279 terus menerus; 6 koheren terintegrasi. Pengembangan
profesional seharusnya terkait langsung dengan pengalaman mengajar guru, juga sejalan dengan standar yang diharuskan bagi
guru, serta dapat dibuktikan melalui suatu penelitian; 7 inquiry- based
. Pengembangan profesional seharusnya mengarahkan pada kebiasaan guru mencari dan menemukan sesuatu secara terus
menerus serta mau melakukan refleksi secara aktif terhadap hasil belajarnya sendiri. Guru didorong terlibat aktif dalam diskusi yang
bermakna, membuat perencanaan, dan harus menyadari bahwa mengajar merupakan bagian dari pengembangan profesional; 8
guru kendali. Pengembangan profesional seharusnya merupakan sebuah respon terhadap kebutuhan dan keinginan guru yang mereka
identifikasi sendiri, untuk tujuan perbaikan, baik untuk individu maupun sekolah. Pengembangan profesional akan lebih bermakna
bagi guru jika mereka mengalami perubahan yang terkait langsung dengan pengembangan kontenisi mata pelajaran serta prosesnya;
9 terinformasikan melalui kinerja siswa. Dampak dari pengembangan profesional terhadap peningkatan prestasi siswa
harus diinformasikan kepada semua pihak agar selanjutnya dapat direncanakan pengembangan profesional yang tepat guna; 10
evaluasi diri. Pengembangan profesional harusnya termasuk pemahaman terhadap prosedur evaluasi diri kaitan dengan
peningkatan kemampuan; 11 penelitian tindakan. Pengembangan profesional seharusnya merupakan suatu proses inquri yang
sistematik dari berbagai pengalaman guru dan merupakan aktifitas kolaborasi dengan guru lain yang bertujuan untuk memperbaiki
pengajaran yang ada saat ini. Pengembangan profesional dalam bentuk penelitian tindakan seharusnya dilakukan oleh guru sendiri.
Menurut Villegas-Reimers 2003:15 terdapat beberapa petunjuk yang dapat digunakan guru dalam merencanakan
pengembangan profesional antara lain: 1 guru perlu mengenali perubahan-perubahan yang terjadi sebagai bagian proses individu
maupun sekolah; 2 guru perlu berpikir besar, tetapi harus memulai dari hal-hal kecil; 3 guru perlu bekerja dalam kelompok agar
mendapat dukungan; 4 guru perlu menggunakan prosedur sehingga memperoleh umpan balik; 5 guru perlu melakukan
follow-up
secara terus menerus; dan 6 guru perlu mengintegrasikan dengan berbagai program yang telah ada.
Pengembangam profesional, dalam konteks yang lebih luas
280 seharusnya mengacu pada pengembangan individual guru di dalam
peran profesionalnya. Lebih khusus lagi, pengembangan profesional guru harusnya merupakan capaian profesional guru yang
menguntungkan dan didasarkan pada peningkatan pengalaman serta telah teruji. Pengembangan profesional termasuk pengalaman-
pengalaman guru yang bersifat formal seperti pengalaman menghadiri workshop dan pertemuan profesional, melakukan
mentoring, dll., serta pengalaman yang bersifat informal seperti membaca berbagai bahan publikasi profesional, menonton televisi
dokumentasi yang terkait dengan disiplin akademik, dll.
F. Karaktersitik Pengembangan Profesional Guru
Karakteristik pengembangan profesional menurut Villegas-Reimers 2003:9 antara lain: 1 harus didasarkan pada konsep
konstruktivisme, bukan hanya sekedar transmisi saja; 2 harus disiapkan untuk jangka panjang; 3 harus berupa proses yang
dilakukan dalan konteks tertentu; 4 berupa proses sebagai bentuk hubungan kedekatan dengan tujuan perbaikan kinerja sekolah; 5
guru harus memahami
bagaimana melakukan refleksi diri; 6 harus dipahami
sebagai suatu proses kolaborasi; 7 harus dipandang dalam berbagai bentuk. Karakteristik pengembangan tersebut
mensyaratkan perubahan cara berpikir “re-thinking” yang bersifat
mendasar dari guru sehingga dapat terjadi interaksi yang bermakna antara teori dan praktek, antara aksi dan refleksi serta memperoleh
dukungan yang bermakna terhadap pengembangan profesional. Karakteristik di atas dikembangkan berdasarkan tuntutan perubahan
guru yang mensyaratkan kepemilikan cara belajar mengajar yang baik, perlu pengembangan kesadaran guru terhadap konsepsi awal
mereka; mengembangkan pengalaman transformatif; meyakinkan guru untuk membuat pilihan; berpartisipasi dalam pengelolaan
kegiatan pengembangan; dan mendukung guru dalam mengenal dan mengatasi keterbatasannya Raya Sercu, 2007:1140. National
School Board Association 2008 menunjukkan karakteristik pengembangan profesional guru yang sukses seharusnya: 1
direncanakan oleh guru dengan melibatkan perwakilan semua stakeholder
terkait dengan perubahan sekolah; 2 merujuk pada tugas yang spesifik, fokus pada penggunaan teknologi yang terkini
dalam kaitan dengan pengembangan dan penyelenggaraan kurikulum serta administratif termasuk semua kebutuhan guru
281 dalam mengajar; 3 dituntun oleh guru yang mampu menggunakan
teknologi, khususnya yang memiliki kemampuan mengajar orang dewasa dan dapat menjadi model dalam strategi mengajar yang
efektif;
4 adanya
keseimbangan waktu
belajar dan mempraktekkan hasil belajar; 5 menyediakan bantuan untuk akses
ke berbagai perangkat keras maupun perangkat lunak yang nantinya dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas atau pada saat pelatihan
di sekolah; 6 adanya kepekaan terhadap kebutuhan personal guru serta jadwal kerjanya; 7 dapat memberi bantuan pinjaman dana
untuk tujuan pengembangan; 8 perlu memberi kesempatan bagi guru untuk mengaplikasikan hasil belajarnya di dalam kelasnya; 9
perlu memberi dukungan seperti menyediakan bahan belajar tanpa harus mengcopy sendiri; 10 perlu memiliki sikap dan keahlian
terkini yang setara dengan apa yang dimiliki guru; 11 mendapat dukungan dari sekolah maupun dinas pendidikan secara seimbang,
baik untuk individu maupun kelompok; 12 aktifitas pengembangan yang dilakukan dapat diterima oleh seluruh
komunitas sekolah; 13 dilakukan untuk maksud perbaikan dan harus dievaluasi terus menerus.
Karakteristik pengembangan profesional guru merupakan gambaran pengembangan profesional guru yang dirancang dan
diharapkan dapat diwujudkan demi pencapaian profesionalismenya. Surya 2000:7 mengemukakan bahwa dalam mewujudkan kinerja
guru yang ideal, maka ada karakteristik gambaran atau citra guru yang diharapkan antara lain: 1 guru harus memiliki semangat
juang tinggi serta kualitas keimanan dan ketaqwaan yang mantap; 2 guru harus mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan
padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 3 guru harus mampu belajar dan
bekerjasama dengan profesi lain; 4 guru harus memiliki etos kerja yang kuat; 5 guru harus memiliki kejelasan dan kepastian
pengembangan jenjang karir; 6 guru harus berjiwa profesional; 7 guru harus memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non
material; 8 guru harus memiliki wawasan masa depan; 9 guru harus mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.
Guru akan dapat mewujudkan kinerja secara profesional jika memperoleh dukungan termasuk dari siswa, orang tua, pemerintah,
dan masyarakat luas.
282
G. Prinsip-prinsip Pengembangan Profesional Guru
Enam prinsip pengembangan profesional guru di sekolah yang disampaikan oleh Eggen Kauchak 2004:35 yang dapat
dijadikan acuan bagi sekolah dalam merencanakan pengembangan gurunya, yakni: 1 memanfaatkan semua kecerdasan yang dimiliki
guru seperti kecerdasan intelektual, sosial dan emosional secara bersama; 2 selalu memberi perhatian terhadap konteks dan
pengalaman mengajar; 3 bersedia memberi layanan informasi yang memadai; 4 selalu ingin mempraktekkan pengalaman
mengajar di kelas ke dalam konteks yang lebih luas; 5 menyiapkan guru-guru juga siswa-siswa dan orangtua-orangtua
dalam hal bertanya; 6 melibatkan pemerintah dalam menyesuaikan kebutuhan guru secara individu maupun institusi.
The New Jersey Professional Teaching Standards Board meyakini bahwa para pendidik perlu melakukan perencanaan pengembangan
profesional secara terus menerus dimulai dari guru pemula pada program induksi hingga karir profesionalnya sehari-hari. Pendidik
yang efektif merupakan pebelajar sepanjang hayat, sehingga pengembangan profesional harusnya merupakan proses yang
dilakukan terus menerus untuk tujuan mengasah keterampilan dan mengaplikasikannya dalam kegiatan mengajar sehari-hari, serta
juga mampu mengembangkan metode-metode baru Academic and Professional Standards and Learning, 2008.
Dalam penyiapan tenaga guru, beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara pengembangan
guru dan prestasi yang dicapai siswa, dimana guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa sebesar 36, manajemen
23, waktu belajar 22, dan sarana fisik 19. Jika dilihat dari aspek guru. Hal yang terkait erat adalah masalah citramutu guru
dan kesejahteraan Sidi, 2000. Tilaar 1999:104; Gordon 2004:13 menyatakan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tergantung
banyak hal, terutama mutu gurunya, dimana hal tersebut berhubungan
langsung dengan
pembangunan kapasitas.
Pembangunan kapasitas tenaga pendidik atau pemberdayaan guru merupakan salah satu kekuatan dalam pengembangan profesional
satuan pendidikan.