Penyusunan Profil Hasil Penilaian
210 2. Faktor non-akademik: dalam hal ini banyak hal yang
dapat menjadi akar permasalahannya, baik karena akar permasalahan yang berkait dengan lingkungan sekolah
dan rumah tangga misalnya, pendidik kurang dapat memotivasi, hubungan ayah dan anak atau ayah dan ibu
yang tidak harmonis, kondisi ekonomi yang tidak mendukung dapat pula akar permasalahannya berkait
dengan lingkungan luar misalnya karena banyak bergaul dengan teman yang berperilaku menyimpang atau
berhubungan dengan kegiatan di luar sekolah yang sangat menyita waktu dan perhatian.
Pendidik gurudosen harus melacak keberhasilan peserta didik pada jenjang kelas sebelumnya dan juga berkonsultasi
dengan orang tua peserta didik. Pendidik juga harus menawarkan kegiatan program remedial yang dapat dipilih
peserta didik. Program remedial tidak hanya dilakukan dengan sekedar menyelenggarakan ujiantes ulang tanpa ada proses
pembelajaran ulang. Selain itu, bobot soal ujiantes ulang juga harus sama dengan ujian tes pertama.
Hasil penilaian merupakan cerminan prestasi dan tingkah laku peserta didik selama melakukan kegiatan belajar. Dengan
melihat hasil akhir beserta keterangan yang ada peserta didik dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga dia dapat
memperbaiki sikap dalam pembelajaran selanjutnya. Bagi pendidik, hasil belajar yang dicapai peserta didik merupakan
cerminan prestasi dan kondisi yang dapat dicapainya dalam mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah
dirancang di dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Oleh karena itu, hasil penilaian yang
diperoleh peserta didik menjadi bahan untuk memperbaiki program pembelajaran yang disusunnya sekaligus mencari upaya
untuk meningkatkan keprofesionalannya.
211
BAB V
TANTANGAN GURU
SMK MENGHADAPI
MASA DEPAN
Pola kehidupan manusia di dunia selalu mengalami perubahan akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari waktu ke waktu, semakin banyak teknologi yang diciptakan untuk menambah kenyamanan kerja dan hidup manusia. Kemajuan
teknologi juga merambah ke dunia pendidikan yang menyebabkan berbagai perubahan perilaku dalam kegiatan belajar dan mengajar,
sumber belajar, serta teknologi pembelajaran. Beberapa perubahan perilaku belajar antara lain disebabkan karena perkembangan
teknologi digital yang semakin canggih sehingga keterhubungan dengan dunia global semakin mudah dan terjangkau. Hal ini
seperti dikemukakan oleh Suryadarma 2012 yang mencatat realita bahwa pada saat ini telah terjadi perubahan-perubahan
yaitu: 1 changes in the work place; 2 advances in digital technologies; 3 global connections; 4 changes in our
understanding of learning.
Menurut Suryadarma akibat kemajuan teknologi digital saat ini telah terjadi perubahan di tempat kerja,
dan perubahan pemahaman siswa dalam belajar. Di masa depan, banyak pekerjaan yang dapat dibantu dengan
teknologi sehingga diperlukan sumberdaya manusia yang terampil menggunakan teknologi. SMK merupakan lembaga pendidikan
kejuruan penghasil sumberdaya manusia terampil mendapat berbagai tantangan. Tantangan tidak hanya dihadapi oleh guru
pendidikan kejuruan di Indonesia tetapi juga dihadapi oleh guru pendidikan kejuruan di negara lain. Berikut ini dicuplik pernyataan
dari naskah akademik orientasi SMK di Québec 1997 yaitu:
Vocational education is part of a social and economic context that evolves constantly in response to the major changes that
have affected Québec society in recent decades. The school system, in general, and the vocational education sector in
particular have had to adapt to these changes, and teaching approaches have also been transformed. As a result, the content