digunakan dapat berupa lembar penilaian antar peserta didik Kurinasih dan Berlin, 2014: 53.
5 Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasl pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara
kronologis Kurinasih dan Berlin, 2013: 54.
f. Pendekatan Tematik Integratif
1 Pengertian pembelajaran tematik integratif
Model pembelajaran tematik integratif PTT atau integrated thematic instruction ITI dikembangkan pertama kali
pada awal tahun 1970-an. Belakangan PTT diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif highly effective teaching
model, karena mampu mewadahi dan menyentuh secara integratif dimensi emosi, fisik dan akademik di dalam kelas atau di
lingkungan sekolah. Model PTT ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas
memori peserta didik enhance learning and increase long-term memory capabilities of leaners untuk waktu yang panjang Majid,
2014: 117. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran tematik terpadu adalah salah satu bentuk atau model dari pembelajaran terpadu yaitu model terjala webbed. Inti
dari model ini menekankan pada pola pengorganisasian materi yang terintegrasi dipadukan oleh suatu tema.
2 Kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik
a Kelebihan
Majid 2014: 129 mengemukakan bahwa pembelajaran integratif memiliki kelebihan sebagai berikut:
1 Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik akan
selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak. 2
Kegiatan yang dipilih dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
3 Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi peserta
didik sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4 Pembelajaran
integratif menumbuhkembangkan
keterampilan berfikir dan sosial peserta didik. 5
Pembelajaran integratif menyajikan kegiatan yang
bersifat pragmatis dengan permasalahan yang sering ditemui dalam kehidupanlingkungan riil peserta didik.
6 Jika pembelajaran integratif dirancang bersama, dapat
meningkatkan kerja sama antar guru bidang studi terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, peserta didikguru dengan narasumber sehingga belajar lebih menyenangkan, belajar dalam
situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna. b
Kekurangan Majid 2014: 130 mengatakan bahwa pembelajaran
memiliki kekurangan sebagai berikut: 1
Aspek guru Guru harus berwawasan luas memiliki kreativitas
tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan
mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan
bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu. 2
Aspek peserta didik Pembelajaran integratif menuntut kemampuan belajar
peserta didik yang lebih ”baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini
terjadi karena
model pembelajaran
integratif menekankan pada kemampuan analitik mengurai,
kemampuan asosiatif
menghubung-hubungkan, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan eksploratif dan elaboratif menemukan dan menggali.
3 Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran integratif memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan
bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya dan mempermudah
pengembangan wawasan. 4
Aspek kurikulum Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik bukan pada pebncapaian target penyampaikan materi. Guru
perlum diberi kewenangan dalam mengembangkan materi
dan metode,
penilaian keberhasilan
pembelajaran peserta didik. 5
Aspek penilaian Pembelajaran integratif membutuhkan cara penilaian
yang menyeluruh komprehensif, yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa
bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik
dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi
dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
3 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Kurniawan 2014: 95 mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu: tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a Berpusat pada anak. Dalam proses pembelajaran, anak
menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran. b
Memberi pengalaman langsung. Dalam pembelajaran tematik,
sejauh mungkin
diupayakan memberikan
pengalaman langsung atas materi belajar. c
Pemisahan mata pelajaran tidak jelas. Terjadi fusi atau integrasi sejumlah mata pelajaran yang dibahas, sesuai
dengan kebutuhan dan tema. d
Penyajian berbagai konsep mata pelajaran dalam satu proses pembelajaran. Karenanya adanya tema dan pembahasan
memerlukan penjelasan dari berbagai sudut pandang, maka dengan sendirinya akan terjadi penyajian konsep yang
bersamaan dari beberapa mata pelajaran. e
Fleksibel. Artinya tidak mengikuti pola bahasan yang ada pada struktur mata pelajaran, penggunaan tema yang bisa
bervariasi, dalam pemilihan dan penggunaan media dan metode pembelajaran.
f Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan
anak. Karena
pembelajaran disesuaikan
dengan karakteristik siswa.
Menurut Depdiknas dalam Trianto 2010: 91 pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain: 1 pengalaman
dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar, 2 kegiatan-kegiatan yang
dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, 3 kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama, 4 membantu mengembangkan keterampilan
berpikir siswa, 5 menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa
dalam lingkungannya, dan 6 mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap
terhadap gagasan orang lain. 4
Pelaksanaan dalam pembelajaran a
Menentukkan tema Dalam menentukan tema, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1
Mempelajari standar kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan
dengan menentukan tema yang sesuai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Menetapkan
terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Untuk menentukan tema tersebut, guru
bekerrja sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
b Prinsip penentuan tema
Adapun prinsip-prinsip
yang digunakan
dalam nenentukan tema antara lain sebagai berikut:
1 Memperhatikan
lingkungan yang terdekat dengan siswa.
2 Dari yang termudah menuju yang sulit.
3 Dari yang sederhana menuju yang kompleks.
4 Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
5 Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya
proses berpikir dari siswa. 6
Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa termasuk, minat, kebutuhan dan
kemampuannya. c
Menetapkan jaring tema Jaring tema dibuat untuk menghubungkan kompetensi
dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Melalui jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antartema, kompetensi dasar,
dan indikator dari setiap mata pelajaran. jaringan tema ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema Hosnan, 2014:366.
g. Pendekatan Saintifik