PENDIDIKAN VOKASI : merupakan pendidikan tinggi

9 produce exactly this kind of manpower. Teknologi yang modern membutuhkan tenaga kerja tingkat bawah dan menengah yang berkualitas dan terampil. Pendidikan kejuruan merupakan institusi pendidikan yang pasti dapat memproduksi tenaga kerja yang dibutuhkan tersebut 2. Vocational and technical secondary education can establish a closer relationship between school and work . Pendidikan kejuruan dan teknik tingkat menengah dapat menghubungkan antara sekolah dan dunia kerja. dengan demikian masyarakat yang akan bekerja harus mengikuti pembelajaran pada pendidikan kejuruan, dan dunia kerja yang membutuhkan tenaga kerja bisa lewat pendidikan kejuruan 3. Vocational education is considered helpful in developing what can be termed as „skill-culture‟ and attitude towards manual work. Pendidikan kejuruan membantu pembentukan budaya terampil dan membentuk sikap kerja dalam pekerjaan yang manual. Urgensi pendidikan kejuruan dapat dikaji dari fungsinya. Djojonegoro dalam Sudira, 2009 menjelaskan pendidikan kejuruan memiliki multi-fungsi yang kalau dilaksanakan dengan baik akan berkontribusi besar terhadap pencapaian tujuan pembangunan nasional. Fungsi-fungsi itu meliputi: 1 sosialisasi yaitu, transmisi dan konkritisasi nilai-nilai ekonomi, solidaritas, religi, seni, dan jasa; 2 kontrol sosial yaitu, kontrol perilaku dengan norma-norma kerjasama, keteraturan, kebersihan, kedisiplinan, kejujuran, keterbukaan; 3 seleksi dan alokasi yaitu, mempersiapkan, memilih, dan menempatkan calon tenaga kerja sesuai dengan permintaan pasar kerja; 4 asimilasi dan konservasi budaya yaitu, absorbsi antar budaya masyarakat serta pemeliharaan budaya lokal; 5 mempromosikan perubahan demi perbaikan. Pendidikan kejuruan tidak sekedar mendidik dan melatih keterampilan yang ada, tetapi juga harus berfungsi sebagai pendorong perubahan. Pendidikan kejuruan berfungsi sebagai proses akulturasi atau penyesuaian diri dengan perubahan dan enkulturasi atau pembawa perubahan bagi masyarakat. Karenanya pendidikan kejuruan tidak hanya adaptif tetapi juga harus antisipatif. Selain didasarkan kepada fungsinya, urgensi pendidikan kejuruan dapat dikaji dari manfaatnya. Pendidikan kejuruan 10 menurut Sudira 2009 memiliki tiga manfaat utama yaitu: 1 bagi peserta didik sebagai peningkatan kualitas diri, peningkatan peluang mendapatkan pekerjaan, peningkatan peluang berwirausaha, peningkatan penghasilan, penyiapan bekal pendidikan lebih lanjut, penyiapan diri bermasyarakat, berbangsa, bernegara, penyesuaian diri terhadap perubahan dan lingkungan; 2 bagi dunia kerja dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas tinggi, meringankan biaya usaha, membantu memajukan dan mengembangkan usaha; 3 bagi masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan penghasilan negara, dan mengurangi pengangguran. Pendidikan kejuruan telah terbukti mempunyai peran yang besar dalam pembangunan Industri, seperti di Jerman. Dalam hal ini Gatot Hari Priyowiryanto, dalam Kompas, 20 April 2002 menyatakan “Jerman menjadi negara industri yang tangguh karena didukung tenaga terampil lulusan sekolah kejuruan. Sekitar 80 sekolah menengah di Jerman adalah sekolah kejuruan, 20 sisanya adalah sekolah umum ” D. Hubungan Struktur Pendidikan dan Tenaga Kerja Salah satu pendekatan dalam perencanaan pendidikan adalah, pendekatan kebutuhan tenaga kerja man power planing. Dalam pendekatan ini, pendidikan pada setiap jenjang direncanakan dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Karena profil pekerjaan di dunia kerja dan dunia industry bervariasi dan berstrata, maka pendidikan yang disiapkan juga harus mengikuti profil pekerjaan tersebut. Berbagai jenis dan jenjang pendidikan disiapkan agar lulusannya dapat memasuki dunia kerja sesuai dengan jenis dan jenjangnya. Hubungan antar strukturjenjang pendidikan dengan struktur tenaga kerja ditunjukkan pada gambar 1.2 berikut.