Kompetensi Guru SMK KOMPETENSI GURU SMK

49 social and academic content butir 7 sd 10 dan professional identity butir 11 dan 12. Hal ini dapat diberikan penjelasan sebagai berikut.

1. KOMPETENSI 1:

To act as a professional intheritor, critic and interpreter of knowledge or culture when teaching students. Bertindak sebagai seorang pewaris profesional, kritikus, dan ahli pengetahuan atau budaya saat mengajarkan siswa Pendekatan budaya dalam mengajar merupakan salah satu dari dua orientasi umum dalam kompetensi ini. Budaya harus mampu menyerap semua inti darikompetensi profesional guru. Sebagai hasilnya, fitur-fitur yang dijelaskan dalam kompetensi ini harus banyak mengandung referensi eksplisit mengenai beberapa aspek budaya. Budaya tersebut antara lain adalah budaya sekunder. Budaya Sekunder jelas hadir dalam isi program. Program ini menjelaskan tentang sudut pandang lain yang memungkinkan siswa untuk memahami berbagai aspek dunia dan jarak dari budaya primer mereka.

1. Gambaran kompetensi Profesional

a. Menempatkan tolok ukur dasar dalam mata pelajaran dan titik pemahaman konsep, dalil, dan metode agar dapat memberikan fasilitas yang bermanfaat guna pembelajaran yang mendalam kepada siswa Guru harus memainkan peran sebagai perantara budaya Zakhartchouk 1999 dan juga mampu menyusun program pengetahuan budaya sekunder, baik dalam tingkat universitas maupun tingkat sekolah sehingga siswa dapat memahaminya. Mereka harus mendukung siswa saat mereka belajar. Mereka harus mampu menempatkan para kontribusi tingkat universitas untuk memahami mata pelajaran khusus yang menyangkut isi program, sehingga dapat membangun hubungan antara pengetahuan mata pelajaran khusus dan pengetahuan dari masing-masing tingkatan sekolah. Dengan 50 demikian guru harus bertindak sebagai pewaris atau dengan kata lain mereka harus memahami dan menerjemahkan bagian-bagian yang mendasar, konsep, dalil dan metode. Jika guru mengadopsi pendekatan budaya dalam pembelajaran atau mengajar mata pelajaran dengan sudut pandang budaya, maka mereka harus memiliki pengetahuan mata pelajaran khusus yang lebih luas dari elemen-elemen yang mereka miliki dalam mengajar dalam program ini. Pendekatan seperti ini tidak hanya memerlukan penguasaan unsur isi program, tetapi juga penguasaan dalam bentuk horisontal dan vertikal. b. Mengadopsi pendekatan kritis pada materi pelajara. Budaya sekunder yang diwariskan oleh guru dapat memberikan mereka memahami dan membuat signifikan bagi siswanya. Hal ini juga dapat memungkinkan mereka untuk mengambil pendekatan kritis dalam menghadapi permasalahan mata pelajaran dan isi pelajaran. Sebuah pendekatan kritis berarti bahwa guru harus menilai laporan yang terkandung dalam mata pelajaran dan program, serta memperkirakan dampak- dampak yang terjadi di dalam kelas. Pengajaran budaya memerlukan pemahaman asal-usul dan epistemologi dari suatu mata pelajaran. Di dalam kelas, para guru harus mampu menerapkan situasi belajar-mengajar yang memungkinkan beragam kelompok siswa untuk memahami mata pelajaran tertentu. Ini bertujuan mengembangkan kompetensi guru agar dapat membangun hubungan antara mata pelajaran mereka sendiri dan mata pelajaran lain dan mengadopsikannya ke dalam ke pendekatan interdisipliner. c. Membangun hubungan antara budaya sekunder yang ditetapkan dalam program dan budaya sekunder dari siswa Guru memainkan perannya sebagai penafsir budaya bagi siswanya yang menjalin hubungan antara budaya sekunder yang telah ditetapkan dalam program dan budaya sekunder dari siswa. Untuk melakukan hal tersebut, guru harus mencoba mengerterkaitkan para siswa dengan obyek dari budaya tersebut. Mereka harus mampu menerapkan situasi belajarmengajar yang dapat memungkinkan para 51 siswa untuk sadar akan budaya primer mereka dari prasangka mereka mengenai obyek budaya. Dengan mempertimbangkan hal lain, guru harus mampu mengatasi kegiatan belajar dan mengajar dari sudut pandang budaya. Pengapdosian pedagogik berfokus pada kebutuhan siswa dan tertutup untuk kebutuhan dunia disekitarnya. Guru harus mendengarkan siswa mereka dalam rangka untuk menemukan titik temu dalam menjembatani isi program budaya. Mereka mengidentifikasi isu-isu atau tantangan kemanusiaan dalam diri siswa dan pertanyaan mengenai kehidupan sehari-hari mereka. Mereka mengubah pertanyaan-pertanyaan ini menjadi alasan, dan memulai mencari informasi dari sudut pandang lain atau tindakan sosial lainnya yang dapat memberikan mereka jawaban. Mereka akan menghubungkan pernyataan-pernyataan dari para siswa untuk bekerja dimulai dari keilmuan, keteknikan dan warisan budaya mengekplorasi asal-usul sosial dan sejarah, fitur, bahasa, kode, metode dan sudut pandang yang selanjutnya akan diteruskan kepada generasi selanjutnya. d. Mentransformasi kelas ke dalam dasar budaya yang terbuka untuk berbagai sudut pandang yang berbeda dalam lingkungan umum Guru bekerja bersama siswa untuk membangun budaya kelas, titik referensi umum, identitas, nilai-nilai, cara dan metode komunikasi yang dapat dihargai oleh semua siswa. Untuk melakukan hal ini, mereka mendorong siswa untuk mengekspresikan dan mendengarkan mereka pada sudut pandang dan sumber yang berbeda, dan membantu mereka memperoleh sebuah pemahaman. Ketika hal tersebut terjadi, guru akan mengidentifikasi sumber-sumber dari kesalah-pahaman atau konflik tersebut dengan mempertimbangkan ruang lingkup individu dan kolektif di dalam dan di luar kelas dengan siswa. Guru dapat juga mengajak siswa untuk menggambarkan situasi dari sudut pandang yang berbeda, atau menempatkan diri pada posisi lainnya. Mereka kemudian dapat membantu siswa untuk menyorot perbedaan mereka dan memahami kontribusi 52 perbedaan buat kualitas pembelajaran dan kehidupan kelas. Mereka menghubungkan diskusi dengan situasi sosial di mana kontribusi individu yang berbeda menyebabkan pemahaman, penemuan kesenangan, dan prestasi. e. Memberikan pandangan yang kritis pada asal-usulnya, praktek-praktek berbudaya dan peran sosial Budaya dalam diri guru memberikan penjelasan tentang asal-usul dan kemajuan mereka, serta pengaruh yang dapat membentuk identitas dan praktek-praktek saat mereka berbudaya. Mereka menganggap bahwa budaya mereka sendiri merupakan bentuk dari kemungkinan dan keterbatasan. Mereka memeriksa secara kritis praktek- praktek berbudaya mereka sendiri dan mengambil tindakan untuk memperkaya dan membuat variasi mengenai budaya tersebut. Ini merupakan langkah mundur dari mereka dan akulturasi yang dapat membuat mereka menyadari bahwa tidak hanya dengan perbedaan antar siswanya, tetapi juga terdapat beberapa pengaruh yang dapat membentuk mereka.

2. Tingkat Penguasaan:

a. memahami subjek yang spesifik dan program pengetahuan yang spesifik yang akan diajarkan, sehingga dapat mendorong terciptanya hubungan yang bermakna oleh siswa b. menunjukkan pemahaman kritis tentang perkembangan budayanya dan menyadari potensi dan keterbatasannya c. menunjukkan pemahaman kritis tentang pengetahuan yang akan diajarkan, sehingga dapat terciptanya hubungan yang bermakna oleh siswa d. menjalin hubungan dengan budaya siswa dalam kegiatan belajar yang sudah diajukan

2. KOMPETENSI 2:

To communicate clearly in the language of instruction, both orally and in writing, using correct grammar, in various contexts related to teaching 53 Berkomunikasi bahasa secara jelas dalam menyampaikan pengajaran, baik secara lisan maupun tertulis, menggunakan tata bahasa yang benar, dalam berbagai konteks yang berkaitan dengan pengajaran Keluarga merupakan faktor terpenting sebagai dasar keterampilan siswa dalam berbahasa lisan, sedangkan sekolah memiliki peranan penting dalam memperkenalkan siswa untuk dapat berbahasa secara tertulis dan mengajarkan bahasa lisan yang bakustandar Lebrun dan Prefontaine 1999. Hal yang sama juga berlaku pada pusat pendidikan kejuruan, dimana keterampilan bahasa lisan dan tertulis dari siswa harus mampu diinteraksikan dengan orang lain, sehingga dapat mencapai aspek-aspek sosial atau praktek dalam kejuruan. Bahasa dalam pengajaran harus menjadi fokus utama di sekolah, di mana ia harus dipelajari dan disempurnakan Task Force on Reformasi Kurikulum 1997.

1. Gambaran kompetensi

a. Menggunakan bahasa yang sesuai ketika berbicara kepada siswa, rekan-rekan dan perwakilan bisnis Guru harus mempertimbangkan berbagai penggunaan bahasa yang biasa digunakan oleh siswa. Sebagai orang yang dewasa, guru diamanatkan oleh masyarakat untuk mengajarkan kejuruan dan mendidik siswa mereka. Tugas guru adalah meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya mengekspresikan diri sendiri, sehingga ide-ide yang terlahir dapat dipahami dan dinilai oleh lawan bicara. Itu sangat penting dilakukan guna memperhitungkan perbedaan alami antara menggunakan bahasa dan kemampuan untuk menyesuaikan bahasa dalam berkomunikasi pada situasi yang berbeda Ouellon dan Dolbec 1999: 18. b. Mengamati aturan tata bahasa dan gaya bahasa saat menulis teks yang ditujukan untuk siswa, rekan-rekan dan perwakilan bisnis. Menurut Ouellon dan Dolbec 1999, guru tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tentang aturan bahasa tertulis, tetapi juga harus menempatkan aturan-aturan dalam praktek setiap kali mereka menulis teks. Penting untuk diingat bahwa 54 siswa menganggap mereka sebagai ahli atau model yang ditiru. Mereka tidak hanya ahli dalam terampil dalam bekerja, namun juga dalam kemampuan untuk menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis bahwa bekerja dapat juga dilakukan di atas kertas. c. Mampu mengambil posisi, mendukung ide-idenya dan berdebat materi pelajarannya dalam suatu cara yang konsisten, efektif, konstruktif dan penuh hormat selama diskusi berlangsung Pada era reformasi saat ini dapat memungkinkan guru dan tim sekolah akan lebih banyak memiliki kebebasan dalam membuat pilihan pedagogik. Guru akan diminta untuk menjelaskan dan membenarkan tindakan yang mereka lakukan di dalam ruang kelas maupun di sekolah. Mereka harus mampu berdebat dengan penuh makna menggunakan relevansi pilihan yang menyangkut siswa, guru, manajemen sekolah, orang tua dan mitra dalam perencanaan- perencanaan sekolah dan layanan mahasiswa. Dengan adanya hal tersebut, maka mereka akan memiliki berbagai macam sumber bahasa, termasuk kemampuan untuk membangun dan menstruktur secara rinci deskripsi mereka serta menjelaskan praktek-praktek mereka dalam bahasa yang jelas dan tepat, dengan mempertimbangkan karakteristik mereka lawan bicara, kemampuan untuk menyorot nilai-nilai dan tujuan yang mereka praktekkan berdasarkan bagaimana mereka menyajikanmenunjukkan ke dalam kegiatan kelas dan efek apa yang dapat mereka hasilkan. d. Berkomunikasi ide-ide secara singkat dengan menggunakan kosakata yang tepat dan tata kalimat yang tepat. Menurut Ouellon dan Dolbec 1999:18, guru harus memiliki kosakata dan sintaksis kata yang lebih luas dan bervariasi sehingga dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang lebih luas dan situasi-situasi berkomunikasi Hal ini berlaku terutama pada guru kejuruan yang harus berurusan dengan berbagai macam siswa dalam kelompok tertentu, bersama dengan berbagai konteks komunikasi yang jauh berbeda melampaui batas-batas pusat pendidikan kejuruan. 55 Dalam pendidikan kejuruan yang terpenting adalah istilah-istilah tertentu yang dapat digunakan secara tepat dan akurat. Kemudahan ini bertujuan memberikan siswa mampu mencapai pembelajaran yang bermakna sesuai dengan konten yang diajarkan oleh guru. Sesuai penggunaan terminologi, konsep, contoh dan analogi dapat mendukung pembelajaran, sedangkan penggunaan yang tidak tepat atau tidak akurat dapat menghambat pemahaman siswa, yang mengarah ke mekanis atau pembelajaran yang tidak signifikan. e. Mengoreksi kesalahan siswa yang diperbuat ketika berbicara dan menulis. Guru kejuruan harus mampu memperhatikan dan menilai kualitas siswanya dalam berbicara dan bahasa tertulis. Ketika mengoreksi kesalahan siswa, guru harus menerapkan standar pedagogik dalam menulis dan berbicara yang didasarkan pada bahasa kelas menengah. Pada saat yang sama, mereka harus memperhitungkan penggunaan bahasa yang tepat dan populer di masyarakat secara keseluruhan dan di tempat kerja khususnya yang telah menetapkan standar-standar tertentu. Siswa juga harus memiliki cara sendiri dalam menggunakan bahasa mereka dalam kelompok sosial. Dengan demikian, guru sangat penting memperbaiki kesalahan siswa dalam menulis atau berbicara melakukan penilaian secara bijaksana. Pada saat yang sama juga, itu akan berguna untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai kelemahan dalam menggunakan bahasa yang mereka tulis atau percakapan, dengan mendorong mereka untuk memikirkan, dan menekankan, tindakan mereka sendiri Serre dan Ross 1999; Saint-Arnaud 1992, Schön 1983. f. Terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisannya dan kemampuan bahasa tulisnya sendiri Kualitas dalam membaca teks dapat membantu guru kejuruan untuk menemukan kekayaan contoh yang dapat mereka gunakan untuk meningkatkan kualitas bahasa yang mereka instruksikan. Referensi yang digunakan guru dalam bekerja antara lain, seperti: buku tata bahasa, kamus atau 56 leksikon dan sumber penting lainnya untuk guru. Buku-buku Referensi tersebut hanya bermanfaat jika guru sudah memiliki dasar menulis dan berbicara dalam kemampuan berbahasa. Hal ini dimungkinkan bagi guru untuk meningkatkan keterampilan bahasa mereka dengan dokumen-dokumenbuku-buku tersebut, apabila mereka bersedia dan mampu mempertanyakan pengetahuan mereka tentang istilah yang diberikan dalam dari aturan-aturan tertentu atau pengecualian. Oleh karena itu mereka harus memiliki penguasaan dasar yang baik mengenai bahasa pengantar dan kompetensi linguistik dengan meningkatkan keterampilan linguistik mereka selama program pelatihan kejuruan guru, dan untuk orang lain sebagai program pengembangan profesional.

2. Tingkat Penguasaan:

a. menguasai aturan-aturan ekspresiungkapan dalam bentuk lisan dan tertulis sehingga dapat dipahami oleh sebagian besar masyarakat linguistik b. mengekspresikan dirinya sendiri dengan mudah, presisi, efisiensi, dan akurasi sebagaimana diharapkan masyarakat dari keprofesionalan mengajar

3. KOMPETENSI 3

To develop teachinglearning situations that are appropriate to the students concerned and the subject content with a view to developing the compe- tencies targeted in the programs of study Mengembangkan situasi belajar-mengajar yang sesuai dengan siswa yang bersangkutan dan isi pokok yang sesuai dengan tujuan guna mengembangkan kompetensi yang ditargetkan dalam program studi Pembelajaran yang disampaikan dalam program studi perlu dirancang sedemikian rupa berdasarkan pandangan sosial konstruktif dimana siswa adalah pemeran utama dalam proses pembelajaran dan guru adalah pemandu atau mediator. Perubahan kurikulum, membuat siswa dapat belajar dalam memfokuskan 57 tindakan dalam pengajaran, menegaskan kembali unsur-unsur yang paling penting dari profesi, memperkuat dan mendukung mereka Bisaillon 1994: 13. Merancang situasi pengajaranpembelajaran berarti menciptakan situasi yang memungkinkan para siswa untuk maju dalam penguasaan semua kompetensi yang ditargetkan dalam program. Pendekatan berbasis kompetensi yang diterapkan selama beberapa tahun terakhir di kejuruan sektor pendidikan ini dapat mendukung pengintegrasian sistem pembelajaran dan pengembangan kemampuan intelektual secara kompleks oleh para siswa. Hal ini hanya terjadi jika situasi memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proses representatif dan pembelajaran dan memaksa mereka untuk menguasai informasi baru dalam memecahkan masalah atau membawa keluar ke dalam perencanaan-perencanaan yang relevan.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Menafsirkan tujuan, kompetensi dan isi pokok yang ditentukan dalam program studi Sebelum memulai proses perencanaan, tim yang bertanggung jawab dalam materi pelajaran harus membahas berbagai aspek-aspek yang terlibat dalam materi pelajaran. Upaya-upaya mereka lakuka merupakan upaya yang konsisten dan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas pelatihan yang ditawarkan kepada siswa. Diskusi tersebut harus mencakup tujuan, kompetensi, dan materi isi yang tercantum dalam program studi. Mereka akan membantu tim pengajar untuk mengembangkan secara bersama visi tentang tujuan program dan berpikir secara lebih mendalam tentang tujuan program dan operasional. Selain itu, tim dapat membuat hubungan antar kompetensi, sehingga mereka dapat mengarahkan pengajaran mengintergrasikan kompetensi yang sesuai ditetapkan dalam program studi Ministère de l Éducation 1993: 2.3. Untuk mengajarkan komponen program yang memadai, guru harus menyusun rencana jangka panjang yang meliputi urutan logis dari komponen dan pembatasan atau persyaratan yang dikenakan oleh lingkungan. 58 b. Merencanakan urutan kegiatan belajar-mengajar yang sesuai dengan logika dari isi yang akan diajarkan dan pengembangan dari pembelajaran Setelah bekerja-sama dengan tim pengajar dalam menyusun rencana jangka panjang untuk program studi, kemudian guru harus membuat rencana jangka pendek untuk kontribusi mereka sendiri. Ini melibatkan urutan dimana isi program, biasanya dibagi menjadi unit-unit yang akan dibenahi. Untuk memastikan bahwa pendidikan sebelumnya digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran baru, diperlukan sebuah pendekatan yang harus mereka pilih untuk mempresentasikan contoh-contoh dalam kompetensi. Pendekatan pemecahan masalah mungkin tepat untuk mengembangkan kompetensi dalam memperbaiki peralatan. Pendekatan berbasis perencanaan untuk mengembangkan sasaran kompetensi manufaktur, pendekatan kreativitas untuk mengembangkan kompetensi merancang model atau benda, dan sebagainya. c. Memperhitungkan prasyarat, representasi, dan kepentingan khusus dari para siswa ketika mengajar dan materi pelajaran Kompetensi ini tidak menggunakan diagnosis atau jenis tes yang digunakan untuk memeriksa apa saja yang siswa ketahui dalam hal prasyarat pengembangan kompetensi baru. Sebaliknya, guru harus mengeksplorasi konsep-konsep yang ddapat memimpin siswa untuk membangun representasi akurat atau tidak akurat baik dari konsep, prinsip, mekanisme maupun proses dari bidang yang mereka kuasai. Dengan menjelajahi representasi siswa, maka guru dapat mengembangkan pengetahuan pedagogic pada mata pelajaran yang dikuasainya Shulman 1986 dan 1987. Dari pendapat tersebut, maka diperlukan pengantisipasian dalam menghadapi tantangan dan tugas belajar yang diperlukan untuk memandu siswa terhadap pemahaman yang lebih kaya dan lebih kompleks dari alat-alat dan pengetahuan- pengetahuan khusus yang terdapat di dalam lapangan. Jenis eksplorasi akan efektif apabila guru dapat menggunakan metode yang tepat, misalnya dengan menempatkan siswa dalam situasi dimana mereka dapat menerapkan representasi mereka, dan kemudian mengamati isi dari representasi. 59 d. Menetapkan hubungan antara kejuruan yang diajarkan dan kesehatan tempat kerja dan masalah-masalah keamanan ketika mengembangkan kegiatan pengajaran pembelajaran. Selain menguasai mata pelajaran pengetahuan khusus, guru harus mampu membangun hubungan antara kejuruan yang diajarkan dengan beberapa aspek yang dibutuhkan dalam prakteknya yang didalamnya termasuk juga kesehatan dan keselamatan kerja. Setiap program resmi dari studi memiliki tujuan operasional meliputi penerapan aturan keselamatan dan kesehatan kerja, tetapi situasi dalam pengajaranpembelajaran menawarkan berbagai macam kesempatan yang sangat baik untuk memberikan bobot tambahan dalam masalah keselamatan dan kesehatan. Misalnya, review isi dan tempat kerja di dalam situasi belajarmengajar akan meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah kehidupan nyata yang dihadapi oleh para praktisi kejuruan. Hal ini membuat lebih mudah bagi mereka untuk memahami bahaya dan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan kerja, serta kemungkinan konsekuensi, solusi- solusi potensial dan tersedia sarana untuk pencegahan dan perlindungan Hirigoyen 1998: 19. e. Mengantisipasi hambatan-hambatan belajar dalam mengajarkan isi program. Seperti yang kita lihat sebelumnya, pengeksplorasian unsur-unsur cenderung menghambat elemen konten dari belajar yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi. Ketika hambatan sudah dapat teridentifikasi, maka dapat diubah menjadi situasi dimana masalah atau teka-teki kemudian dibangun ke dalam situasi belajar, untuk mendorong pembelajaran yang sesuai dengan isi unit. Hambatan dapat diidentifikasi dalam beberapa cara, misalnya dengan menganalisis pengalaman masa lalu dan mengajarkan kontenisi yang mirip dengan kelompok sasaran, dan dengan hati-hati mempertimbangkan konten serupa yang telah diajarkan kepada kelompok sasaran. Setelah rintangan telah diidentifikasi, guru harus merencanakan kegiatan yang akan mendorong para siswa untuk membandingkan dan 60 mengevaluasi pengetahuan mereka pada berbagai tahap proses pembelajaran. f. Merencanakan situasi belajar-mengajar yang dapat memberikan kesempatan untuk mengkonsolidasikan pengetahuan. Beberapa jenis pengetahuan, terutama di bidang pendidikan kejuruan, memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk dikonsolidasikan terlebih dahulu sebelum mereka sebarkan dalam bentuk ilmu pengetahuan. Ini merupakan kasus yang menyangkut prosedural dan keterampilan psikomotor, misalnya perakitan dan pembongkaran pada benda teknis dan melakukan gerakan berulang tertentu sebagai bagian dari tugas. Konsolidasi dapat dicapai melalui kegiatan praktek yang dibangun ke dalam bentuk situasi pengajaran pembelajaran. g. Merencanakan situasi belajar yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk menerapkan kompetensi dalam konteks yang berbeda. Fitur ini mengacu pada dua aspek utama dari urutan belajarmengajar, yaitu penerapan dan perpindahan kompetensi. Penerapan ini melibatkan pengamatan kompetensi yang diperoleh sebelumnya dan kompetensi baru dalam kegiatan belajar. Sebagai proses yang sedang berlangsung, maka memungkinkan diperoleh kompetensi sebelumnya untuk menjadi konsolidasi dan memungkinkan para guru untuk memastikan bahwa siswa mereka secara bertahap mencapai tujuan dari program studi. h. Mempertimbangkan perbedaan sosial ketika mempersiapkan kegiatan pengajaran pembelajaran. Fitur ini mengacu pada beberapa kebutuhan yang disiapkan ketika situasi pengajaran pembelajaran telah dipertimbangkan baik dari segi gender dan latar belakang etnis siswa, sosial ekonomi dan budaya siswa. Fungsi guru di sini adalah menempatkan siswa dalam situasi yang memberikan pengajaran kepada mereka yang 61 berguna untuk memperlakukan setiap individu dalam pandangan yang sama ketika belajar dan berlatih tentang kejuruan, serta tidak terlepas dari jenis kelamin, usia, kondisi sosial ekonomi dan budaya, dan sebagainya. Unsur ini sangat penting dalam sektor kejuruan, dimana sekelompok siswa cenderung terdiri dari orang dari berbagai usia, dari latar belakang sosial ekonomi atau keluarga dan budaya yang berbeda, dan dengan berbagai tingkatan pendidikan, dll. 2. Tingkat Penguasaan: a. menguasai program-program studi untuk bidang-bidang tertentu atau kejuruan yang diajarkan b. menguasai program-program studi untuk bidang-bidang tertentu atau kejuruan yang diajarkan c. merancang situasi belajar-mengajar yang akan mendorong pengembangan targetsasaran kompetensi dalam program- program studi dan mempertimbangkan keselamatan dan kesehatan kerja dan kendala dan persyaratan dari lingkungan tersebut.

4. KOMPETENSI 4

To pilot teachinglearning situations that are appropriate to the students concerned and to the subject content with a view to developing the competencies targeted in the programs of study Mengarahkan situasi belajar-mengajar yang sesuai dengan siswa yang bersangkutan dan isi pokok dengan maksud untuk mengembangkan kompetensi yang ditargetkan dalam program studi Dalam arti yang lebih luas, istilah “pemanduan” memiliki arti yang serupa dengan “pendampingan” Webster 2000. Dalam arti pedagogik siswa adalah unsur inti dalam proses pembelajaran yang mengacu pada kemampuan untuk membangun dan memelihara, pemberian arahan, dan pengambilan risiko. Hal ini juga mengacu pada tugas guru yang memberikan arahan dalam 62 membuka pikiran siswa, mengatur hambatan dan reorientasi atau menyusun langkah-langkah dengan menggunakan jalan lain yang dapat dicerna oleh siswa. Kompetensi ini tentu tidak terbatas untuk mengendalikan atau mengelola waktu atau sumber, tetapi dapat juga meliputi penilaian yang mengarahkan perhatian guru terhadap ketidakseimbangan indikator pada konsepsi siswa yang mengatakan bahwa mereka harus memicu dan mengatur proses belajar untuk membuat keseimbangan baru. Misi dari pendidikan kejuruan adalah untuk melatih spesialis yang kompeten dalam berbagai kejuruan yang membutuhkan kompetensi dan lintas- kurikuler. Sebagai bagian dari misi itu, guru diminta untuk menempatkan para siswa dalam situasi yang mendorong kegiatan belajar.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Melibatkan siswa dalam situasi-situasi tertentu yang dirancang untuk membantu mereka mengembangkan kompetensi-kompetensinya. Siswa terlibat dalam situasi belajarmengajar tergantung pada seberapa besar motivasi mereka untuk belajar. Motivasi dari individusiswa dipengaruhi oleh lingkungan sosial siswa, biasanya terdiri dari, orang tua, teman, dan guru. Dari ketiga kelompok tersebut, guru yang memiliki dampak terbesar pada siswa dalam memberikan motivasi di sekolah. Mereka adalah orang-orang yang memiliki informasi tentang konteks pembelajaran, dan mereka sering dianggap oleh siswa untuk menjadi ahli dengan otoritas pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan. Jadi, meskipun guru tidak mengontrol semua variabel yang relevan dengan motivasi, mereka merupakan pemeran penting dalam memotivasi proses pendidikan Archambault dan Chouinard 1996. b. Menyediakan siswa dengan sumber-sumber yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan kegiatan belajar. Siswa memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kegiatan belajar tergantung pada akses yang ditujunya ke sumber yang tepat dan pada waktu yang tepat. Ada dua pokok kategori sumber daya, yaitu manusia dan fisik. 63 Sumber daya manusia adalah orang-orang yang sedang atau dapat memainkan peran yang diberikan dalam situasi belajar. Selain guru, mereka bisa termasuk guru-guru mata pelajaran lain atau mata pelajaran khusus, profesional berkualitas, teknisi, staf gudang, pembicara, perwakilan bisnis dan sebagainya. Namun, guru harus selalu menjadi sumber daya utama yang digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mereka. Selain sebagai panduan, guru harus memastikan ketersediaan manusia lainnya sumber daya yang mungkin berguna bagi para siswa dalam situasi belajar. Hal ini dapat melibatkan guru yang bersangkutan untuk memberikan kontribusi dalam kegiatan belajar, memastikan mereka tersedia pada waktu yang tepat, dan yang paling penting menjelaskan peran mereka kepada siswa. Sumber daya fisik yang diperlukan untuk kegiatan belajar meliputi tempat ruang kelas, laboratorium, bengkel dan tempat pelatihan dan bahan ajar. c. Memandu siswa dalam memahami elemen-elemen situasi belajar, dalam menyeleksi, menafsirkan dan memahami informasi yang diberikan dalam berbagai sumber, dalam memilih dan menggunakan peralatan, perlengkapan, alat-alat dan bahan dengan aman, dan melaksanakan kegiatan pembelajaran Tanggung jawab salah satu guru adalah untuk membimbing para siswa saat mereka menyelesaikan kegiatan pembelajaran mereka. Untuk menjadi pemandu, guru harus terlebih dahulu menerima bahwa mengajar dapat membentuk bagian dari pendekatan yang berfokus pada pembelajaran, sehingga dengan demikian harus menekankan tindakan belajar. Mengajar berdasarkan transmisi pengetahuan hanyalah salah satu dari banyak kemungkinan metode pengajaran dan hanya digunakan sesekali saja sebagai lawan untuk secara teratur. Dalam paradigma ini, tindakan membimbing melibatkan kegiatan yang menawarkan siswa menghadapi tantangan yang wajar dan relevan. Tantangan yang masuk akal dapat didefinisikan sebagai hambatan yang mendestabilkan persepsi kognitif siswa, tapi mereka juga dapat merasa yakin dapat mengatasinya, jika mereka 64 memperoleh pengetahuan baru sebagai lanjutan dari pengetahuan yang mereka miliki. Tantangan yang relevan adalah salah satu yang sebanding dengan situasi kehidupan nyata di tempat kerja. Tantangan dapat mengambil berbagai bentuk yang berbeda, termasuk masalah situasi, penelitian, desain dan tata letak kasus perencanaan, dan sebagainya. d. Mendorong siswa untuk belajar dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik serta relevan guna mendorong hubungan, integrasi dan transfer pembelajaran. Dukungan dalam belajar berarti pemeriksaan secara rutin dari segala kegiatan siswa, baik dengan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk mempertimbangkan keabsahan tindakan dari masa lalu, sekarang dan masa depan, atau dengan memberikan umpan balik pada intensitas yang sering, singkat dan koheren untuk mengkonfirmasi atau mengacaukan keputusan mereka. Siswa membutuhkan beberapa umpan balik yang diberikan guru mereka yang dianggap sebagai ahli dalam proses belaja. Mereka membutuhkan guru untuk memberitahu bahwa proses belajar mereka tidak sesuai untuk tujuan sasaran, dan bila perlu memberi pentunjuk tambahan kepada mereka. Pendukungan pembelajaran siswa juga berarti mengidentifikasi masalah-masalah belajar yang sedang dihapai siswa dapat diperbaiki. Guru dapat mengidentifikasi masalah dengan mempertanyakan siswa tentang penalaran dan tindakan mereka. e. Mendorong kerja sama tim. Kondisi kegiatan pembelajaran berlangsung di sebuah pusat pendidikan kejuruan harus menyerupai, dan sebaiknya menjadi identik dengan kondisi dimana kejuruan akan dipraktekkan di tempat kerja. Sedapat mungkin, kegiatan pembelajaran harus diarahkan menuju ke dalam pencapaian salah satu tujuan dari program, yaitu mengintegrasikan orang ke dalam kehidupan profesional Mentere 1994: 2,. Satu yang terpenting adalah kondisi dari kerjasama sangat perlu dilakukan dalam kerja sama tim yang sekarang merupakan bagian integral dari semua kegiatan pembelajaran. 65

2. Tingkat Penguasaan:

a. membimbing siswa melalui intervensi yang tepat, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari proses akuisisi program kompetensi, dengan memperhitungkan fitur-fitur spesifik dari lingkungan b. mendeteksi masalah belajar-mengajar yang timbul dalam penerapan proses akuisisi kompetensi dan menggunakan sumber-sumber yang tepat untuk memperbaiki mereka

5. KOMPETENSI 5

To evaluate student progress in learning the subject content and mastering the related competencies. Mengevaluasi kemajuan siswa dalam mempelajari isi pelajaran dan menguasai kompetensi yang sesuai dengan yang diajarkan Dalam program studi difokuskan pengembangan kompetensi dan pendekatan berfokus pada belajar. Evaluasi belajar ditandai berdasarkan tujuan yang terkait dengan hubungan antar proses belajar serta berkaitan dengan cara yang digunakan dalam menafsirkan hasil evaluasi sumatif dengan metode yang digunakan dan nilai-nilai yang mendasarinya. Karakteristik tersebut berfungsi sebagai dasar untuk mendefinisikan dan mengevaluasi fungsi pembelajaran yang diusulkan dalam Kebijakan Evaluasi Ministère de l.Éducation 2000a: 31. Suatu target kompetensi program kejuruan adalah kekuatan siswa dalam bertindak, berhasil dan maju, yang dapat memungkinkan siswa agar merasa puas dalam melakukan tugas- tugas atau kegiatan yang didasarkan telah terorganisir dari berbagai jenis pengetahuan pemahaman, keterampilan dalam berbagai bidang, persepsi, sikap, kerangka kerja operasional, dll Ministère de l.Éducation 2000a: 31. Dengan demikian, kompetensi merupakan sesuatu bagian yang kompleks yang dapat melibatkan kemampuan integrasi dan transfer ilmu yang diperoleh dalam berbagai situasi baik di dalam maupun di luar kelas. Meskipun kompetensi adalah sasaran evaluasi, mereka tidak secara langsung diamati. Akuisisi kompetensi harus disimpulkan 66 dari kinerja siswa dalam sejumlah tugas yang membutuhkan pelaksanaan aspek-aspek tertentu dari kompetensi. Kinerja siswa menyediakan informasi yang memungkinkan guru untuk membangun dan mendukung penilaian pada kemajuan siswa dalam mengembangkan kompetensi. Kinerja menjadi indikator bahwa bahan dasar penilaian guru terhadap siswa dalam tingkat penguasaan kompetensi. Dalam menjalankan semua dimensi, kompetensi evaluasi memiliki etika yang kuat dalam komponen. Guru harus terus-menerus melakukan penilaian terhadap mereka, dan memutuskan apakah sah atau tidak baik berkaitan dengan indikator maupun tidak terhadap manifestasi dimensi kempetensi Hadji 1997.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Mengumpulkan data pada siswa yang terlibat dalam situasi belajar yang ditujukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka dan untuk meninjau dan menyesuaikan pengajarannya sehingga membantu mereka maju Setelah siswa terlibat dalam situasi pembelajaran, guru akan mengamati dan menanyai mereka dalam rangka melihat apa yang telah mereka lakukan, memperbaiki kesalah- pahaman dan memastikan petunjuk yang mereka pilih telah benar atau menafsirkan data yang mereka butuhkan untuk melaksanakan tugas. Perhatian siswa harus diarahkan pada aspek yang relevan berdasarkan situasi atau kinerja, sehingga mereka dapat mengatur tindakan dan rencana atau merevisi langkah-langkah yang dikerjakan mereka. Guru harus memberikan umpan balik kognitif keakuratan informasi dan strategi kognitif, metakognitif kesesuaian yang strategi, emosional kualitas usaha, kemampuan untuk sukses, hubungan dengan belajar atau sekolah dan sosial keterbukaan, kerjasama, partisipasi aspek kinerja diperlukan oleh tugas atau situasi yang dihadapi. Guru kemudian menyesuaikan komponen situasi, atau meninjau dan memperluas pembelajaran yang dibutuhkan dalam tugas tersebut. Mereka harus mendapatkan atau memastikan bahwa siswa memiliki akses untuk metode pembelajaran pemantauan diri checklist, grid koreksi, kunci latihan, saling koreksi, contoh, diagram, tutorial interaktif, 67 dll sehingga mereka memiliki banyak pengontrolan selama kegiatan mereka lakukan Louis 1999: Tardif 1998; Pôle de l.Est 1996. Dan yang terakhir adalah guru harus mendokumentasikan informasi yang mereka dapatkan berbagai macam sumber buku harian atau buku catatan, data produksi siswa, kertas atau portofolio elektronik, jaringan observasi, checklist, dll sehingga mereka dapat memonitor kemajuan siswa dalam pembelajaran mereka dan perencanaan, dan dapat untuk mendasarkan penilaian mereka pada sejauh mana kompetensi telah dikuasai. b. Mengambil persediaanstok pembelajaran yang diperoleh siswa untuk menilai penguasaan kompetensi mereka yang terkait. Fitur ini merupakan perpanjangan dari fitur sebelumnya yang berkaitan dengan evaluasi sumatif dari pembelajaran. Ini dapat terjadi ketika sebuah unit pelatihan diperiksa secara keseluruhan. Hal ini mengacu pada akuisisi pengetahuan, proses kerja dan produk yang dihasilkan. Kriteria didasarkan pada evaluasi pembelajaran yang memerlukan sejumlah instrumen yang sudah ada dan dikembangkan oleh guru. Instrumen tersebut terdiri objek evaluasi diambil dari tabel spesifikasi program atau analisis dan tabel perencanaan. Beberapa program memiliki lembaran eveluasi sendiri, dan dalam kasus ini guru tidak harus menyiapkan lembaran yang baru, tetapi hanya menafsirkan lembaran yang ada dengan benar. Dalam kasus lain, guru telah mengakseskan ke dalam deskripsi-deskripsi tes yang diusulkan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat tes evaluasi sumatif baru. c. Mendesain atau menggunakan peralatan-peralatan untuk mengevaluasi kemajuan siswa dan penguasaan kompetensi Guru mulai merancang alat-alat baru atau menggunakan alat yang ada untuk mengukur akuisisi kompetensi sesuai dengan kriteria tertentu. Mereka kemudian harus membuat keputusan atas berdasarkan ambang kelulusan yang dibutuhkan. Dalam pendidikan kejuruan, hanya elemen-elemen saja yang dapat diamati dan diukur. Guru medesain alat evaluasi untuk mengukur 68 kemajuan siswa dan penguasaan kompetensi berdasarkan interpretasi mereka sendiri berdasarkan tabel spesifikasi program, yang terdiri dari sasaran evaluasi terdiri dalam banyak kasus yang kemudian dimasukkan dalam alat evaluasi atau lembaran. Data yang diamati menggunakan alat evaluasi, seperti kuesioner, evaluasi lembar, lembar observasi, grid, pengukuran langsung, dll. Ini dapat berfungsi untuk menyusun review pembelajaran sebagai dasar untuk evaluasi guru dalam mengamati siswa dalam menguasai kompetensi. d. Mengkomunikasikan hasil yang diharapkan kepada siswa dan orang-orang lain yang peduli, dan memberikan umpan balik mengenai kemajuan siswa dan penguasaan kompetensi menggunakan bahasa yang jelas dan sederhana Deskripsi dari fitur kedua dan ketiga telah menunjukkan bahwa komunikasi guru dalam tujuan pembelajaran, lulus ambang batas dan kinerja atau partisipasi kriteria evaluasi yang digunakan untuk menentukan apakah siswa memiliki penguasaan kompetensi yang merupakan bagian dari proses evaluasi pembelajaran terpadu. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi diri dan mengekspresikan pemahaman mereka tentang hasil yang diharapkan. Guru juga harus menjelaskan pengembangan kemajuan pembelajaran dan kompetensi untuk siswa dan orang-orang lain yang terlibat, termasuk guru-guru dari mata pelajaran yang sama atau lain bidang studi. Mereka juga harus mampu menempatkan tempat yang kompetensi dalam program studi untuk kepentingan siswa dan orang-orang lain yang bersangkutan. e. Bekerja dengan tim pengajar untuk menentukan tahap perkembangan dalam program studi. Dalam pengajaran diarahkan pengembangan kemajuan kompetensi oleh tim pengajar dalam mempersiapkan rencana jangka panjang atas komponen program lihat fitur pertama kompetensi 3. 69

2. Tingkat Penguasaan:

a. mendeteksi kekuatan dan kelemahan dari siswa dalam situasi pembelajaran b. bekerjasama dengan siswa, melakukan proses refleksi dari tindakan mereka, sehingga mereka dapat mengevaluasi kemajuan mereka sendiri menuju penguasaan tujuan kompetensi dari program studi, dan jika diperlukan, mengidentifikasi, dan menerapkan metode yang akan memungkinkan mereka untuk terus berkembang c. melaksanakan tes sumatif dari beberapa kompetensi- kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa d. berkolaborasi dengan rekan-rekan dalam merancang alat komunikasi yang berguna untuk menginformasikan kepada siswa, mereka yang harus bertanggung jawab untuk mereka sendiri dan pihak-pihak lain dari pengembangan kompetensi yang ditargetkan oleh program pelatihan atau program- program lainya

6. KOMPETENSI 6

To plan, organize and supervise a class in such a way as to promote students learning and social development. Merencanakan, mengorganisaikan dan mengawasi kelas sedemikian rupa yang berguna untuk mendukung pembelajaran siswa dan pengembangan sosial Perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan kelas, sering disebut juga sebagai manajemen kelas yang melibatkan serangkaian kegiatan profesional yang terpisah, bersama-sama, membentuk praktek pembelajaran. Sementara interaktif profesi banyak didasarkan pada hubungan satu persatu antara guru sekelompok siswa. Sifat kolektif dan publik kehidupan kelas sehari-hari menempatkan profesional guru sebagai beban tanggung jawab yang berat. Mereka yang tidak mampu mengelola kelas dengan baik dapat mensignifikasikan pengkompromian perkembangan intelektual dan sosial pada siswa. Banyak studi efektivitas menunjukkan bahwa kelas dapat dpusatkan pada harmonisasi kelas yang difokuskan pada pembelajaran yang telah 70 menjadi variabel dengan individu terbesar yang berdampak pada penguasaan belajar siswa Gauthier et al 1997:. 177. Dengan demikian, kemampuan untuk melaksanakan dan mempertahankan operasi kelompok yang efektif dan harmonis dapat dilakukan di laboratorium, kelas atau bengkel, berdasarkan pada kompetensi yang akan diperoleh yang merupakan kompetensi penting dalam kejuruan pendidikan. 1. Gambaran Kompetensi: a. Mengembangkan dan menerapkan sistem yang efisien dalam menjalankan kegiatan dalam kelas secara rutin Komponen ini melibatkan pendekatan sistematis dalam kegiatan dan interaksi rutin di kelas, laboratorium atau bengkel. Di dalam kelas, guru harus berurusan dengan penkontribusian lisanperkataannya kepada siswa, permintaan bantuan, menetap untuk bekerja, administrasi- administrasi tes, penggunaan bahan pembelajaran, mencatatmenulis kegiatan selama dan setelah kegiatan, dan sebagainya. Dalam laboratorium atau bengkel, mereka membutuhkan sistem yang lebih umum dalam mengelola interaksi dengan kelompok lain dan guru-guru lain, menerapkan keselamatan dan aturan kesehatan, mengatur gerakan dalam dan di luar laboratorium atau bengkel, dan memperoleh peralatan, perlengkapan, material dan barang- barang lain yang diperlukan dalam bertugas. Sistem khusus juga diperlukan untuk latihan dan tes yang berkaitan dengan kompetensi. Mereka harus menyesuaikan prosedur dimana siswa dapat memperoleh bantuan dari guru atau dari siswa lain dalam kelompok mereka sendiri atau kelompok lain. seperti sistem yang harus didasarkan oleh tim pengajar untuk mata pelajaran khusus. b. Mengkomunikasikan dengan jelas persyaratan sekolah yang tepat dan perilaku sosial di kelas, laboratorium atau bengkel, dan memastikan bahwa siswa tersebut harus memenuhi persyaratan Keberhasilan dan perilaku siswa dipengaruhi oleh pesan-pesan yang mereka terima tentang apa yang diharapkan dari mereka Gauthier et al. 1997:185. Pesan tersebut dikomunikasikan secara eksplisit dan implisit, 71 dalam kata-kata tetapi melalui perilaku nonverbal dari guru. Komunikasi yang jelas merupakan persyaratan dan harapan karena tidak terbatas pada pernyataan dan penjelasan yang diberikan kepada siswa. Hal ini juga dapat melibatkan konsistensi antara apa yang dilakukan dan apa yang dikatakan, yaitu kemampuan untuk melihat pesan-pesan yang bertentangan yang telah diberikan guru kepada siswa atau rekan-rekannya, mengidentifikasi sumber-sumber kontradiksi tersebut, memilih nilai-nilai yang ingin disampaikan dan menata kembali kata-kata dan tindakan yang sesuai. Langkah lain yang juga diperlukan untuk memastikan bahwa siswa memahami dan memenuhi harapan adalah dengan merumuskan harapan mereka, mendorong manifestasi yang tepat, menunjukkan konsekuensi positif dari manifestasi tersebut, mendorong siswa untuk berpikir tentang apa yang telah mereka lakukan, terutama di mana tindakan mereka yang memiliki konsekuensi negatif atau berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka sendiri atau dari orang lain, dan menegur setiap perilaku yang tidak pantas yang terjadi berulang. c. Melibatkan siswa secara individu atau kelompok dalam menetapkan standar dalam kelancaran kegiatan di ruang kelas Umumnya, para anggota dari komunitas belajar lebih banyak mematuhi aturan yang tetapkan sendiri dibandingkan dengan aturan yang dikenakan pada mereka. Hal yang sama juga berlaku pada siswa-siswa kejuruan. Oleh karena itu penting bagi guru untuk melibatkan siswa dalam persiapan dan penerapan aturan-aturan yang akan mengatur Interakasi kelompok. Untuk melakukan hal ini, guru harus mencapai konsensus atau kesepakatan dengan siswa mengenai kondisi dan situasi kerja yang dapat diterima, dan bekerja dengan siswa untuk mengadaptasi kondisi dan situasi tersebut, menyelesaikan konflik secara bersama-sama, berbagi tugas dan tanggung jawab serta memutuskan iuran jika anggota dari kelas gagal mematuhi aturan. Komponen ini melengkapi perencanaan dan pelaksanaan yang operasi kelas efisien, dalam hal ini dapat melibatkan siswa dalam proses, sehingga memungkinkan mereka untuk mengamati aspek kehidupan 72 kelompok yang dapat diakses jika guru menggunakan sedikit pendekatan secara terbuka. d. Mengembangkan strategi dalam penanganan secara efektif pada perilaku yang tidak pantassesuai ketika hal tesebut terjadi Mengingat keragaman siswa dalam berbagai bidang kejuruan COFPE 1998: 8, guru jauh lebih mungkin memiliki siswa dari segala usia di kelas mereka yang tidak sesuai dengan pusat pelatihan standar budaya. Beberapa siswa mungkin berpikir tidak ada pembatasan perilaku, karena struktur organisasi sangat berbeda dari pada umumnya atau dari lingkungan pendidikan atau tempat kerja lainnya. Mereka akan membayangkan bahwa mereka akan bebas untuk menggunakan alat-alat pembelajaran sebelum teori diajarkan. Hal ini dikarenakan usia dan pengalaman mereka serta fokus pada tanggung jawab pribadi. Penelitian menunjukkan bahwa guru harus menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk bertindak ketika aturan yang ditetapkan menjadi rusak Gauthier et al 1997:. 182. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mengenali perilaku yang tidak pantas dan dapat kegiatan mengganggu kelas, serta dapat dimungkinkan membahayakan keselamatan kelompok. Jika perilaku tetap, guru harus menganalisis situasi dan memutuskan apa yang harus dilakukan. e. Memelihara iklim kelas yang kondusif dalam proses pembelajaran Sebuah iklim yang kondusif untuk belajar berasal dari serangkaian tindakan pengontrolan segala kegiatan di kelas, laboratorium atau bengkel. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan penananman minat belajar pada siswa. Guru harus menggunakan pengamatan, analisis dan evaluasi keterampilan mereka pada saat waktu yang sama, untuk memastikan bahwa peraturan dan perencanaan tugas untuk 73 unit yang diberikan konsisten dan mengambil langsung tindakan korektif jika diperlukan. Guru harus cepat mendeteksi dan bereaksi terhadap peristiwa, dan kemampuan mereka untuk mengelola beberapa peristiwa dan operasi sekaligus, membantu menjaga kewaspadaan dalam kelompok dan memastikan bahwa tujuan dapat dicapai.

2. Tingkat Penguasaan:

a. menerapkan sistem, baik secara individu maupun dengan anggota lain dari tim pengajar mata pelajaran atau kejuruan, untuk memastikan bahwa kegiatan rutin kelompok di bengkel, laboratorium atau ruang kelas berlangsung secara efektif dan aman b. mengidentifikasi dan memecahkan masalah organisasi yang menghambat kegiatan rutin kelompok terutama dalam bengkel, laboratorium atau ruang kelas, baik secara individu maupun dengan anggota lain dari tim pengajar mata pelajaran atau kejuruan c. mengantisipasi beberapa masalah organisasi yang menghambat kelancaran kelas dan menerapkan langkah- langkah dalam pencegahan tersebut d. bekerja dengan siswa untuk membantu mereka berpikir tentang tindakan mereka sehingga mereka menjadi sadar akan dampak dari tindakan-tindakan pada pelatihan mereka sendiri dan siswa lain di kelas, dan dimana itu diberlakukan, menerapkan solusi yang akan meningkatkan materi pelajaran e. membantu siswa yang berperilaku tidak tepat untuk memecahkan masalah-masalah mereka dan, jika perlu, membuat dan menegakkan keputusan yang dapat memperbaiki situasi para siswa dan kelas yang dipengaruhi oleh perilaku mereka

7. KOMPETENSI 7

To adapt his or her teaching to the needs and characteristics of students with learning disabilities, social mala-djustments or handicaps Menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa yang 74 berhubungan dengan ketidakmampuan belajar, ketidak- mampuan menyesuaikan diri ataupun kegagalanputus Kebijakan adaptasi sekolah diadopsi dan diselaraskan dengan mereformasi dan mengusulkan beberapa jalan yang menjadi perhatian oleh semua staf pengajar, sehingga pertanyaan apakah mereka dapat bekerja dengan siswa berdasarkan ketidak-mampuan dalam belajar, menyesuaikan di lingkungan sosial atau mengalami kecacatan di dalam kelas secara rutin, atau di kelas khusus. Beberapa elemen dari kebijakan juga relevan dengan pendidikan kejuruan. Jalur pertama menyoroti pentingnya mencegah kegagalan dengan bertindak cepat ketika siswa mengalami berbagai macam kesulitan. Semua guru harus mengembangkan dan melaksanakan kompetensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi siswa dengan resiko dan tindakan cepat dalam menangani kesulitan-kesulitan yang bias teratasi. Jika mereka tetap bertahan atau menjadi lebih buruk, maka dapat membahayakan para kemajuan pendidikan siswa. Jalur kedua mendefinisikan penyesuaian layanan pendidikan sebagai perhatian utama dari setiap orang yang bekerja dengan siswa berdasarkan ketidak- mampuan belajar, ketidak-mampuan menyesuaikan diri di dalam lingkungan sosial atau cacat Ministère de l.Éducation 1999: 20. Guru harus dapat mengumpulkan, menggunakan dan memasukkan informasi yang spesifik tentang kebutuhan siswa dalam menghadapi kesulitan sehingga penyesuaian program, metode pengajaran dan materi pengajaran yang diberikan kepada siswa akan memberikan jalan yang berbeda dalam mengatasi kesulitan. Guru juga harus mengkoordinasikan tindakan mereka dengan para pemain lain yang menyediakan layanan bagi siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah. Jalan ketiga mengharuskan semua pemeran untuk menciptakan sebuah komunitas pendidikan yang benar-benar dapat mengatasi kesulitan siswa dan bertindak dalam kemitraan sesuai dengan organisasi dalam bekerja. Tantangan di sini adalah untuk mengembangkan akuntabilitas dalam perkembangan siswa yang mungkin telah dikompromikan sesuai kemampuan mereka untuk bekerja sama dengan kepercayaan pada kedewasaan, dan percaya pada peluang sendiri untuk sukses. Untuk mencapai hal ini, guru membantu menetapkan indikator keberhasilan yang signifikan 75 kepada siswa yang dapat mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran, dan secara bersama menghasilkan tindakan pada bagian dari setiap orang yang terlibat.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Memfasilitasi pendidikan dan sosial siswa yang terinetrgrasi dengan ketidakmampuan belajar, ketidakmampuan menyesuaikan diri ataupun cacat Tim pengajar mengidentifikasi segala kebutuhan dan kemampuan siswa dalam menghadapi kesulitan di bawah tekananotoritas, dan bekerja secara bersama-sama untuk mengatur metode pengajaran dan pengawasan. Guru harus dapat memastikan bahwa siswa yang mengalami kesulitan harus memiliki akses bantuan ataupun alat les, bantuan individu, dukungan teknis, peralatan disesuaikan yang dapat dimengerti atau digunakan siswa. Jika perlu, mereka harus menegosiasikan kontrak secara pribadi dengan siswa, untuk memungkinkan siswa mengejar ketertinggalan dan mengkonsolidasi tujuan pembelajaran demi kemajuan siswa. b. Mengkonsultasikan kepada orang yang bersangkutan untuk memperoleh informasi latar belakang siswa tentang kesulitan kebutuhan, kemajuan, dll. Guru harus memiliki informasi tentang jalur pendidikan dari siswa mereka yang mengalami kesulitan, sehingga dapat mengukur tingkat pelayanan pendidikan terhadap siswa. Guru harus mempertimbangkan langkah-langkah yang wajib diambil dan upaya yang dilakukan pada pemeran-pemeran yang berbeda. Upaya untuk memperoleh informasi akan mengarah pada pemahaman siswa yang lebih baik dari kebutuhan, kapasitas, dan kondisi yang kondusif bagi keberhasilanya. Mereka berusaha untuk mengidentifikasi secara tepat pendidikan, perkembangan, keterlambatan intelektual, sosial atau emosional sehingga pengajaran dapat ditargetkan mereka. Mereka bekerja-sama dengan anggota lain dari tim pengajar yang mahirahli untuk membangun dan merencanakan kegiatan yang membantu mereka belajar lebih banyak tentang kebutuhan siswa dalam kesulitan, dan mengembangkan metode pengajaran yang sesuai. 76 c. Mengusulkan tugas-tugas belajar, tantangan dan peran dalam kelas yang dapat membantu siswa untuk maju. Secara fakta guru bertanggung jawab kepada siswa yang mengalami kesulitan, sehingga memungkinkan membutuhkan peran guru untuk bekerja secara individual dengan siswa tertentu dalam memberikan bentuk-bentuk dukungan khusus, Umumnya siswa tersebut belajar pada dasar sehari-hari dalam konteks interaktif. Mereka harus saling bekerja-sama dalam menyelesaikan tugas. Siswa yang mengalami kesulitan harus ditempatkan dalam kondisi yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kompetensi yang ditetapkan dalam program. Seringkali guru membandingkan siswa tentang keuntungan menggunakan strategi yang efektif dan kerugian dari strategi yang tidak efektif. Bila memungkinkan, guru menggunakan tutorial interaktif yang berisi pembelajaran yang berulang dari gagasan-gagasan sebelumnya. d. Berpartisipasi dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana pendidikan individual. Penyesuaian kebijakan sekolah memerlukan peran dari pusat pendidikan kejuruan dalam mengembangkan rencana pendidikan individu untuk semua siswa yang tidak memiliki kemampuan belajar, kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial atau cacat s. 110.11 of the Education Act. Pengajaran di dalam bidang kejuruan sangat berbeda dari bidang mata pelajaran umum, tetapi akan sama penting untuk beberapa siswa yang memiliki rencana pendidikan individual yang membahas kebutuhan spesifik mereka sendiri. Rencana ini disusun bersama oleh semua orang yang bekerja dan terlibat dengan siswa. Hal ini kemudian digunakan untuk menilai situasi dan kesediaan siswa untuk mengoreksi tindakan, dan melakukan penilaian secara teratur.

2. Tingkat Penguasaan:

a. bertukar ide dengan guru lain dalam rangka untuk menyusun rencana pengajaran yang tepat 77 b. menyesuaikan pengajarannya ke dalam kesulitan spesifik dari masing-masing siswa

8. KOMPETENSI 8

To Intergrate information and communications technologies ICT in the preparation and delivery of teachinglearning activities and for instructional management and Mengintergrasi teknologi informasi dan komunikasi TIK dalam persiapan dan pentransferan kegiatan belajarmengajar dan sebagai pembelajaran manajemen dan tujuan pengembangan secara profesional Dalam dua puluh tahun terakhir ini, aplikasi dalam computer telah merambah ke dalam sector produksi. Hal ini berarti bahwa informasi dan pengolahan informasi elektronik telah menjadi kunci terpenting dalam masyarakat . Sebagai hasilnya “semakin memanipulasi simbol-simbol yang mengaktifkan mekanisme fisiko-kimia atau memberikan akses ke simbol-simbol lain dalam sekali diproses sehingga menjadi informasi-informasi yang relevan ” Saint-Pierre and Rousseau 1993 in Conseil supérieur de l.éducation 1994: 15. Revolusi teknologi yang terjadi dalam produksi baik barang maupun jasa telah menyebabkan permintaan yang besar untuk pelatihan yang berkaitan dengan bidang teknologi, dan sektor pendidikan kejuruan. Menurut Conseil supérieur de l.éducation 1994: 38, pengantar dalam pembelajaran menggunakan TIK merupakan situasi pengajaran yang baru bagi guru yang harus dilengkapi. Ini berarti kompetensi yang dibutuhkan oleh guru dalam pengajaran lebih terintergrasi pada TIK dibandingkan dengan penguasaan sebenarnya teknis komputer. Misalnya, guru perlu akrab dengan isu-isu teknologi yang berkembang saat ini Conseil supérieur de l.éducation 1994: 37 dan dapat menilai sebuah paket perangkat lunak dalam pendidikan yang dalam hal ini bertujuan sebagai pelatihan dan karakteristik siswa. Pengetahuan tentang paket perangkat lunak umum pengolah kata, database, spreadsheet, E-mail dan jaringan informasi harus memungkinkan guru untuk menjadi lebih efektif dalam berbagai aspek strategi pembelajaran. 78

1. Gambaran Kompetensi:

a. Mengantisipasi berbagai masalah dan pertimbangan potensi dan keterbatasan dari teknologi informasi Seorang guru harus dapat mengantisipasi sebuah masalah. Ini berarti memprediksi hasil dari penerapan TIK dalam sekolah. Hasil dapat diprediksi jika guru memahami fitur-fotur yang menarik dalam teknologi terutama aspek, pedagogik, didaktik, tingkat sosial dan budaya. Oleh karena itu, guru harus mampu menjawab sejumlah pertanyaan, antara lain mereka perlu bertanya pada diri sendiri tentang dampak penggunaan TIK, apakah akan memiliki perkembangan kompetensi yang ditetapkan dalam program studi dan penerapan kompetensi selanjutnya di tempat kerja atau tidak. Lebih khusus lagi, mereka perlu memutuskan apakah penggunaan TIK akan menyelaraskan pelatihan yang ditawarkan oleh pusat dimana konsepsi dari pekerjaan telah berubah, terutama karena adanya pengenalan teknologi baru. b. Menilai potensi pelajaran dengan menggunakan aplikasi komputer dan teknologi jaringan dalam kaitannya dengan pengembangan kompetensi yang ditargetkan dalam program studi Sejumlah situs saat ini menawarkan sumber-sumber yang dibutuhkan pendidikan yang telah disiapkan oleh guru atau Pusat Pendidikan Kejuruan atau organisasi nirlaba lain seperti Réseau de personnes ressources pour le développement des compétences des élèves par l.intégration des technologies RECITS, formerly known as the Centre d.enrichissement de la microinformatique scolaire or CEMIS. Banyak dari berbagai sumber telah diuji dan dimodifikasi berulang kali oleh guru, sehingga mereka sekarang lebih mudah dalam situasi belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Selain itu, pusat-pusat pendidikan kejuruan mempertahankan daftar tim pengajar untuk setiap mata pelajaran, yang dapat mereka gunakan bersama dengan tenaga pendidik lainnya untuk mencapai tujuan operasional dari program studi mereka. Tim juga menggunakan alat-alat komputer lain yang dirancang oleh perusahaan swasta untuk 79 tujuan selain mengajar. Alat tersebut harus dinilai sesuai dengan target kompetensi. Dengan kata lain, guru harus membuat pertimbangan nilai tentang kegunaan alat dan jaringan dalam mengembangkan kompetensi yang ditargetkan dalam program penelitian. c. Berkomunikasi dengan menggunakan berbagai sumber multimedia Bagi para guru, fitur dalam kompetensi ini berarti memanfaatkan komputer yang dalam alat yang berbeda untuk beradaptasi mengajar mereka untuk tujuan dan kebutuhan siswa. Misalnya, mereka dapat memilih untuk format kuliah atau demonstrasi untuk menyajikan beberapa elemen dari mata pelajaran, menggunakan video untuk menggambarkan pernyataan mereka, dan menawarkan latihan praktek berbasis komputer untuk siswa dalam mengatasi kesulitan sebelum melanjutkan ke laboratorium atau bengkel, serta memberikan siswa dengan akses ke jaringan informasi yang relevan dengan subjek yang diteliti, menggunakan perangkat lunak simulasi untuk membantu siswa memahami konsep-konsep ilmiah yang abstrak dimana fungsi dari konsep-konsep yang didasarkan, atau memungkinkan mereka untuk berlatih menggunakan dan memperbaiki peralatan yang mahal dalam lingkungan yang aman Conseil de l supérieur Pendidikan 1994:35. d. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif guna mencari informasi dan pemecahan masalah Fitur ini berarti mengharuskan guru untuk mampu memahami pesan-pesan sanditersirat dari media komunikasi elektronik dan menganalisis secara kritis untuk memecahkan permasalahan operasional. Dalam memahami media komunikasi elektronik tersebut diperlukan cara bagaimana merancang media yang dapat membangun informasi dan jaringan komunikasi, dan bagaimana mereka menerjemahkan pengetahuan tentang mata pelajaran khusus yang menjadi bahan dalam belajar. Pengetahuan ini sangat penting bagi pelatihan diterapkan yang dapat berguna sebagai informasi masyarakat Conseil supérieur de l.éducation 1994: 24. 80 Guru yang memahami media teknologi lebih mampu memilih informasi yang relevan pada tema atau subjek tertentu. Fitur ini juga digunakan untuk mengetahui bagaimana menggunakan aplikasi yang berbeda dari teknologi, misalnya untuk menulis teks, perencanaan unit, memesan peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar di laboratorium atau bengkel, merekam ketidakhadiran siswa dan kinerja, menghubungi guru lain, orang tua dan perwakilan bisnis. e. Menggunakan TIK secara efektif untuk membangun jaringan yang memfasilitasi berbagi informasi dan mempromosikan pengembangan profesional pengajaran dibidangnya sendiri. Paragraf sebelumnya telah dijelaskan bahwa peran Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai sarana untuk mendiskusikan masalah-masalah profesi yang berhubungan dengan materi pelajaran itu sendiri atau tindakan dalam mengajar dengan guru lain atau pihak lain. Penciptaan komunitas belajar seperti yang diusulkan oleh Christensen, Garvin dan Sweet 1994 menghasilkan sinergitas antara kerja dan refleksi dari individu dengan minat yang sama, tetapi terletak di lokasi yang terpisah. Dalam tahun-tahun berikutnya, ini akan menjadi salah satu sumber yang paling subur dalam penyegaran intelektual dan pendidikan berkelanjutan. f. Membantu siswa untuk membiasakan diri dengan TIK, menggunakan ICT untuk melakukan kegiatan belajar, menilai TIK mereka dengan sendiri, dan untuk melaksanakan penilaian kritis mengenai informasi yang mereka temukan di internet Penerapan pendekatan pendidikan difokuskan pada pengembangan kompetensi, dimana siswa membangun pengetahuannya sendiri dan guru hanya bertindak sebagai panduan atau mediator. Tugas mereka adalah untuk membantu siswa dengan pembelajaran mereka dengan menyiapkan kegiatan yang relevan dan menawarkan dukungan dalam proses pembelajaran. Hal yang sama berlaku untuk TIK. Guru harus menyusun situasi belajar-mengajar yang akan memungkinkan siswa 81 untuk memperoleh kompetensi target dan kemampuan untuk menggunakan teknologi dengan cara yang produktif dan terpadu. Ini berarti mendidik siswa tidak hanya untuk menggunakan teknologi secara profesional, tetapi juga untuk mengembangkan penilaian yang terstruktur dan kritis, antara lain untuk melawan risiko informasi dari bawahan Conseil supérieur de l.éducation 1994:25.

2. Tingkat Penguasaan:

a. mendemonstrasikan penilaian secara kritis dengan mempertimbangkan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya berkaitan dengan pengembangan kompetensi melalui penerapan proses pendidikan yang difokuskan pada pembelajaran dan berdasarkan keterbatasan dan persyaratan lingkungan yang dimilikinya b. mengidentifikasi potensi kontribusi komputer untuk pengembangan keterampilan kemampuan kognitif dan keterampilan sosial oleh siswa c. menciptakan kondisi yang tepat sesuai dengan fungsi penggunaan TIK oleh siswa dalam lingkungan pelatihan, sehingga teknologi dapat membantu mereka untuk mengembangkan kompetensi mereka sehingga dapat menjadi lebih efisien ketika berlatih bidang kejuruan mereka di tempat kerja d. membuat penggunaan secara efektif dari aspek yang berbeda dari teknologi komputer yang digunakan untuk mengirimkan informasi, menjaga percakapan dengan guru-guru lainnya, para ahli dan perwakilan bisnis, mengumpulkan dan menganalisis data, menyiapkan dokumen mengajar, evaluasi belajar, dll e. terlibat dalam kegiatan organisasi yang desain dengan menggunakan perangkat lunak komputer dan membangunnya menjadi pendidikan kejuruan pada umumnya dan pengajaran yang khusus diberikan atau bidang kejuruan pada khususnya, dimana dalam hal ini melakukan pendidikan secara berkelanjutan 82

9. KOMPETENSI 9

To corporate with school staff, parents, partners in the community and students in pursuing the educational objectives of the school Bersama-sama dengan staf sekolah, orang tua, masyarakat dan siswa dalam mengejar tujuan pendidikan sekolah Seperti yang ditunjukkan oleh Perrenoud 1999: 91, kami sedang memperhatikan fungsi-fungsi yang muncul dalam transformasi identitas pada bagian dari berbagai mitra secara bersama dalam membangun kompetensi baru. Untuk lebih dekatnya harus lebih banyak kontak dengan orang tua dan masyarakat. Guru harus mampu menyuarakan pendapat mereka dan didorong ke arah peran yang dimaksud tetapi melebihi kekhawatiran mereka mengenai siswa di kelas mereka. Ini adalah perubahan identitas yang mengharuskan para guru secara bertahap untuk mengadopsi perspektif masyarakat dan menerima tanggung jawab bersama untuk layanan pendidikan yang diberikan kepada keluarga yang dilayani oleh sekolah Corrigan 1994; Corrigan dan Udas 1996.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Bekerja sama dengan anggota lain dari staf sekolah dalam mendefinisikan orientasi-orientasi dan mengembangkan dan melaksanakan proyek-proyek yang terkait dengan pelayanan pendidikan di daerah-daerah yang termasuk dalam tanggung jawab sekolah Guru yang menjabat sebagai dewan pengurus tentunya mengetahu sekolah dan siswa dengan baik. Mereka mampu mengklarifikasi, menjelaskan dan mempertahankan praktek dan pilihan, yang dapat membantu dalam menentukan dan melaksanakan proyek-proyek sekolah yang menggabungkan nilai-nilai secara kolektif. Hal ini jelas bahwa setiap bentuk kerja kolaboratif melibatkan divisi konsensual dari divisi, peran dan tanggung jawab. Jika konflik atau kesalahpahaman terjadi, tantangannya adalah mendiskusikan ide baru yang dalam arah yang benar. Keterlibatan dalam pelaksanaan proyek berarti bersikeras adil dalam pembagian tugas, pemantauan proyek-proyek bersama orang yang bertanggung 83 jawab serta dengan siswa-siswa, membuat saran, menyediakan mitra dengan informasi, meminta dan mempertimbangkan pilihan mereka dan memutuskan pada perubahan arah yang sesuai. b. Mendukung siswa yang terlibat dalam struktur administrasi pusat pendidikan kejuruan atau pusat segala kegiatan atau perencanaan Tujuan dari pusat pendidikan kejuruan, selain misi pengajaran dan kualifikasi dalam mengajarkan siswa juga untuk hidup bersama secara harmoni untuk memperoleh nilai-nilai demokrasi dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab Ministère de l.Éducation 1997b. Di dalam hal ini siswa dapa diajarkan dalam berbagai cara, misalnya dengan berpartisipasi di dalam struktur manajemen sekolah yang mengatur papan atau dengan berpartisipasi di tengah-tengah kegiatan atau program sekolah. Siswa memiliki keyakinan yang kuat dalam kemampuan untuk belajar bertanggung jawab. Guru harus meningkatkan kemampuan dalam merperhatikan nilai-nilai penghormatan dan toleransi bersama, sehingga siswa dapat belajar secara bekerja sama, membantu satu sama lain dan menjadi sumber bagi satu sama lain. c. Mendorong orang tua untuk mengambil minat dalam pemilihan bidang kejuruan pada anak-anak mereka Para orang tua siswa pemilihan bidang kejuruan mungkin dapat memberikan sumber kontribusi tertentu atau kepentingan dalam sebuah perencaan tertentu. Kompetisi yang diadakan di berbagai kejuruan dan teknis bidang merupakan contoh yang tepat dalam hal ini. Ini akan bermanfaat jika orang tua lebih banyak terlibat, mendukung anak-anak mereka dan membantu mereka untuk melatih untuk nasional, lokal, regional, dan kompetisi internasional. Bagi para guru, melibatkan orang tua dalam kehidupan seorang pusat pendidikan kejuruan berarti terutama melawan prasangka terhadap pendidikan kejuruan dan menegaskan pilihan kejuruan dari anak. Melibatkan orang tua dalam pusat kegiatan tentu sebuah tantangan, tetapi juga bisa 84 menjadi kesempatan untuk mendorong anak-anak untuk melanjutkan pendidikan mereka di bidang yang mereka pilih. d. Mengembangkan dan memelihara hubungan dengan mitra sosial dan professional Di akhir program, beberapa siswa dapat bergerak dengan lancar pada kehidupan yang profesional saat mereka memasuki pasar kerja untuk pertama kalinya. Di Quebec, guru dari sektor kejuruan sebagian besar bertanggung jawab untuk menjaga hubungan antara bisnis dan komunitas pendidikan. Mereka mendengarkan kebutuhan tenaga kerja dan usaha sehari-hari, dan harus mengembangkan serta memelihara hubungan yang didasarkan atas dasar kepercayaan.

2. Tingkat Penguasaan:

a. menempatkan perannya dengan yang lain untuk dimainkan oleh orang yang memegang bagian inti internal atau eksternal, sehingga setiap individu dapat melengkapi dan menghormati kompetensi yang lain b. menyesuaikan tindakannya dengan tujuan pendidikan sekolah dan memberikan kontribusi pada pencapaian tujuan tersebut dengan menyarankan perbaikan sebaik mungkin dan menjadi pribadi yang terlibat dalam perencanaan sekolah c. membangun hubungan kepercayaan dengan berbagai mitra

10. KOMPETENSI 10

To corporate with members of the teaching team in carrying out tasks involving the development and evaluation of the competencies targeted in the programs of study, taking into account the students concerned. Bersama-sama dengan anggota tim pengajar melaksanakan tugas-tugas yang melibatkan pengembangan dan 85 evaluasi kompetensi yang ditargetkan dalam program studi, dengan mempertimbangkan siswa yang bersangkutan Kemampuan untuk bekerja dari sebuah tim adalah salah satu aspek yang paling penting dari profesionalisme kolektif dalam mengajar. Secara luas ini dianggap sebagai tujuan yang harus tercapai. Profesionalisme kolektif sangat perlu dilakukan karena rasa tidak enak dari profesi guru yang telah berkurang selama bertahun-tahun akibat isolasi tindakan individu Bisaillon 1993. Kontinuitas dan konsistensi dalam mengajar baik di dalam tahun yang sama maupun dari satu tahun ke tahun berikutnya sangat diperlukan untuk mendorong kesuksesan dan mencegah siswa dalam kesulitan dari putus. Banyak guru yang sudah bekerja sebagai bagian dari tim, dan lain-lain yang mendukung pembentukan jadwal dan keorganisasian yang akan memungkinkan mereka untuk melakukannya. kolaborasi antara guru dibangun secara berbeda tergantung pada tingkat pendidikan. Tim pengajaran di departemen bertindak sebagai kelompok referensi yang menyampaikan standar perilaku dan parameter identitas profesional, dan membuat banyak keputusan mengenai pendistribusian konten pelajaran, struktur penggunaan dan jadwal ruang kelas, buku pelajaran dan bahan ajar Tardif dan Lessard 1999, Glatthorn 1998.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Mengenali instansi-instansi di mana kerjasama dengan anggota lain dari tim pengajar yang diperlukan untuk merancang atau beradaptasi dalam situasi belajarmengajar, mengevaluasi belajar siswa atau untuk mendorong penguasaan kompetensi-kompotensi siswa Sebuah tim tidak selalu efektif apabila anggotanya melakukan segala sesuatu secara bersama-sama. Kadang- kadang lebih baik untuk melimpahkan ke anggota yang bekerja dalam kelompok kecil atau individual. Para anggota tim pengajar harus mampu menilai jenis kerjasama yang sesuai dengan tugas atau masalah yang dihadapi. Di lain waktu, seluruh tim harus bekerja secara intensif untuk membuat keputusan yang terstruktur, seperti mendirikan metode pelatihan pendidikan koperasi, menyetujui isi 86 evaluasi atau memilih bahan untuk digunakan oleh para siswa. Beberapa proyek dapat dilakukan oleh beberapa anggota tim, sementara yang lain bekerja untuk membantu siswa dalam kesulitan. Ini berarti anggota tim harus akrab dengan anggota lainnya secara individu dan kolektif dan menerapkannya agar siswa memiliki dukungan terbaik di lokasi dari berbagai pelatihan. b. Mengembangkan dan mengorganisasi perencanaan- perencanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh tim pengajar Perencanaan adalah kegiatan yang kompleks yang membutuhkan beberapa kompetensi yang tergantung contoh dalam pelaksanaan, menetapkan tujuan, menetapkan dan menerapkan rencana tindakan, mengidentifikasi sumber daya dan menilai dampaknya. Membangun dan mengimplementasikan proyek merupakan bagian dari tim pemanggil pada kemampuan yang sama, tetapi dalam konteks tim. Dengan demikian, anggota tim harus dimulai dengan menyepakati visi proyek dan isu-isu yang mendukung. Jika memungkinkan, mereka juga harus mengklarifikasi dan menstandarisasi pemahaman tentang proyek. Menetapkan rencana tindakan yang melibatkan pembagian dan mengkoordinasikan tugas serta kepemimpinan, mengidentifikasi dan menggunakan sumber yang ada, pengaturan jadwal, dan memungkinkan untuk mengverifikasi dan mengadaptasi jika perlu. Komunikasi yang jelas dan efektif antara tim anggota adalah penting sepanjang proyek. Tim harus memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memutuskan apakah akan tetap di lapangan yang sama atau merubah arah. Anggota tim harus memiliki pengamatan, penilaian dan kemampuan analisis yang baik, karena pertukaran ide mereka kepada perilaku siswa, mereka akan perlu memeriksa persepsi rekan-rekan mereka, membuat serangkaian keputusan kecilsementara dan menyesuaikan tindakan mereka untuk mempertimbangkan rincian signifikan dari reaksi siswa. Mengevaluasi proyek berarti menyetujui kriteria, bekerja sama untuk menilainya dan menyepakati cara menginvestasikannya kembali itu. Terpisah dari tujuan 87 proyek, kerja sama antara anggota tim berarti bahwa setiap individu harus bebas untuk berbicara, membuat proposal dan mendengarkan apa yang dikatakan rekannya, kontribusi dari sumber yang ada, bertanggung jawab, jelas menetapkan batasan dan persyaratan, melaksanakan dan melaporkan tugas kepada orang lain. c. Bersama-sama secara aktif, serentak melangsungkan secara berkerja sama antara tim pengajaran dan siswa Penelitian mengenai pengajaran telah mengungkapkan berbagai bentuk kerjasama dalam pendidikan. Kerjasama biasanya tidak melibatkan rekan kehadiran di kelas Acker 1999; Tardif dan Lessard 1999. Namun secara umum, kerjasama tampaknya lebih tepat dipraktekkan dan ditopang oleh guru dalam kegiatan pendidikan yang berbeda Tardif dan Lessard 1999: 420. Hargreaves 1994 menunjukkan bahwa bentuk kerjasama antara guru adalah hasil dari tekanan administrasi, fenomena pemaksaan kolegialitas. Menurut Perrenoud 1999, membentuk tim pengajar untuk bekerja sama dengan siswa adalah unsur yang paling menuntut dalam kompetensi koperatif. d. Membantu membangun konsensus, ketika diperlukan, di antara anggota tim pengajar Konsensus tergantung pada keberadaan dari tujuan dan isi bersama serta konflik yang sehat dalam resolusi. Makna bersama sangat penting dalam mengajar. Guru telah terbiasa bekerja sendiri, dan pembendaharan pendidikan mereka, walaupun ternyata identik sama dengan guru-guru lain. Secara bertahap akan menjadi bagian yang terkait dengan mereka sendiri berdasarkan praktek, kepercayaan, dan perasaan yang khusus. Diskusi tentang bahan-bahan kelas, kursus dan praktek individu, pengembangan kolektif praktek dan saling mengobservasi antar tim pengajar.

2. Tingkat Penguasaan:

a. berkontribusi pada kerja tim pengajar secara efektif 88 b. memberikan kritik konstruktif dan membuat saran yang inovatif sehubungan dengan pekerjaan tim

11. KOMPETENSI 11

To engage in professional development individually and with others. Terlibat dalam pengembangan profesional secara individu maupun dengan orang lain Pengembangan keprofesionalan bagi guru di sektor kejuruan selalu menjadi perhatian bagi lembaga pelatihan guru dan pusat pendidikan kejuruan yang mempekerjakan guru. Pada tahun 1960, Teknik École normale de l.enseignement technique ENET, atau Sekolah teknik pelatihan guru mulai menawarkan program pelatihan yang meliputi industri berbasis pembangunan profesional berkelanjutan. Praktek ini menjadi lebih luas di tahun 1970-an dan 1980-an, ketika universitas mengambil alih ENET, universitas menawarkan program sebagai bagian dari mereka Vocational Teacher Training Development Program VTTDP yang termasuk kegiatan individu dan kelompok pengembangan profesional. Program yang diperkenalkan oleh Ministère de l.Éducation du Québec sangat inovatif dan menawarkan dua komponen, yaitu pelatihan dan penelitian. Dengan demikian, guru bisa memperoleh pelatihan dasar kejuruan dan juga melakukan penelitian, misalnya menjadi alat pendidikan yang diperlukan untuk mengajar mereka mata pelajaran atau bidang kejuruan khusus. Program ini sangat populer di kalangan guru pada saat itu dan banyak dari mereka mengambil keuntungan dari itu untuk meningkatkan keterampilan profesional mereka.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Membawa bekal kompetensinya dan mengambil langkah- langkah untuk mereka kembangkan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia Untuk mengajar di sektor kejuruan, guru harus mengikuti perkembangan sosial. ini berarti teknis dan perkembangan teknologi sangat mempengaruhi mata 89 pelajaran khusus ketika mereka mengajar. Hal ini dapat memberikan perubahan dalam sifat pekerjaan itu sendiri, seperti yang dibahas dalam kaitannya dengan teknologi informasi dan komunikasi lihat Kompetensi 8, serta perubahan dalam orientasi pelatihan yang berkaitan dengan paradigma, seperti yang terjadi di reformasi pendidikan SMK, dimana penekanan akan ditempatkan di masa depan pada belajar daripada mengajar. b. Membawa bagian dalam sesi pelatihan yang telah disesuaikan dan periode pelatihan industri Pembaharuan dalam keteknikan, teknologi dan organisasi sangat penting dilakukan dalam kompetensi kerja. Metode tersebut memungkinkan guru tidak hanya memperbarui pengetahuan mereka, tetapi juga dapat memperoleh pengetahuan baru yang kemudian dapat digunakan untuk menyesuaikan pengajaran dengan cepat sesuai dengan tuntutan pasar tenaga kerja. Namun, mereka hanya efektif jika disertai dengan berpikir dalam dan berkaitan dengan konteks tindakan Karolewicz 1998; Schön 1994; St-Arnaud 1992. Itu merupakan proses berpikir yang memungkinkan guru untuk melihat secara kritis pengetahuan baru dari mereka dan mengidentifikasi elemen-elemen penting yang digunakan untuk mengajar mereka. c. Mendiskusikan relevansi atau pilihan pedagogiknya dan didaktiknya dengannya atau rekan-rekannya Pengembangan profesional oleh rekan-rekan sering digambarkan sebagai kondisi yang penting untuk perubahan pedagogik dan transfer dari keahlian di tempat kerja Brossard 1998; Conseil supérieur de l.éducation 1995; Gordon dan Nicely 1998; Ouellet 1998. Berbicara tentang karir guru, peran pusat dari rekan-rekan dalam pengembangan profesi mereka Corriveau 1999: 34. Diskusi tentang relevansi pilihan pedagogik hanya mungkin jika guru bersedia untuk menerobos struktur yang sering dikenakan oleh organisasi kerja yang membagi pengajaran menjadi unit-unit program yang sesuai dengan keahlian guru. Dari jenis struktur tersebut kemungkinan dapat menciptakan 90 minoritas pedagogik dan mencegah guru untuk memulai dan mempertahankan produktif sehingga berbuah diskusi. d. Merefleksikan prakteknya dan membuat penyesuaian yang diperlukan. Analisis refleksi melampaui aktivitas mental saat ini dan diskusi ide-ide yang mendasari setiap praktek profesional, dan melibatkan keinginan untuk belajar secara pendekatan metode dari pengalaman dan mengubah suatu praktek yang dari tahun ke tahun Perrenoud 1999: 154. Guru harus berpikir secara metodis tentang pengalaman atau tindakan mereka berarti proses dan metode dikembangkan untuk memahami mana yang bekerja dengan baik atau kurang baik dalam situasi tertentu dan merancang solusi dari kekurangan tersebut. Pengujian solusi juga dapat dilakukan dengan tindakan. Setelah pengujian telah dilakukan, guru harus mengidentifikasi unsur-unsur utama dari hasil sehingga dapat diputuskan metode apa yang produktif digunakan. Mereka juga menggunakan prinsip pendekatan teoritis, sehingga memberikan makna dan struktur pada tindakan mereka, serta mengambil waktu untuk berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Ini merupakan bagian dari proses pembelajaran yang dihasilkan karena pengayaan guru dan organisasi dimana tempat mereka bekerja. e. Mengujung-tombakan perencanaan pedagogik untuk memecahkan masalah dalam mengajar Banyak dari strategi pengembangan profesional yang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir yang mempertanyakan citra guru sebagai konsumen, penerima dan penyebar pengetahuan yang dihasilkan oleh orang lain Cochran-Smith dan Lytle 1999; Schoonmaker, Sawyer dan Borrego Brainard 1998. Sektor pendidikan kejuruan telah lama memahami hal ini dan itu sering sekali dikatakan bahwa penekanan harus berada pada penciptaan dan penguatan perangkat pelatihan yang difokuskan pada pembelajaran, di mana guru bertindak sebagai spesialis, mediator dan panduan belajar. Dalam bermain peran, mereka bertindak sebagai profesional sejati, yaitu sebagai orang yang mampu bertanggung jawab, independen, berpikir tentang tindakan 91 mereka sendiri, dan menghasilkan pengetahuan dari tindakan mereka sendiri Schön 1994. f. Melakukan penelitian yang berkaitan dengan penguasaan kompetensi yang ditargetkan dalam program-program studi dan tujuan pendidikan dari pusat pendidikan kejuruan Program studi bagi siswa SMK memiliki tujuan yang sangat berbeda. Beberapa akan melatih orang untuk memperbaiki peralatan, sementara yang lain akan melatih mereka untuk menerapkan prosedur yang ketat untuk merancang teknikal obyek atau model. Terlepas dari program ini, bagaimanapun guru sering menerapkan pendekatan didaktik yang, dimana mereka pertama kali menjelaskan teori, dan kemudian mengelola kelas dalam bentuk latihan di laboratorium atau bengkel. Mengingat keragaman dari tujuan program dan paradigma baru yang menekankan belajar daripada mengajar lihat Kompetensi 3, guru sekarang perlu untuk mengambil pendekatan secara kritis pada masalah ini, dalam hal peran mereka sendiri dan murid-murid mereka.

2. Tingkat Penguasaan:

a. membuat daftar kompetensinya untuk mengenali apa yang dia sudah tahu, dan menyusun rencana pembangunan berkelanjutan profesional yang akan memungkinkan dia untuk mengubah dan mengajar mengajar mata pelajaran dalam bentuk pertanyaan b. mengidentifikasi, memahami dan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk pendidikan pada umunya dan kejuruan pada khususnya literatur teknis, laporan penelitian dan literatur profesional, jaringan pedagogik, data bank c. memusatkan perencanaan-perencanaan pedagogik pada aspek-aspek tertentu dari apa yang mereka ajarkan d. berpartisipasi secara aktif dalam proyek-proyek penelitian yang berkaitan dengan penguasaan kompetensi yang ditargetkan dalam program-program studi dan tujuan pendidikan dari pusat pendidikan kejuruan. 92

12. KOMPETENSI 12

To demonstrate ethical and responsible professional behavior in the performance of his or her duties. Menunjukkan perilaku profesional secara etis dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugas-tugasnya Profesionalisme adalah keadaan atau sikap yang dikembangkan oleh seseorang sebagai bagian dari proses sosialisasi profesional, dimana ia menerima standar umum bersama oleh kelompok profesional. Guru diharapkan untuk menunjukkan profesionalisme, yaitu untuk mematuhi yang berlaku prosedur umum dan standar profesi Bourdoncle 1991. Guru yang professional harus mampu berkomitmen dalam tindakan mereka dan harus memegang teguh keyakinan bahwa siswa dapat dididik di bawah tekanan Meirieu 1989. Guru profesional diharapkan dapat menunjukkan kesadaran profesional, yaitu suatu bentuk komitmen dan kewajiban Ministère de la Culture et des Communications 1998 yang membawa mereka, dalam batas-batas tugas pengawasan professional mereka untuk mengurus siswa yang dipercayakan kepada mereka.

1. Gambaran Kompetensi:

a. Memahami nilai-nilai terendah dari apa yang mereka ajarkan Mengajar adalah pekerjaan dimana sebuah latihan pendewasaan yang dapat berpengaruh terhadap orang lain, yaitu siswa Fourez 1990. Ini adalah kerajinan moral Tom 1984, profesi jenuh dengan kadang-kadang bertentangan nilai-nilai. Seperti Perrenoud 1993 bertanya: Haruskah kita mengutamakan kebutuhan khususnya individu atau kelompok? Menghormati identitas individu atau mengubah perbedaan prioritas atau menghilangkannya? Menyerahkan secara pribadi atau tetap netral? Memaksakan kehendak kita untuk menjadi lebih efektif atau bernegosiasi panjang lebar, bahkan jika ini mengarah ke tindakan yang tidak lengkap? Mengorbankan masa depan atau masa kini? Tekanan pengetahuan atau sosialisasi? Bersikeras berpikir secara terstruktur, ekspresi dan kreativitas? Mendukung keaktifan 93 pedagogik atau penguasaan? Semua siswa atau menunjukkan simpati atau antipati? Calon guru harus memikirkan nilai- nilai dan prasangka mereka yang mendasari tindakan, dan hati-hati mengamati mereka dampak pada individu dan kesejahteraan kolektif siswa. Analisis refleksi sangat didukung oleh langkah-langkah terstruktur yang tampaknya tepat untuk tujuan ini. b. Mengatur kelasnya secara demokratis Sebuah kelas merupakan masyarakat mikro, yang menunjukkan ketegangan yang sama dalam masyarakat itu sendiri kekerasan, rasisme, seksisme, dll. Siswa tidak akan mampu memecahkan perbedaan mereka secara spontan dan demokratis, dan karena itu harus belajar untuk membangun dan menggunakan sikap dan perilaku tanpa pengecualian. Guru dapat, menggunakan pengurus kelas dengan pendekatan kooperatif untuk membantu siswa dalam menyelesaikan konflik kelas secara demokratis. c. Memberikan siswa dengan perhatian dan dukungan yang tepat. Pengertian “Profesionalitas” tidak dapat dikurangi menjadi satu perangkat perilaku eksternal atau kompetensi ekslusif dari komitmen pribadi. Sebaliknya, seorang profesional adalah orang yang mampu menerapkan subjektivitas dan identitas pribadi kehidupan profesionalnya Le Boterf 1997: 25. Dalam hal ini, masyarakat mengharapkan bahwa guru akan tertib Meirieu 1991. Tugas ketekunan yang bertentangan dengan kelalaian gagasan dalam melaksanakan tugas profesionalnya karena itu merupakan bagian penting dari etika profesional. d. Membenarkan keputusannya mengenai pembelajaran dan pendidikan siswa kepada pihak yang bersangkutan Guru kejuruan tidak dapat bertanggung jawab atas hasil belajar siswa. Dalil ini didasarkan pada sejumlah alasan, termasuk fakta bahwa setiap siswa mengikuti program tersebut dengan jalan yang berbeda dalam beberapa kasus. Ada siswa yang lulus dari sekolah langsung melanjutkan ke 94 perguruan tinggi. Ada juga yang melanjutkan ke pendidikan kejuruan. Hal ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa begitu banyak orang yang telah terlibat dalam proses ini. Pada saat yang sama setelah siswa lulus dan mereka bekerja tidak dapat menentukan angka keberhasilan dari mereka. Oleh karena itu, sulit untuk menempatkan tanggung jawab belajar di dalam kelas, bengkel atau laboratorium. e. Menghormati sifat rahasia dari aspek-aspek tertentu dari pekerjaannya. Dalam pekerjaan mereka siswa, guru merupakan salah satu kontak informasi pribadi yang dipercaya mereka sebagai mitra internal dan eksternal bekerja. Jika mereka tidak menyadari dari kebutuhan menghormati kerahasiaan dari informasi, mereka mungkin menyerah pada beberapa bujukan situasi non pekerjaan mereka. Guru memiliki kewajiban kebijaksanaan dan cadangan sebagai pengguna informasi pribadi mengenai kolega, siswa atau keluarga siswa. f. Menghindari segala bentuk diskriminasi terhadap siswa, orang tua atau rekan Dalam masyarakat pluralis, ada berbagai nilai-nilai dan pandangan. Kelas, bengkel, laboratorium atau pusat pendidikan kejuruan adalah titik fokus yang menyatukan siswa kaum muda dan orang dewasa dari berbagai asal yang berbeda, dengan berbagai bahasa daerahnya, kepemilikan agama yang berbeda, ras, kelas sosial, dan sebagainya. Guru kejuruan memiliki peran khusus untuk bermain dalam hal ini. Mereka harus menghindari mekanisme diskriminasi atau pengucilan secara kondusif dan menerapkan situasi yang dapat memastikan ekuitas dan menghargai perbedaan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan Piagam Kebebasan Hak Asasi Manusia. g. Menempatkan konflik moral yang timbul di kelas dengan mengacu pada tujuanpemikiran utama dari sekolah Jika siswa dapat menganalisis masalah-masalah moral yang terjadi di ruang kelas seks, kekerasan, obat-obatan, dll dan menemukan cara mengatasinya, guru harus menerapkan 95 pengetahuan budaya tertentu, jika tidak mereka akan melahirkan resiko yang mengarah ke berbagai bentuk eksklusi. Posisi moral telah berubah dari waktu ke waktu, dan berdampak pada bagaimana masalah dianalisis dan solusi yang diusulkan. Oleh karena itu penting bagi guru untuk dapat menempatkan masalah moral dengan mengacu pada pemikiran utama sekolah-sekolah filsafat, sejarah, sosial, politik, psikologis, memahami prasangka mereka, membuat informasi pilihan dan menganggap pilihan-pilihan baik secara pribadi maupun publik. h. Menunjukkan penilaian yang baik dalam menggunakan susunan dan peraturan hukum yang mengatur keprofesionalan mengajar dan kejuruan yang sedang diajarkan Pengajaran diatur oleh kerangka hukum dan peraturan. Undang-Undang Pendidikan menetapkan kewajiban dan hak-hak guru serta kesepakatan bersama yang menetapkan aturan guru yang harus dipatuhi guru dibawah kontrak kerja mereka. Beberapa kejuruan juga memiliki kode mereka sendiri, dan kesehatan dan keselamatan kerja peraturan berlaku untuk semua kejuruan. Dengan demikian, guru harus melakukan tugasnya sesuai dengan tuntutan regulasi kerangka kerja yang mengatur profesi mereka dan kejuruan yang diajarkan.

3. Tingkat Penguasaan:

a. mendemonstrasikan sikap tanggung jawab yang cukup dalam berurusan dengan siswa-siswa yang salah satunya dapat direkomendasi, tanpa syarat, bahwa sebuah kelas dapat dipercaya untuk diperhatikan b. menjawab kepada orang lain baik untuknya atau tindakannya dengan memberikan alasan yang cukup logis 96

D. Kompetensi Guru Kejuruan vocational di

SLOVENIA Berikut dikemukakan kompetensi guru di Slovenia yang dapat digunakan sebagai pembanding dalam pengembangan kompetensi guru SMK di Indonesia. 1. Cooperationinteractionteam work kerjasamaberinteraksi dengan tim kerja Guru kejuruan harus memiliki kerja secara tim, karena pekerjaan-pekerjaan di bidang teknik dan kkejuruan tidak dapat dikerjakan secara sendirian tetapi dikerjakan secara tim. Selain itu guru kejuruan juga harus mampu membangun kerjasama dengan pemerintah, dunia kerja dan dunia industri, semua lapisan masyarakat agar pembelajaran dalam pendidikan kejuruan relevan dengan kebutuhan masyarakat

2. Project and development work mengembangkan proyek dan

pekerjaan Guru harus memiliki kompetensi untuk mengerjakan pekerjaan proyek dan mampu mengembangkan dan menciptakan pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan teknik dan kejuruan di bidang pemerintahan, dunia kerja dan dunia industri cukup banyak, sehingga guru kejuruan diharapkan mampu membantu mengerjakan proyek yang ada di kelompok masyarakat tersebut. Guru kejuruan diharapkan mampu mengerjakan proyek-proyek seperti membuat kincir angin untuk pembangkit listrik di pedesaan, mmebuat kendaraan dan alat-alat pertanian yang cocok dipedasaan, melayani pemasangan jaringan listrik, melayani pembuatan makanan, pembuatan baju seragam, melayanai barang dan jasa dan lain- lain. Guru kejuruan juga diharapkan mampu mengembangkan dan menciptakan pekerjaan dengan cara merancang dan membuat produk-produk baru yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan cara demikian, maka akan ada peluang kerja yang dapat dikerjakan oleh murid-murid sekolah dan lulusan SMK. 97

3. Continuous learning pembelajaran berkelanjutan

Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang bersifat maju berkelanjutan, oleh karena itu guru kejuruan harus memiliki kompetensi untuk evaluasi terhadap kinerjanya sendiri dalam pembelajaran. Guru kejuruan harus mampu mmebuat refleksi diri tentang kekurangan dan kelemabahan dalam pembelajaran dan selanjutnya memperbaikinya. Evaluasi diri dapat dilakukan dengan bertanya pada murid, sesama guru, dan sumber lain, apakah pembelajaran yang telah dilakukan sudah baik atau belum. Guru harus maju secara berkelanjutan dan paralel dalam hal pengembangan profesi, institusi di mana bekerja, pemahaman perkembangan dunia kerja, dan dunia pendidikan

4. Creation of learning environment for individuals and groups and facilitating learning process

Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pengembangan individu dan kelompok, serta memfasilitasi proses pembelajaran Guru kejuruan harus memiliki kompetensi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang dapat menumbuhkan murid untuk belajar secara aktif, kreatif dan inovatif dalam melihat potensi dan permasalahan yang dihadapi. Guru harus memperhatikan adanya perbedaan murid dalam hal potensi, bakat, dan minat , sehingga setiap murid memperoleh perlakuan yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Setiap murid akan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan cara yang berbeda, oleh karena itu maka guru harus dapat memfasilitasi cara-cara belajara mereka. Guru harus juga dapat memfasilitasi pembelajaran pada anak yang memiliki kebutuhan khusus.

5. ICT Information and Communication Technology

Teknologi infornasi dan komunikasi sudah berkembanagn pesat dan masyarakat dan sudah menjadi bagian dari kehidupan amsyarakat. Oleh karena itu guru kejuruan juga harus memiliki kompetensi dalam menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Guru harus mahir dalam menggunakan berbagai program komputer seperti World, Exel, 98 Power Point, Internet, Email untuk mendukung pembejaran teori maupun praktik. Selain itu guru kejuruan juga diharapkan dapat membuat berbagai program komputer untuk pembuatan media pembelajaran dan progam komputer dalam mesin-mesin perkakas yang bernasis komputer seperti mesin CNC Computer Numerical Control

6. School administration Administrasi Sekolah

Guru kejuruan diharapkan untuk mengetahui sistem administrasi sekolah, peraturan-peraturan dan perundangan yang berlaku yang terkait dengan pendidikan kejuruan, sehingga dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku di suatu negera. Di setiap sekolah memiliki prosedur dan tata kerja tertentu, tata tertip tertentu, sistem administrasi pembelajaran tertentu, maka hal ini juga harus difahami dan dilaksanakan oleh setiap guru. Dalam hal peraturan perundangan di Indonesia, guru harus mengetahui Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, PP 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, Undang Dosen dan Guru dalan lain-lain.

7. Personal characteristics of teachers Karakteristik pribadi

guru Guru sebagai profesi harus memiliki kompetensi pribadi tertentu, yang berbeda dengan profesi lain. Guru kejuruan harus memiliki otonomi, percaya diri sebagai ahli, dan proaktif dalam dunia pendidikan. Guru juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik kepada murid dan lingkungan, melakukan dialog dengan temansebaya dan ilmuwan guna meningkatkan profesionalisme sebagai guru kejuruan. Guru juga harus memiliki integirtas moral, etika dan tanggungjawab, kematangan pribadi, dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya.