Pengertian kurikulum PENGEMBANGAN KURIKULUM

371 memberi gambaran tentang kurikulum sekolah kejuruan pada umumnya memasukkan tiga macam kurikulum yaitu kurikulum umum yang memberi keterampilan dasar, kurikulum akademik yang mempersiapkan siswa untuk melanjutkan sekolah dan kurikulum kejuruan yang memberi bekal keterampilan bekerja. Contoh kurikulum sekolah kejuruan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.1 SCHOOL CURRICULUM Academic curriculum General curriculum Core Subjects basic skills Vocational Curriculum Physics Calculus Foreign Language collegepreparatory Reading, writing, science and math skill - Agriculture Ed. - Bussiness Ed. - Health Occu. Ed. - Home Economic - Marketing Ed - Technology Ed - Trade Industri Ed Cosmetology Construction Welding Etc Gambar 8. 1. Program yang Masuk dalam Kurikulum Sekolah Kurikulum kejuruan bersifat spesifik sesuai dengan jenis program keahlian yang disiapkan. Jenis program keahlian SMK yang terdapat di Indonesia ada sekitar 20 macam. Jenis program kejuruan ditawarkan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni IPTEKS, dunia industridunia usaha, ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program kejuruan yang terkait dengan upaya-upaya pelestarian warisan budaya. Jenis bidang keahlian SMK antara lain: 1 Teknik Bangunan; 2 Teknik Elektro; 3 Telekomunikasi; 4 Instrumen Industri; 5 Teknik Mesin; 6 Teknik Pesawat Udara; 7 Grafika; 8 Kimia; 9 Teknik Perkapalan, 10 Tekstil; 11 Geologi; 12 Pertambangan; 13 Pelayaran; 14 Pertanian; 15 Pariwisata; 16 Bisnis Manajemen; 17 Tata Busana; 18 Tata 372 Kecantikan; 19 Pekerja Sosial; 20 Seni Rupa Kria dan Seni Pertunjukan. Jumlah keahlian ini mempunyai peluang berubah setiap saat karena karakteristik program keahlian dinamis tergantung kebutuhan pasar kerja. Apabila lulusan pendidikan kejuruan tertentu sudah jenuh, maka program keahlian dapat diganti dengan program lain yang banyak dibutuhkan masyarakat. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Kejuruan Kurikulum sekolah kejuruan mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari sisi orientasi, isi, lingkungan belajar, respon terhadap dunia kerja, biaya, standar kelulusan, dan hubungannya dengan masyarakat. Secara lebih rinci, karakteristik kurikulum sekolah kejuruan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Berorientasi pada proses dan produk Kurikulum sekolah kejuruan secara tradisional berorientasi pada produk atau kelulusan. Kesuksesan kurikulum sekolah kejuruan tidak hanya diukur melalui pencapaian prestasi belajar siswa tetapi juga melalui hasil yang ditampilkan dalam bentuk kinerja di dunia kerja. Kurikulum sekolah kejuruan berorientasi pada proses pengalaman dan kegiatan yang dilakukan di dalam tatanan sekolah dan produk efek pengalaman dan kegiatan pada pembentukan kompetensi siswa 2 Justifikasi isi kurikulum ditentukan bersama oleh sekolah dan masyarakat Kurikulum sekolah kejuruan berbasis pada identifikasi keterampilan kejuruan di bidang pekerjaan tertentu. Justifikasi kurikulum secara luas berada di luar tatanan sekolah dan masuk ke dalam masyarakat pengguna. Kurikulum berorientasi pada siswa untuk mendukung siswa agar mempunyai kesempatan kerja setelah lulus. 3 Lingkungan belajar merupakan simulasi tempat kerja Kurikulum teknik dan kejuruan tidak dibatasi untuk mengembangkan pengetahuan pada wilayah akademik tertentu tetapi membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk dapat bekerja. Lingkungan belajar sekolah kejuruan ditata supaya siswa dapat mengembangkan pengetahuan, memanipulasi keterampilan, sikap dan nilai- 373 nilai sesuai dengan kompetensi yang dituntut oleh bidang pekerjaan yang disiapkan. Sekolah merupakan tempat kerja buatan simulasi yang mempunyai kemiripan dengan tempat kerja yang sesungguhnya. Berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperoleh selama di sekolah kemudian diintegrasikan agar dapat diterapkan di tempat kerja yang sesungguhnya. 4 Responsif terhadap perkembangan teknologi yang ada di masyarakat Kurikulum sekolah kejuruan dituntut responsif terhadap perubahan teknologi di masyarakat. Program dan isi kurikulum disiapkan untuk pekerjaan yang tidak stabil. Kurikulum yang stabil akan cepat usang karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan dunia kerja. Pengetahuan dan keterampilan kejuruan dikembangkan melalui program magang apprentice supaya lembaga pendidikan dapat mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi di dunia kerja. Kurikulum sekolah kejuruan bersifat temporer atau secara terus menerus mengikuti perubahan. 5 Biaya penyelenggaraan relatif mahal Kurikulum sekolah kejuruan pada umumnya mahal tergantung pada jenis keterampilan yang diajarkan. Biaya mahal tersebut dapat dihitung dari biaya operasional untuk bahan bakar, listrik, air, peralatan dan bahan. Peralatan praktek memerlukan biaya perawatan, penempatan alat-alat, pengangkutan dan pembaharuan terutama pada alat-alat yang sudah tidak layak digunakan lagi. 6 Standar kompetensi kelulusan dinilai oleh industri. Siswa yang sukses di sekolah adalah siswa yang siap menerapkan keterampilannya untuk bekerja sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan industri. Standar kelulusan yang ditetapkan sekolah sejajar dengan kinerja yang diharapkan industri. Penentuan sukses tidak dibatasi oleh sekolah tetapi sukses diakui oleh dunia kerja. Standar sukses di luar sekolah antara lain diukur melalui sikap terhadap jabatan, keterampilan teknis, daya tahan kerja, dan keterampilan kewirausahaan. 7 Kualitas kurikulum dinilai dari eksistensi kerjasama antara sekolah dengan dunia usaha dan industri dudi Sekolah kejuruan yang eksis adalah sekolah yang dapat 374 menjalin kemitraan dengan masyarakat terutama dunia usaha dan industri. Hubungan kemitraan dapat dilakukan dalam bentuk kerjasama kegiatan magang atau penyaluran dan penyerapan lulusan sekolah kejuruan. Persepsi masyarakat terhadap kualitas dan kesuksesan kurikulum kejuruan disetarakan dengan eksistensi kerjasama antara sekolah dengan dudi ini. Kerjasama dapat lebih kuat apabila ada Memorandum of Understanding MoU

B. STANDAR ISI KURIKULUM

Isi kurikulum yang mempunyai feasibilitas tinggi untuk dilaksanakan perlu mempertimbangkan beberapa kemungkinan logis yang akan terjadi di lapangan apabila kurikulum diimplementasikan. Standar isi kurikulum yang logis dipengaruhi oleh faktor waktu dan biaya, kemungkinan konflik tekanan dari dalam lembaga dan luar lembaga, tuntutan isi lokal maupun nasional, keterampilan yang diperlukan oleh dunia kerja, dan isi kurikulum yang mampu disediakan oleh lembaga. Meskipun berbagai faktor ini telah dipertimbangkan, namun isi kurikulum sering sarat dengan muatan filosofi yang dianut oleh penentu kebijakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan isi kurikulum tersebut perlu dipertimbangkan karena:

1. Ketersediaan waktu dan biaya

Waktu merupakan elemen kritis dalam proses perencanaan kurikulum. Isi kurikulum perlu mempertimbangkan kalender waktu efektif yang dapat digunakan oleh pelaksana kurikulum sehingga rancangan isi kurikulum dapat dilaksanakan dalam waktu yang memadai. Isi kurikulum menentukan besar biaya. Perancang kurikulum pendidikan kejuruan perlu memperhatikan kemampuan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah atau masyarakat apabila akan menentukan proporsi isi mata pelajaran teori dan praktek. Pada umumnya, pelajaran praktek membutuhkan biaya yang mahal sehingga harus disesuaikan dengan kemampuan sasaran pelaksana kurikulum. 375

2. Tekanan internal dan eksternal

Kurikulum yang sudah dirancang dengan baik masih mempunyai kemungkinan untuk mendapat tekanan internal dari dalam lembaga pendidikan maupun eksternal dari luar lembaga pendidikan. Tekanan yang akan terjadi perlu diantisipasi supaya dampak kurikulum cukup netral, tidak terlalu merugikan pihak- pihak tertentu. Pengembang kurikulum perlu belajar dari beberapa contoh kasus yang menyebabkan kurikulum didukung atau ditolak untuk dilanjutkan.

3. Tuntutan isi lokal dan nasional

Tuntutan isi kurikulum nasional diatur oleh pemerintah pusat menjadi kurikulum inti yang wajib dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Tuntutan isi kurikulum muatan lokal disesuaikan dengan potensi daerah, lingkungan sekolah yang dipilih oleh sekolah untuk diterapkan. Pemerintah mengatur standar isi kurikulum yang berlaku secara nasional sedangkan bahan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan menjadi kewenangan lembaga pendidikan yang bersangkutan

4. Keterampilan yang diperlukan oleh dunia kerja

Tuntutan kualifikasi tenaga kerja setiap tahun terus berubah sesuai dengan perubahan IPTEKS yang terus melaju. Isi kurikulum harus mampu menyiapkan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Pada umumnya, tenaga kerja lulusan pendidikan kejuruan, selain dituntut memiliki keterampilan teknis yang sesuai dengan bidangnya juga dituntut memiliki keterampilan non teknis yang mendukung. Kompetensi umum dalam bidang keahlian teknik telah banyak diteliti antara lain oleh asosiasi tenaga kerja seperti American Society for Training and Development ASTD dan Secretary‟s Commission on Achieving Necessary Skills SCANS. Menurut SCANS atau sekretaris komisi tenaga kerja pada pencapaian keterampilan yang diperlukan. Pada tahun 1991 direkomendasi 8 tuntutan kompetensi esensial untuk masuk ke tempat kerja yaitu: a. Mengidentifikasi, mengorganisasikan, merencanakan dan mengalokasikan sumber-sumber pribadi; b. Hubungan interpersonal yang efektif dengan orang lain, c. Memperoleh dan menggunakan informasi, d. Memahami hubungan dalam sistem yang komplek, 376 e. Memilih, menerapkan dan menggunakan teknologi yang bervariasi, f. Keterampilan dasar membaca, menulis, menghitung, mendengarkan dan berbicara, g. Keterampilan berfikir yang digunakan dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah dan penalaran;. h. Kualitas personal untuk mengembangkan perasaan positif tentang dirinya sendiri dan orang lain Berdasarkan study Delphi yang melibatkan 53 expert, Zolingen 2002 menemukan kualifikasi kunci penting yang memungkinkan tenaga kerja untuk bekerja secara kompeten. Penelitian menelusuri kompetensi pada tiga bidang pekerjaan yang berbeda, tetapi kualifikasi kunci yang dibutuhkan sama. Perbedaan hanya terletak pada pembobotan, yaitu keterampilan kognitif lebih banyak dituntut oleh tenaga kerja teknik sedangkan keterampilan interpersonal lebih banyak dituntut oleh tenaga kerja jasa seperti perbankan dan asuransi. Kualifikasi kunci yang berhasil diidentifikasi oleh Zolingen 2002 antara lain: Kualifikasi Kompetensi Tenaga Kerja A. Dimensi instrumental umum Kemampuan untuk menangani informasi Kemampuan merencanakan kerja Pengetahuan interdisipliner Kesadaran kualitas Insight menemukan ide komersial Motivasi untuk belajar sepanjang hayat

B. Dimensi kognitif

Berpikir abstrak Berpikir metodologis Memecahkan masalah

C. Dimensi kepribadian

Mempercayai diri sendiri Peka terhadap tanggungjawab Teliti Dapat mengambil keputusan Melatih insiatif Mengatasi stress Kreatif