dalam membuat  media  pembelajaran.  Oleh  karena  itu,  media  yang  biasa
digunakan adalah gambar yang di peroleh dari internet yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Jika media yang akan digunakan bisa dibawa siswa,
maka  beliau  meminta  siswa  untuk  membawanya  dari  rumah.  Pengunaaan media  pembelajaran  IT  di  SDN  Kalasan  1  masih  sangat  minim.  Hal  ini
dikarenakan  pengalaman  guru  terkait  alat  teknologi  masih  kurang.  Guru- guru muda pun tidak semuanya memahami tentang  alat teknologi,  karena
itu  bukan  spesifikasinya.  Jadi  di  SDN  Kalasan  1  hanya  mempunyai  25 persediaan  media  pembelajaran.  Dengan  demikian  guru
–  guru  di  SDN Kalasan  1  masih  menggunakan  media  seadanya  saja,  intinya  siswa  dapat
memahami materi yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar di
dalam  kelas,  sesungguhnya  sangat  bagus  menurut  beliau.  Hal  ini dikarenakan  dapat  membantu  siswa  dalam  memahami  materi  yang
diajarkan.  Apalagi  jika  media  yang  digunakan  adalah  media  yang  berbau teknologi  informasi.  Sesuai  dengan  perkembangan  jaman  di  masa  kini,
siswa  sekolah  dasar  pun  sangat  antusias  untuk  belajar  menggunakan teknologi  informasi  yang  sedang  berkembang  dengan  marak-maraknya.
Kurangnya kepercayaan dari orang tua terhadap anak untuk membawa alat teknologi tersebut ke sekolah juga merupakan salah satu kendala bagi guru
dalam  menerapkan  media  ICT.  Padahal  jika  dalam  penggunaan  alat-alat teknologi juga melibatkan siswa, Ibu S mengatakan mungkin pembelajaran
akan  dapat  terselesaikan  tepat  waktu.  Siswa  bisa  belajar  mencari  tahu sendiri  atau  mencoba  mempraktikkan  melalui  alat  teknologi  yang
dimilikinya. Dengan  demikian,  berdasarkan  masalah  yang  dipaparkan  diatas,
peneliti  mencoba  memberi  solusi  permasalahan  dengan  mengembangkan Media  Berbasis  ICT  Mengacu  Kurikulum  2013  Pada  Subtema
Pemanfaatan Energi Untuk Siswa Kelas IV SD Kalasan 1.
B. Rumusan Masalah