262 Berkaitan dengan rekruitmen guru, dilakukkan perubahan yakni
dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa baru yang ingin menjadi guru untuk mengikuti pendidikan pada LPTK.
Rekrutmen Guru Diubah
http:edukasi.kompas.comread2012042315211244Rekrutmen.Guru.Diubah
JAKARTA, KOMPAS.com
— Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud mengubah cara rekrutmen calon guru. Mulai tahun 2012 ini, mahasiswa baru yang
diterima di lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan LPTK ditawari untuk ikut tes khusus menjadi calon guru dan biaya pendidikan ditanggung pemerintah.
Mahasiswa baru di LPTK yang diterima tahun ajaran ini akan dites lagi. Nanti yang lulus tes langsung diberi beasiswa oleh pemerintah. Ketika lulus, siap menjadi guru
yang profesional.
Moh Nuh Mahasiswa baru di LPTK yang diterima tahun ajaran ini akan dites lagi. Nanti yang
lulus tes langsung diberi beasiswa oleh pemerintah. Ketika lulus, siap menjadi guru yang profesional, kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai
seminar pendidikan yang diselenggarakan Kompas bertajuk Menggugat Praksis Pendidikan, Bagaimana? dan Peluncuran Yayasan Nusa Membaca di Jakarta, Senin
2342012. Menurut Nuh, perbaikan kualitas guru mesti dimulai dari proses rekrutmen yang
benar. Karena itu, tidak semua mahasiswa LPTK bisa langsung jadi guru, kata Nuh.
Nuh mengatakan, mahasiswa baru yang lolos di LPTK akan dites dengan empat kompetensi yang mesti dimiliki guru, yakni profesional, pedagogi, kepribadian, dan
sosial. Tiap LPTK nanti ada 200-300 mahasiswa yang diberikan beasiswa pendidikan
untuk jadi guru dan diasramakan. Jatahnya tergantung kesiapan tiap LPTK. Mereka ini usai lulus nanti akan menjadi guru, kata Nuh.
Perekrutan mahasiswa untuk calon guru juga dilaksanakan untuk mahasiswa di semester 7 dan 8. Nanti juga dilaksanakan untuk mahasiswa LPTK di semester 5-6.
Sampai tahun 2015 akan ada sekitar 200.000 guru yang pensiun. Penggantinya tentu harus disiapkan, namun dengan perekrutan yang lebih baik, yang dimulai dari
perbaikan pendidikan calon guru, kata Nuh.
263
B. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan guru SMK berbeda dengan perhitungan kebutuhan guru SMA. Hal tersebut didasarkan pada keunikan
SMK yang memiliki berbagai bidang keahlian yang berbeda satu dengan yang lain. Pada SMK terjadi pengelompokkan mata
pelajaran disebut dengan mata pelajaran Normatif, Adaptif maupun Produktif. Dengan perbedaan mata pelajaran tersebut
berkonsekwensi terhadap kebutuhan guru yang berbeda pula. Dalam beberapa hal ada pengecualian misalnya guru mata
pelajaran normatif dapat mengajar pada semua bidang keahlian, guru mata pelajaran adaptif adaptif dapat mengajar pada bidang-
bidang keahlian. Sedangkan guru mata pelajaran produktif hanya dapat mengajar pada yang tentu saja tidak dapat mengajar pada
bidang keahlian yang lain selain bidang keahlian sendiri.
Sebagaimana tercantum
pada keputusan
menteri pendayagunaan aparatur negara KEP75M.PAN72004 yang
mengatur tentang Pegawai Negeri Sipil. Didalamnya menyebutkan bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif
dan efisien, PNS, termasuk guru, dituntut untuk bekerja secara profesional. Namun, pada kenyataannya, profesionalisme yang
diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Penyebab utamanya karena terjadi ketidaksesuaian antara kompetensi dan tugas yang
harus dikerjakannya. Ketidaksesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan guru yang belum
proporsional. Demikian pula pendistribusian guru saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan sekolah yang sebenarnya, dalam
arti belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Menumpuknya guru di satu unit lain merupakan suatu contoh yang nyata dari
permasalahan tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan manajemen pendidik dan tenaga kependidikan.
Misalnya guru yang berstatus PNS, kaitan dengan perencanaan formasi PNS, dalam perekrutan tentu saja menggunakan ketentuan
yang diatur oleh pemerintah karena pegawai negeri. Ketentutan tersebut antara lain undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang
pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dalam Undang-undang nomor 43 tahun 1999 Pasal 1 ayat 1 yang
menyebutkan
bahwa “Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang
264 ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu pada Pasal 15 ayat 1 disebutkan bahwa
“Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlu
kan ditetapkan dalam formasi”. Pada ayat 2 disebutkan bahwa
“Formasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban
kerja yang harus dilaksanakan”. Demikian pula dituliskan pada Pasal 17 ayat
1: “ pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu”. Pasal-pasal tersebut menjelaskan bahawa
seorang PNS adalah 1 Seseorang yang duduk dalam suatu jabatan; 2 Dibutuhkan karena adanya beban kerja organisasi; 3
Ditempatkan dan dikembangkan untuk melakukan tugas sebagaimana yang uraian tugas jabatan; 4 Didayagunakan untuk
memperoleh hasil kerja sebagaimana yang ditargetkan oleh jabatan tersebut. Oleh karena itu, perencanaan formasi harus didasarkan
pada hasil perhitungan beban kerja organisasi sehingga formasi pegawai yang telah disusun dapat memenuhi kebutuhan organisasi
untuk pelaksanaan tugas organisasi dalam mendukung pencapaian visi dan misinya.
1. Aspek-aspek dalam Perhitungan
Dalam menghitung formasi pegawai terdapat 3 tiga aspek pokok yang harus diperhatikan. Ketiga aspek tersebut adalah:
1 Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan. Beban kerja perlu ditetapkan melalui
program-program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan. 2 Standar
kemampuan rata-rata
dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil.
Standar kemampuan dari satuan waktu disebut dengan Norma Waktu.
Sedangkan standar kemampuan dari satuan hasil
disebut dengan Norma Hasil. Norma waktu adalah satu satuan waktu yang dipergunakan untuk mengukur berapa hasil yang
dapat diperoleh.
265
2. Prinsip Penyusunan Formasi Guru
Dalam penyusunan formasi guru perlu memperhatikann prinsip-prinsip sebagai berikut:
1 setiap jenjang jabatan jumlah guru, seharusnya sesuai
dengan beban kerjanya. 2 setiap perpindahan dalam posisi jabatan yang baik karena
adanya mutasi atau promosi dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang lowong.
3 selama beban kerja organisasi tidak berubah komposisi jumlah guru tidak berubah.
Hal-hal yang mempengaruhi dalam menghitung formasi guru akan mempengaruhi terjadinya perubahan dalam organisasi.
Beberapa hal yang perlu diidentifikasi saat menghitung formasi guru antara lain:
a. Perubahan target-target Setiap unit kerja dalam organisasi setiap kurun waktu
tertentu menetapkan program-program yang didalamnya terkandung target yang akan menjadi beban pekerjaan.
Target yang berubah akan mempengaruhi pula jumlah beban pekerjaan. Dengan demikian, beban kerja jabatan
akan bergantung kepada ada tidaknya perubahan target dari program yang ditetapkan oleh unit kerjanya.
b. Perubahan fungsi-fungsi Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi unit kerja.
Perubahan fungsi unit kerja memiliki kecenderungan mempengaruhi bentuk kelembagaan. Dengan adanya
perubahan fungsi unit berarti juga mempengaruhi peta jabatan.
c. Perubahan komposisi guru Komposisi guru dapat digambarkan dalam penempatan
guru dalam jabatan mengikuti peta jabatan yang ada. Perubahan komposisi guru berarti perubahan pula
penempatannya, baik karena pension, promosi, mutasi, atau karena hal lain. Perubahan komposisi guru merupakan
perubahan jumlah guru dalam formasi.