PERENCANAAN KURIKULUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

387 Menurut panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kurikulum adalah: 1 berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2 beragam dan terpadu; 3 tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4 relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5 menyeluruh dan berkesinambungan; 6 belajar sepanjang hayat; 7 seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Beberapa prinsip perencanaan kurikulum yang diuraikan di atas memiliki banyak persamaan. Berdasarkan kajian tersebut, perencanaan kurikulum yang ideal perlu mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu:

1. Berorientasi pada kebutuhan dan potensi siswa

Kurikulum yang ditawarkan perlu mempertimbangkan variasi karakteristik siswa dan tuntutan kompetensi lulusan yang akan disiapkan. Pengembangan kompetensi lulusan disesuaikan dengan potensi belajar siswa, perkembangan kejiwaan, kebutuhan pengguna lulusan, kepentingan peserta didik dan tuntutan lingkungan. Perencanaan kurikulum perlu mempertimbangkan perbedaan karakteristik siswa yang berasal dari kondisi daerah, jenjang serta jenis pendidikan, agama, suku, budaya adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.

2. Fleksibel terhadap perubahan tuntutan dunia kerja

Kurikulum sekolah kejuruan merupakan kurikulum yang dinamik, oleh sebab itu kurikulum sebaiknya mampu merespon perubahan tuntutan kualifikasi tenaga kerja di dunia kerja. Ciri utama kurikulum pendidikan kejuruan adalah pada kelenturannya untuk berubah sesuai dengan tuntutan kompetensi pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang terus berubah. Penyusunan kurikulum dirancang berdasarkan informasi data kebutuhan tenaga kerja di lapangan. Prinsip ini menjamin kurikulum mempunyai feasibilitas tinggi untuk dilaksanakan karena kompetensi yang disiapkan oleh sekolah benar-benar sesuai dengan kompetensi 388 yang dibutuhkan dunia kerja. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

3. Melibatkan berbagai nara sumber secara terbuka

Kurikulum yang akan ditawarkan perlu dikomunikasikan secara terang-terangan oleh penyelenggara pendidikan kepada guru, siswa, orangtua siswa, dan pengguna tenaga kerja yang tergabung dalam komite sekolah. Kompetensi lulusan yang ingin dicapai melalui implementasi kurikulum sekolah merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah dan komite sekolah, oleh sebab itu perancangan kurikulum yang tranparan dapat membantu meringankan beban dan tanggungjawab sekolah terhadap dampak yang tidak diinginkan. Tranparansi perancangan kurikulum juga memudahkan untuk melakukan pengontrolan selama implementasi, baik dari pihak lembaga maupun pengguna. Pengembangan kurikulum yang dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan stakeholders menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

4. Berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. Kurikulum dapat menimbulkan resolusi konflik isi antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lain atau antara jenjang pendidikan sebelum dengan jenjang pendidikan sesudahnya. Oleh sebab itu, kurikulum perlu dirancang secara terpadu untuk menghindari konflik dan untuk meningkatkan artikulasi atau kesinambungan antar sukuensi tingkat kesulitan maupun kedalaman isi materi. Judul mata pelajaran boleh sama, tetapi isi pembelajaran menunjukkan ada kesinambungan dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Artikulasi kurikulum dapat 389 mengurangi pengulangan isi kurikulum pada tingkat pendidikan yang berbeda.

5. Realistik untuk dilaksanakan

Kurikulum dirancang secara realistik, dengan mempertimbangkan ketersediaan SDM, sarana dan prasarana, biaya, sumber belajar dan lain-lain. Kurikulum yang realistik juga berorientasi pada siswa, mengakomodasi variasi gaya belajar siswa dan dapat dievaluasi secara periodik sesuai dengan prosedur akreditasi.

6. Futuristik atau berorientasi ke masa depan

Kurikulum berorientasi ke masa depan karena apa yang dibutuhkan saat sekarang belum tentu dibutuhkan pada masa yang akan datang. Keputusan yang berhubungan dengan program kurikuler dan isi berorientasi ke masa depan karena di masyarakat teknologi sangat cepat berubah.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan

kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Perencanaan kurikulum dapat menggunakan beberapa strategi. Salah satu strategi yang dapat diambil antara lain adalah menggunakan managemen berbasis sekolah atau lembaga. Managemen berbasis sekolah MBS memberi peluang kepada kepala sekolah dan guru untuk menggunakan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman kerja mereka dalam mencari solusi terbaik ketika dihadapakan pada permasalahan kurikulum yang akan dipecahkan. Finch 1999 membuat diagram proses pengembangan kurikulum melalui tiga tahapan yaitu tahap perencanaan kurikulum, penetapan isi kurikulum dan penerapan kurikulum. Proses pengembangan kurikulum yang disampaikan oleh Finch dapat diterapkan dalam dalam kontek yang sempit yaitu pada mata pelajaran. Proses pengembangan kurikulum menurut Finch dapat dilihat pada Tabel 8.4. 390 McCune 1986, memberi contoh pengembangan kurikulum dalam konteks yang lebih luas yaitu pada cakupan organisasi sekolah. Tahap-tahap pengembangan kurikulum menurut McCune meliputi: 1. Pemahaman tentang kekuatan ekternal atau perubahan yang relevan 2. Menilai kapasitas organisasi 3. Mengembangkan sebuah visi misi yang diinginkan kemudian merencanakan strategi untuk menindaklanjuti pencapaian misinya 4. Mengembangkan tujuan, sasaran dan rencana yang akan mengubah dari kondisi yang ada saat ini ke kondisi yang diinginkan. 5. Mengimplementasikan rencana yang dikembangkan 6. Melihat kembali kemajuan, memecahkan masalah dan memperbaharui rencana selama implemetasi. Tabel 8. 3. Proses Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknik dan Kejuruan PERENCANAAN KURIKULUM PENETAPAN ISI KURIKULUM PENERAPAN KURIKULUM Menetapkan proses pengambilan keputusan Mengumpulkan dan menilai data yang berhubungan dengan sekolah Mengumpulkan dan menilai data yang berhubungan dengan masyarakat Menggunakan strategi untuk menentukan isi Membuat keputusan isi kurikulum Mengembangkan tujuan kurikulum Mengidentifikasi dan memilih materi Mengembangkan materi Memilih strategi penyampaian Mengevaluasi kurikulum Dua model pengembangan kurikulum yang telah dikemukakan oleh Finch dan McCune dapat diterapkan pada kasus yang berbeda. Sebelum menetapkan isi kurikulum, perancang kurikulum perlu menganalisis input yang ada dan output yang diharapkan, mengidentifikasi sumber sumber yang menjadi 391 kekuatan internal maupun eksternal. Setelah rancangan isi ditetapkan, tahap berikutnya adalah memvalidasi rancangan dan menyusun strategi untuk mengimplementasikan rancangan. Pada saat implementasi perlu dilakukan memonitoring dan evaluasi pelaksanaan kurikulum untuk mengatasi permasalahan yang muncul dan membuat perbaikan rancangan. Contoh prosedur pengembangan kurikulum yang lebih umum untuk semua situasi dapat diikuti sesuai Gambar 8.2 Gambar 8. 2. Diagram Alir Pengembangan Kurikulum

D. IMPLEMENTASI KURIKULUM

Kurikulum diimplementasikan dalam bentuk kurikulum mata pelajaran dan silabus. Kurikulum mata pelajaran digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar per satuan pelajaran yang berisi identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian, dan materi pokok. Silabus Resources Dunia kerja Siswa Perancangan Kurikulum Rasional Visi dan Misi Kompetensi Isi Kurikulum Strategi Analisis kebutuhan Implementasi Validasi Monitoring dan Evaluasi 392 merupakan penjabaran kurikulum mata pelajaran yang digunakan sebagai pengendali kegiatan pembelajaran per satuan topik. Kurikulum mata pelajaran dikembangkan berdasarkan pengkajian standar kompetensi lulusan SKL per-mata pelajaran dan sub kompetensi yang menjadi bagian kompetensi utama mata pelajaran. Standar kompetensi ditetapkan sesuai dengan pedoman sertifikasi kompetensi kerja nasional SKKN. Jenis pekerjaan yang belum memiliki standar kompetensi dapat mengacu pada standar kompetensi yang berlaku di dunia internasional atau regional atau nasional yang telah diverifikasi oleh BNSP. Langkah-langkah penyusunan kurikulum melalui pengkajian kompetensi mata pelajaran dapat dilihat di Gambar 8.3. Gambar 8. 3. Langkah-langkah Penyusunan Kompetensi Rancangan isi kurikulum mata pelajaran pada level perancang kurikulum perlu dirumuskan mulai dari rasional yang melatarbelakangi mata pelajaran tersebut perlu diselenggarakan, tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran. Rancangan isi kurikulum mata pelajaran selanjutnya memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pada level pelaksana, kurikulum mata pelajaran mengambil isi standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian menyusun indikator dan materi pokok. Contoh PENGKAJIAN Standar Kompetensi Lulusan SKLSKKNI SMK SKL Kelompok Mata Pelajaran SKL Mata Pelajaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar 393 perancangan kurikulum mata pelajaran dapat disimak pada paparan berikut. Contoh: Rancangan Kurikulum Mata Pelajaran Kewirausahaan

A. Latar Belakang

Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan pada dasarnya mencakup pengembangan aspek-aspek moral, akhlak, budi- pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Adapun pengembangan aspek-aspek tersebut, bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup, yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi dasar untuk bertahan hidup, serta mampu menyesuaikan diri agar berhasil dalam kehidupan bermasyarakat. Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Kewirausahaan berfungsi sebagai acuan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum pada dasarnya disesuaikan dengan potensi dan karakteristik daerah masing-masing. Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan peserta didik. Berkaitan dengan hal tersebut, peserta didik dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali peserta didik agar dapat berusaha secara mandiri.

B. Tujuan

Mata pelajaran Kewirausahaan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami dunia usaha dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan masyarakat 2. Berwirausaha dalam bidangnya 3. Menerapkan perilaku kerja prestatif dalam kehidupannya 4. Mengaktualisasikan sikap dan perilaku wirausaha.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Kewirausahaan di SMKMAK meliputi aspek-aspek sebagai berikut.