Validitas Konstruk Evaluasi Pembelajaran

207 Pengujian reliabilitas suatu instrumen dapat dikerjakan secara internal dan eksternal. Pengujian reliabilitas secara internal internal consistency berkaitan dengan analisis konsistensi butir-butir yang ada dalam instrumen dengan cara membagi satu set butir-butir pertanyan menjadi dua bagian yang sama, bisa dengan cara membagi butir awal dan akhir atau ganjil dan genap. Pengujian reliabilitas secara eksternal dapat dilakukan melalui analisis tes ulang test-retest berkaitan dengan stabilitas tes stability, tes paralel parallel test . Test-retest diterapkan dengan cara melakukan pengujian pada kelompok orang yang sama, dengan instrumen yang sama tetapi waktu yang berbeda. Apabila jawaban peserta test relatif sama, maka instrumen dinyatakan reliabel. Tes paralel dilakukan dengan dua perangkat instrumen yang menggunakan indikator sama tetapi susunannya setara yang diujikan pada orang yang sama. Instrumen dinyatakan reliabel apabila menunjukkan hasil pengukuran yang sama, meskipun perangkat tesnya berbeda atau paralel. Dengan ketiga metode tersebut, yaitu metode tes ulang, tes paralel dan konsistensi internal, akan menghasilkan taksiran koefisien reliabilitas yang berbeda. Koefisien reliabilitas yang sebenarnya adalah sulit untuk dapat diamati sehingga yang diperoleh hanyalah koefisien reliabilitas taksiran. Tes hasil belajar dinyatakan reliabel apabila koefisien reliabilitasnya alpha 7 Nunnaly: 1987.

5. Penafsiran Hasil dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian

Sebelum dilakukan penafsiran hasil analisis pengujian, perlu dilakukan penetapan keberhasilan penguasaan kompetensi dan penyusunan profil hasil penilaian. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dimaksudkan berikut penjelasannya.

a. Penetapan Keberhasilan Penguasaan Kompetensi

Ada dua acuan yang digunakan dalam penetapan keberhasilan peserta didik yaitu acuan normarelatif atau acuan kriteriapatokan. Kedua acuan tersebut menggunakan asumsi yang berbeda tentang kemampuan seseorang. Penilaian acuan norma berasumsi bahwa kemampuan orang berbeda dan dapat 208 digambarkan menurut distribusi normal. Perbedaan itu harus ditunjukkan oleh hasil pengukuran, misalnya setelah mengikuti pembelajaran selama satu semester, peserta didik dites. Hasil tes seorang peserta didik dibandingkan dengan kelompoknya, sehingga dapat diketahui posisi peserta didik tersebut di kelas itu. Penilaian acuan kriteria berasumsi bahwa hampir semua orang dapat belajar apa saja, meskipun dengan waktu yang berbeda. Dalam acuan kriteria, penafsiran skor hasil tes selalu dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Bagi peserta didik yang telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan standar diberi pelajaran tambahan yang biasa disebut pengayaan, sedangkan bagi peserta didik yang belum mencapai standar diberi program remedial. Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar atau kriteria ketuntasan minimal KKM. Sesuai dengan karakteristik penilaian berbasis kompetensi yang menerapkan acuan kriteria sebagai penentu keberhasilan peserta didik, maka setiap pendidik perlu menetapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal SKBM. Besarnya SKBM suatu mata pelajaran secara nasional untuk kelompok mata pelajaran iptek adalah 75 untuk skala nilai standar yaitu 0 sampai 100. Namun demikian, suatu satuan pendidikan dapat menetapkan batas yang lebih rendah apabila kondisi dan situasi satuan pendidikan atau daerah kurang mendukung kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.

b. Penyusunan Profil Hasil Penilaian

Atas dasar SKBM, pendidik gurudosen menyusun profil hasil penilaian dari seluruh peserta didik. Penyajian profil hasil belajar peserta didik dapat disajikan dalam bentuk tabel atau diagram batang. Misalnya, profil peserta did ik SMP ”Y” dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut. Berdasarkan hasil penilaian misalnya peserta didik SMP ”Y” yang tidak dapat mencapai SKBM 10 nilai 75, yang mencapai batas SKBM namun belum sepenuhnya maksimum sebanyak 75 nilai 70 sd 90 dan hanya 15 yang benar- benar dinyatakan berhasil secara maksimum nilai 90 sd 100. Dengan demikian dapat diartikan bahwa pendidik sudah