186 beberapa orang pemberi tes penguji saling bertatap muka.
Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Tes lisan digunakan pada saat pendidik gurudosen
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan selama
proses pembelajaran, wawancara, perbincangan, percakapan, dan
diskusi yang menuntut munculnya keterampilan peserta didik mahasiswa dalam mengemukakan jawabangagasan. Tes
jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman pensekoran. Pendidik dapat mengetahui peserta didik yang
pandai dan kurang pandai dari hal-hal sebagai berikut:
a Penguasaan materi b Kelancaran menyampaikan gagasan
c Keteguhan mempertahankan gagasan d Kejelasan suara, intonasi penyampaian jawaban
3 Tes kinerja
Dalam penilaian kompetensi dikenal asesmen alternatif, asesmen otentik atau asesmen kinerja. Assessmen alternatif
digunakan untuk memberi penilaian kinerja performance assessment
atau penilaian hasil belajar peserta didik secara multidimensional pada situasi nyata otentik. Asesmen ini
dilaksanakan dengan cara mengobservasi dan mengevaluasi suatu proses, kinerja, perilaku di mana dalam proses tersebut
akan muncul keterampilan, sikap, dan produk secara bersama- sama. Performance assessment dan personal communication
assessment
termasuk pada kategori alternative assessment. Dua alat asesmen tersebut digunakan untuk pengukuran hasil
belajar secara langsung direct dan otentiknyata. Objek performance assessment asesmen kinerja ini
adalah segala sesuatu kemampuan yang dapat diobservasi. Kinerja tidak harus berwujud keterampilan tetapi bisa berupa
penyampaian gagasan yang membutuhkan proses kognitif yang kompleks seperti: menganalisis masalah, memecahkan
masalah, melakukan percobaan, membuat keputusan,
187 mengukur, bekerja sama dengan teman lain, membuat produk
benda, barang, jasa, dll .
Assessment alternatif dapat juga digunakan untuk menilai kebiasaan berpikir habit of mind,
cara bekerja, nilai-nilai moral dan perilaku peserta didik dalam kehidupan nyata.
Contoh kisi-kisi instrumen evaluasi yang sering digunakan untuk mengukur kinerja dalam praktikum:
1 Kesiapan alat dan bahan sebelum praktik. 2 Ketepatan penggunaan alat dan prosedur kerja.
3 Ketelitian dan kerapihan kerja. 4 Ketepatan dan kecepatan penggunaan waktu.
5 Kecekatan atau keterampilan kerja. 6 Kualitas hasil kerja sesuai dengan indikator kualitas
hasil praktik.
b. Alat Ukur non Tes
Ranah afektif sering tidak dapat diukur dengan alat tes karena menyangkut sikap, kepribadian dan motivasi yang
melekat pada pribadi seseorang. Meskipun demikian, informasi afektif tetap diperlukan dalam penilaian kompetensi atau hasil
belajar. Oleh sebab itu, untuk mengukur ranah afektif diperlukan beberapa alat ukur yang bersifat non tes. Selain
untuk mengukur ranah afektif, alat ukur non tes ini dapat pula digunakan untuk melihat kemajuan belajar, pengalaman belajar
dan lain-lain. Alat-alat ukur non tes ini antara lain
1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, baik
dilakukan secara formal maupun informal. Observasi formal dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah
188 dirancang sebelumnya, sedangkan observasi informal
dilakukan tanpa menggunakan instrumen yang dirancang terlebih dahulu. Observasi sering digunakan untuk
mengevaluasi kinerja yang mengukur aspek sikap dan keterampilan.
2
Penugasan
Penugasan dapat dilaksanakan dalam bentuk proyek atau tugas rumah. Proyek adalah sejumlah kegiatan yang dirancang,
dilakukan, dan diselesaikan oleh peserta didik di luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan secara tertulis maupun lisan dalam
waktu tertentu. Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya
menyelesaikan soal-soal dan melakukan latihan di luar jam pelajaran.
3
Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik.
4
Jurnal
Jurnal merupakan
catatan pendidik
selama proses
pembelajaran yang berisi informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan kinerja ataupun sikap peserta
didik yang dipaparkan secara deskriptif. 5
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang wawasan, pandangan, atau aspek
189 kepribadian peserta didik mahasiswa yang jawabannya
diberikan secara lisan dan spontan. 6
Inventori
Inventori merupakan skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik
terhadap sesuatu objek. Inventori dapat ditulis dalam bentuk angket dengan skala jawaban yang dikembangkan oleh:
Guttman ya-tidak, skala Likert sangat setuju sd sangat tidak setuju, atau skala semantik diferensial menggunakan lawan
kata misalnya: menerima menolak. Berdasarkan hasil pengisian angket ini akan diketahui kecenderungan sikap
psikologis seseorang dalam menanggapi suatu kejadian. 7
Penilaian Diri self assessment
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam berbagai hal. 8
Penilaian Teman Sebaya
Penilaian antar teman atau teman sebaya peer assessment merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal.
3. Pengembangan Tes
Pendidik gurudosen wajib mengembangkan soal tes sendiri, apabila perangkat tes butir soal belum tersedia.
Perangkat tes yang baik harus dikembangkan dan melewati beberapa proses pengujian sebelum akhirnya diterapkan sebagai
alat pengukur kemampuan peserta didik mahasiswa. Secara umum, proses pengembangan, penyajian dan pemanfaatan tes
prestasi belajar dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut: