18 7. That vocational education will be effective in proportion as
the instructor has successful experience in the application of skill and knowledge to the operation and processes he
undertakes to teach . Pendidikan kejuruan yang efektif apabila
instruktur telah mempunyai pengalaman yang berhasil di dalam menerapkan ketrampilan dan pengetahuan mengenai
operasi dan proses
8. For every occupation there is a minimum of productive ability which an individual must possess in order to secure or retain
employment in that occupation. If vocational education is not carried to that point with that individual, it is neither
personally nor socially effective . Untuk setiap jenis pekerjaan,
indidividu minimum harus memiliki kemampuan berproduksi agar bisa mempertahankan diri sbg karyawan pd pekerjaan tsb
9. Vocational education must recognize condition as they are and must train individuals to meet more efficient ways of
conducting the occupation may be known and that better working condition are highly desirable
. Pendidikan kejuruan harus memahami posisinya di masyarakat, melatih individu
untuk memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan menciptakan kondisi kerja yang lebih baik
10. The effective establishment of process habits in any leaner will be secured proportion as the training is given on actual jobs
and not on exercises or pseudo jobs . Kebiasaan kerja akan
terjadi, apabila pendidikan kejuruan memberi pelatihan dengan pekerjaan yang nyata, dan bukan sekedar pekerjaan
untuk latihan atau pekerjaan yang bersifat tiruan.
11. The only reliable source of content for specific training in an occupation is in the experience of master of that occupation
. Hanya dengan memberi pelatihan yang bersumber dari dunia
kerja yang konsisten, meraka akan memiliki pengalaman tuntas dalam pekerjaan
12. For every occupation there is a body of content which is peculiar to that occupation and which practically has no
functioning value in any other occupation . Untuk setiap jenis
pekerjaan, terdapat saytu batang tubuh isi, satu materi yang sangat tepat untuk satu jenis pekerjaan, belum tentu cocok
untuk pekerjaan yg lain
19 13. Vocational education will render efficient social service in
proportion as it needs the specific training needs of any group at the time that they need it and in such a way that they
can most effectively profit by the instruction. Pendidikan
kejuruan akan menuju pada pelayanan sosial yang efisien apabila diselenggarakan dan diberikan pada manusia yang
pada saat itu memerlukan dan mareka mendapat keuntunga dari program tersebut.
14. Vocational education will be socially efficient in proportion as in its methods of instruction and its personal relation with
learner it take into consideration the particular characteristic of any particular group which it serves
. Pendidikan kejuruan secara sosial akan efisien apabia metode pembelajaran
memperhatikan kepribadian siswa dan karakteristik kelompok yang dilayani
15. The administration of vocational education will be efficient in proportion as its is elastic and fluid rather than rigid and
standardized . Administrasi dalam pendisikan kejuruan akan
efisien bila dilaksanakan dengan fleksibel, dinamis dan tidak kaku
16. While every reasonable effort should be made to reduce per capita cost , there is a minimum below which effective
vocational education cannot be given, and if the course does not permit of this minimum of per capita cost, vocational
education shoul not be attempted . Walaupun setiap usaha
perlu dilaksanakan sehemat mungkin, pembiayaan pendidkan kejuruan yg kurang dari batas minimum tidak bisa
dilaksanakan secara efektif, dan jika pengajaran tidak bisa menjangkau biaya minimumnya, sebaiknya pendidikan
kejuruan tidak perlu dilaksanakan.
20
BAB II PEMBELAJARAN PADA
PENDIDIKAN KEJURUAN
Pada saat ini kita hidup di era ekonomi berbasis pengetahuan knowledge-based economy
, yang dihadapkan dengan perubahan struktur industri, masyarakat, diversifikasi nilai-nilai sosial,
munculnya pendekatan pembelajaran multistrategi, pergeseran dalam pendekatan pembelajaran, dan penghargaan sosial untuk
kecepatan dan nilai-nilai, sehingga siswa tidak hanya mengandalkan apa yang telah mereka pelajari dari sekolah. Oleh
karena itu menurut Rau et al. 2006, pendidikan di era seperti sekarang adalah bagaimana mengembangkan kemampuan siswa
dalam “learning how to learn” dan relearning serta membawa kemampuan belajar seumur hidup peserta didik untuk menjadi isu
penting dalam pendidikan kejuruan. Lebih lanjut Rau et al. 2006 memberikan penjelasan bahwa
dalam era ekonomi berbasis pengetahuan, kurikulum yang ideal untuk pendidikan kejuruan harus memiliki fitur berikut dan
didukung langkah-langkah: 1 struktur kurikulum yang fleksibel, 2 bahan ajar yang menarik, 3 pendekatan pengajaran yang
beragam, 4 menggunakan mekanisme penilaian berbasis kompetensi, dan 5 akses yang mudah untuk mengikuti program
pelatihan guru lanjutan. Di samping itu proses belajar mengajar hendaklah dilakukan dengan menitikberatkan pada: 1
fleksibilitas, 2 kemampuan beradaptasi, dan 3 pencapaian kompetensi peserta didik.
Proses pembelajaran di pendidikan kejuruan juga harus dilakukan dengan mengedepankan aspek penguasaan teknologi
informasi dan komunikasi ICT. Kita tahu bahwa di abad ke 21 ini, manusia mampu bergerak tanpa dibatasi oleh wilayah teritori
suatu negara, di mana pengetahuan mampu ditransformasikan secara cepat, sehingga siapapun yang mampu menguasai informasi
akan menjadi pemenang Hsiung, 2000. Hal ini menuntut penyesuaian yang cepat pada budaya school culture belajar dunia
21 pendidikan kita untuk berubah, termasuk pendidikan kejuruan di
Indonesia harus berubah. Proses pembelajaran pada pendidikan kejuruan sejatinya
harus diarahkan pada pemberian pengalaman belajar learning experience
yang bermakna, sehingga dihasilkan lulusan yang kompeten dan tidak sekedar berkutat pada seberapa tinggi
pendapatan yang diperoleh setelah peserta didik lulus atau permasalahan ketenagakerjaan yang akan muncul setelah mereka
lulus dari sekolah.
Menurut European Centre for the Development of Vocational Training Cedefop, 2011
, pada penelitian mereka yang berjudul “Vocational education and training is good for you: The social
benefits of VET for individuals”, pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh dari sekolah merupakan suatu aspek yang penting
dengan pertimbangan: 1. adanya perubahan langsung dan cepat sebagai hasil dari
pengalaman belajar peserta didik. Setiap Individu yang terlibat dalam belajar dapat memperoleh keterampilan dan
pengetahuan, serta mampu meningkatkan kapasitas peserta didik yang pada prinsipnya memungkinkan proses
pengambilan keputusan yang lebih efisien untuk berbagai aspek kehidupan mereka termasuk kesehatan, keluarga,
keterlibatan dalam masyarakat dan partisipasi sosial.
2. pada konteks pembelajaran, peserta didik dalam lembaga pendidikan kejuruan dapat membentuk kelompok sosial baru,
memodifikasi jaringan sosial sebelumnya, dan membentuk hubungan dengan guru atau instruktur tutor. Jaringan ini
dapat meningkatkan ikatan antar individu peserta didik dan menjembatani terbentuknya sosial kapital.
3. pengalaman belajar yang positif dapat dijadikan potensi untuk mengatasi kesenjangan struktur sosial. Struktur mengacu
pada faktor-faktor seperti sosial, etnis, jender, dan agama yang mempengaruhi opportunities setiap individu.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengalaman belajar yang diperoleh dari pendidikan kejuruan perlu diarahkan pada pengembangan kapasitas individu untuk
menemukan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, serta mampu meningkatkan kebiasaan pengarahan
22 diri sendiri self directing peserta didik, sekaligus potensi untuk
menghasilkan manfaat non-ekonomi. Menurut Cedefop 2011, pembelajaran pada pendidikan
kejuruan VET yang terbukti memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik setelah mereka kembali ke masyarakat adalah
pembelajaran yang terkait dengan: 1. isi pembelajaran content of learning;
2.
dampak pada keterampilan dan kompetensi peserta didik impact on skills and competences;
3. hubungan dengan individu lain relationships with other individuals;
4. pengakuan atas prestasi recognition of achievement; 5. potensi untuk kemajuan pendidikan potential for educational
progression; 6. potensi untuk sukses di pasar tenaga kerja potential for
success in the labour market. Fitur-fitur tersebut sebetulnya tidaklah terpisah antara satu
dengan yang lain. Seperti fitur isi pembelajaran, tentu sangat terkait dengan pencapaian keterampilan dan kompetensi yang
dicapai oleh peserta didik, demikian juga keterampilan dan kompetensi yang dicapai senantiasa melibatkan individu lain
dalam satu satuan pembelajaran. Di dalam pembelajaran pendidikan kejuruan, situasi dan kondisi pembelajaran khususnya
pembelajaran praktik, seharusnya dilakukan dengan metode, strategi, teknik yang mirip dengan dunia kerja sesungguhnya.
Antar individu peserta didik dilatih untuk bekerja sama dalam satu tim yang kuat dalam rangka mewujudkan suatu bentuk
pekerjaanproduk tertentu sebagai pencapaian akhir suatu pembelajaran praktik.
Apa yang dirumuskan oleh Cedefop tersebut oleh Kelly dan Price 2009, pernah melakukan penelitian pada pendidikan
kejuruan VET di Amerika Serikat. Beberapa hasil penelitian Kelly dan Price antara lain adalah: 1 VET adalah sebuah pilihan,
sehingga meningkatkan keterlibatan antara sekolah dengan aktivitas dunia kerja dapat meningkatkan motivasi dan
kemampuan individu; 2 VET adalah jalur karier, sehingga hal ini terkait dengan kesempatan kerja di masa depan; 3 VET
mengandung unsur pembelajaran eksperimental di kelas, yang