47 Melalui penilaian akan dapat diketahui seberapa jauh
murid-murid telah menguasai materi yang diajarkan, dan seberapa jauh tujuan telah dicapai oleh murid. Dengan
diketahui posisi murid dalam pencapaian tujuan, maka akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
materi pelajaran berikutnya. Penilaian dapat dilakukan dengan test formatif dan sumatif.
c. Responding to student needs and abilities Perhatian pada kebutuhan dan kemampuan murid. Setiap kelas berisi
murid-murid yang berbeda dalam potensi, kemampuan, merespon dalam pembelajaran, kebutuhan, gaya belajar
dan motivasi belajar. Guru yang kompeten harus mampu memahami perbedaan ini secara individual, sehingga
mampu menciptakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik murid yang ada di kelas.
Hubungan antara pekerjaan rumah, kemajuan belajar murid dan perhatian pada kebutuhan dan kemampuan murid, ditunjukkan
pada gambar 3.8 berikut.
Gambar 3.8. Hubungan antara pekerjaan rumah, kemajuan belajar murid dengan perhatian thd kebuutuhan dan kemampuan murid
C. Kompetensi Guru SMK
Pendidikan kejuruan mempunyai karakteristik yang khusus yang berbeda dengan pendidikan umum, oleh karena itu kompetensi
guru kejuruan secara khusus juga berbeda dengan pendidikan umum. Martinet, Gauthier and Raymon, dalam bukunya Teaher
Training in Vocational Education, Orientation Professional Competence 2000, mengemukakan kompetensi guru pada
pendidikan kejuruan, dengan pendekatan budaya ditunjukkan pada gambar 3.9.
Home work
Student progress
Responding to student needs
and abilities
48
Gambar 3. 9. Kompetensi profesional guru pendidikan kejuruan Martinet, Gauthier and Raymon, 2000
Berdasarkan gambar 3.9 tersebut terlihat bahwa kompetensi guru SMK ada 12 butir yang dikelompokkan menjadi empat yaitu:
ground work
, butir 1 dan 2, teaching as an act butir 3 sd 6,
TEACHING AS AN ACT
1. To develop
teachinglearning situations that are appropriate to the
students concerned and the subject content with a view to developing
the compe-tencies targeted in the programs of study.
2. To pilot teachinglearning situations that are appropriate to the students
concerned and to the subject content with a view to developing the
competencies targeted
in the
programs of study. 3. To evaluate student progress in
learning the subject content and mastering the related competencies.
4. To plan, organize and supervise a class in such a way as to promote
students learning
and social
development.
SOCIAL AND ACADEMIC CONTEXT
1. To adapt his or her teaching to the needs and characteristics of students with
learning disabilities, social mala- djustments or handicaps.
2. To Intergrate
information and
communications technologies ICT in the preparation and delivery of
teachinglearning activities and for instructional
management and
professional development purposes. 3. To corporate with school staff, parents,
partners in the community and students in pursuing the educational objectives of
the school. 4. To corporate with members of the
teaching team in carrying out tasks involving
the development
and evaluation of the competencies targeted
in the programs of study, taking into account the students concerned.
GROUNDWORK
1. To act as a professional intheritor, critic and interpreter of knowledge or culture when teaching students.
2. To communicate clearly in the language of instruction, both orally and in writing, using correct grammar, in various contexts related to
teaching.
PROFESSIONAL IDENTITY
1. To engage in professional development individually and with
others. 2.
To demonstrate ethical and responsible professional behavior in the performance of his or her duties.
PROFESSIONAL COMPETENCIES
49 social and academic content
butir 7 sd 10 dan professional identity
butir 11 dan 12. Hal ini dapat diberikan penjelasan sebagai berikut.
1. KOMPETENSI 1:
To act as a professional intheritor, critic and interpreter of knowledge or culture when teaching
students. Bertindak sebagai seorang pewaris profesional, kritikus, dan ahli pengetahuan atau budaya saat mengajarkan
siswa
Pendekatan budaya dalam mengajar merupakan salah satu dari dua orientasi umum dalam kompetensi ini. Budaya harus mampu
menyerap semua inti darikompetensi profesional guru. Sebagai hasilnya, fitur-fitur yang dijelaskan dalam kompetensi ini harus
banyak mengandung referensi eksplisit mengenai beberapa aspek budaya. Budaya tersebut antara lain adalah budaya sekunder.
Budaya Sekunder jelas hadir dalam isi program. Program ini menjelaskan tentang sudut pandang lain yang memungkinkan
siswa untuk memahami berbagai aspek dunia dan jarak dari budaya primer mereka.
1. Gambaran kompetensi Profesional
a. Menempatkan tolok ukur dasar dalam mata pelajaran dan titik pemahaman konsep, dalil, dan metode agar dapat
memberikan fasilitas yang bermanfaat guna pembelajaran yang mendalam kepada siswa
Guru harus memainkan peran sebagai perantara budaya Zakhartchouk 1999 dan juga mampu menyusun program
pengetahuan budaya sekunder, baik dalam tingkat universitas maupun tingkat sekolah sehingga siswa dapat
memahaminya. Mereka harus mendukung siswa saat mereka belajar. Mereka harus mampu menempatkan para kontribusi
tingkat universitas untuk memahami mata pelajaran khusus yang menyangkut isi program, sehingga dapat membangun
hubungan antara pengetahuan mata pelajaran khusus dan pengetahuan dari masing-masing tingkatan sekolah. Dengan