Pendidikan Kejuruan dalam Pembangunan Bangsa
10 menurut Sudira 2009 memiliki tiga manfaat utama yaitu: 1 bagi
peserta didik sebagai peningkatan kualitas diri, peningkatan peluang
mendapatkan pekerjaan,
peningkatan peluang
berwirausaha, peningkatan penghasilan, penyiapan bekal pendidikan lebih lanjut, penyiapan diri bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, penyesuaian diri terhadap perubahan dan lingkungan; 2 bagi dunia kerja dapat memperoleh tenaga kerja berkualitas
tinggi, meringankan biaya usaha, membantu memajukan dan mengembangkan usaha; 3 bagi masyarakat dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan penghasilan negara, dan mengurangi pengangguran.
Pendidikan kejuruan telah terbukti mempunyai peran yang besar dalam pembangunan Industri, seperti di Jerman. Dalam hal
ini Gatot Hari Priyowiryanto, dalam Kompas, 20 April 2002 menyatakan
“Jerman menjadi negara industri yang tangguh karena didukung tenaga terampil lulusan sekolah kejuruan. Sekitar
80 sekolah menengah di Jerman adalah sekolah kejuruan, 20 sisanya adalah sekolah umum
” D.
Hubungan Struktur Pendidikan dan Tenaga Kerja
Salah satu pendekatan dalam perencanaan pendidikan adalah, pendekatan kebutuhan tenaga kerja man power planing. Dalam
pendekatan ini, pendidikan pada setiap jenjang direncanakan dan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Karena profil
pekerjaan di dunia kerja dan dunia industry bervariasi dan berstrata, maka pendidikan yang disiapkan juga harus mengikuti
profil pekerjaan tersebut. Berbagai jenis dan jenjang pendidikan disiapkan agar lulusannya dapat memasuki dunia kerja sesuai
dengan jenis dan jenjangnya. Hubungan antar strukturjenjang pendidikan dengan struktur tenaga kerja ditunjukkan pada gambar
1.2 berikut.
11
Gambar 1. 2. Hubungan struktur pendidikan dan tenaga kerja
Berdasarkan gambar 1.2 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Dengan berkembangnya teknologi yang dimanfaatkan untuk
membantu pelaksanaan pekerjaan di dunia kerja dan dunia industry, maka struktur tenaga kerja berubah dari piramida
segitga menjadi belah ketupat. Pada struktur tenaga kerja yang berbentuk piramida, jumlah tenaga kerja yang terbanyak adalah
lulusan SD, berangsur-angsur jumlahnya semakin sedikit pada lulusan SMP, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Sedangkan
struktur tenaga kerja yang berbentuk primamida, jumlah tenaga kerja yang terbanyak adalah lulusan SMK, dan berangsur angsur
semakin sedikit untuk lulusan Diploma dan SMK, lulusan perguruan tinggi dan lulusan SD. Lulusan SD menjadi tenaga
kasar, lulusan SMP menjadi tenaga kerja semi skilljuuru teknik pembantu, lulusan SMKSMA menjadi tenaga Juru Teknik,
lulusan Diploma menjadi Teknisi dan lulusan Perguruan Tinggi spesialis I, II dan III menjadi tenaga Professional.
Berdasarkan gambar 1.2 tersebut juga dapat diketahui bahwa, lulusan SMP dan SMA yang mau masuk ke dunia kerja,
perlu diberi pelatihan terlebih dulu, sedangkan lulusan SMK, DiplolaPoliteknik dan Spesialis yang akan memasuki dunia kerja
tidak perlu dilatih, karena pendidikan tersebut harus sudah menghasilkan lulusan yang siap pakai ready for use.
Pendidikan umum dan akademik
Pendidikan kejuruan, vokasi dan dan
profesional Struktur Tenaga
Kerja
12 Seperti telah dikemukakan, dengan berkembangnya ilmu
dan teknologi, terjadi perubahan dalam profil pekerjaan, di mana sebelum ada teknologi yang mutakhir pekerjaan lebih banyak
dikerjakan dengan tenaga fisik manusia otot, dan sekarang lebih banyak dikerjakan dengan otakfikiran. Hasil penelitian Sugiyono
1990, menyatakan bahwa profil tenaga kerja di industri permesinan
modern sudah
berubah dari
kemampuan mengoperasionalkan mesin secara manual, menjadi kemampuan
membuat perintah kerja pada mesin. Dengan demikian profil tenaga kerja utama saat ini adalah kemampuan membuat perintah
pada mesin. Untuk memiliki kemampuan membuat perintah pada mesin, maka kompetensi tenaga kerja harus tahu program dan
bahasa mesin.