396 pelayanan langsung seperti memfasilitasi rencana-
rencana untuk menyesuaikan diri dengan penyakit, mengases sumberdaya-sumberdaya keluarga dan
lingkungan, menghubungkan orang-orang dengan sumberdaya-sumberdaya yang berbasiskan masyarakat
yang sesuai, memfasilitasi komunikasi keluarga, memberi konseling, merencanakan pengakhiran relasi,
memperluas pelayanan-pelayanan krisis, dan mengadvokasikan akses kepada sumberdaya-
sumberdaya perawatan kesehatan Fish, 1992, dalam DuBois Miley, 2005: 325. Pelayanan-pelayanan
tidak langsung antara lain ialah mengembangkan program-program, memberikan dukungan kepada staf,
dan mengkoordinasikan sumberdaya-sumberdaya masyarakat. Bagian dari tugas pekerjaan sosial ialah
mengases kebutuhan-kebutuhan para pemberi pelayanan dan memberikan bantuan sebelum dan
sesudah kematian orang yang kita icintai itu. Faktor- faktor lain yang harus diperhatikan oleh pekerja sosial
ialah sistem dukungan, relasi antara para pemberi pelayanan dengan klien, proses-proses komunikasi,
persepsi tentang peran para pemberi pelayanan, dan pengalaman-pengalaman masa lalu keluarga dalam
kehilangan orang yang dicintai Cowles, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 325.
Pekerja sosial menghadapi beberapa tantangan dalam program pelayanan-pelayanan hospice. Ia harus
mengindari kedekatan emosi, intelektualisasi, dan kesedihan serta kasihan yang berlebihan. Di atas
semua itu, kalangan profesional harus berhadapan dengan kecemasan akan kematiannya sendiri.
B. Pekerjaan Sosial dan Genetika
Bidang pelayanan-pelayanan genetika berkembang dengan sangat pesat seiring dengan selesainya proyek genetika manusia
untuk mengidentifikasikan semua gen pada khromosom manusia dan janji kemajuan di bidang teknologi yang penting bagi
penyembuhan gangguan-gangguan genetika. Suatu survei sampel acak tentang pekerja sosial baru-baru ini yang
diselenggarakan oleh proyek Human Genome Education Model menemukan bahwa, walaupun hanya 13 persen pekerja sosial
397 yang dijadikan responden dalam survei mengikuti suatu mata
kuliah genetika, 78 persen mendiskusikan genetika dengan kliennya, 27 persen merujuk klien kepada konselor genetik, 20
persen merujuk klien untuk mengikuti pemeriksaan genetik, dan 52 persen memberikan beberapa jenis konseling genetik
Lapham, Weiss, Allen, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 325.
Untuk bekerja secara efektif di bidang ini, pekerja sosial harus memahami dasar-dasar warisan genetic dan jenis-jenis konisi
genetic NASW, 1999d; 2000b; dalam DuBois Miley, 2005: 326. Kegiatan-kegiatan praktek yang sangat relevan antara lain
ialah penemuan kasus dan asesmen, intervensi krisis dan konseling dukungan, advokasi, pendidikan, perantaraan dengan
kelompok-kelompok swabantu, dan pelayanan-pelayanan
pendukung lainnya Rauch Black, 1995; Taylor-Brown Johnson, 1998; dalam DuBois Miley, 2005: 326.
Kompetensi-kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh pekerja sosial yang akan berkecimpung di bidang pelayanan-pelayanan
genetika ialah:
x Memiliki penegtahuan dasar tentang genetika dan isu-isu etika, hukum, dan sosial yang berkaitan dengan genetika
x Memahami pentingnya privasi dan kerahasiaan informasi genetik termasuk cacatan-catatan tentang informasi itu
x Memahami pengaruh etnisitas, kebudayaan, kesehatan, keyakinan-keyakinan, dan ekonomi dalam kemampuan-
kemampuan klien untukmemanfaatkan informasi dan pelayanan-pelayanan genetik
x Melakukan rujukan-rujukan yang sesuai kepada kalangan profesional genetik dan kelompok-kelompok pendukung
genetik x Membantu klien menghadapi dampak psikososial dari
diagnosis genetik x Membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan
tentang pemeriksaan, penelitian, dan penyembuhan genetik
x Memelihara kesadaran akan informasi baru, mengakui keterbatasan-keterbatasan diri sendiri dan kebutuhan
akan pembaharuan yang terus menerus
398 x Mendukung kebijakan-kebijakan yang berfokuskan klien
Lapham, Weiss, Allen, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 326.
Isu-isu genetika berkembang ke dalam banyak bidang praktek pekerjaan sosial. Pekerja sosial yang bekerja di dalam program-
program pelayanan pengangkatan anak memasukkan informasi genetik ke dalam studi kasus dan evaluasi serta memberikan
konseling genetik kepada orangtua angkat. Pekerja sosial perlindungan anak barangkali harus berhadapan dengan isu-isu
genetik seperti kekerasan prenatal sebelum kelahiran bayi, suatu isu yang mulai mendapatkan perhatian oleh peraturan
perundang-undangan dan pengadilan. Para pelaku pengorgansiasian masyarakat community organizers dan
pekerja sosial yang bekecimpung di dalam pelayanan ketenagakerjaan dapat mengambil peran-peran advokasi untuk
melindungi anak-anak yang belum lahir dari masalah-masalah kesehatan dan reproduksi yang berkaitan dengan keracunan di
dalam lingkungan dan tempat kerja.
Lagi pula, pengetahuan publik tentang genetika dan isu-isu etika yang berkaitan dengan genetika itu cenderung akan
meningkatkan tuntutan akan konseling genetika. Klien barangkali akan bertanya tentang sejarah keluarganya dalam
kaitan dengan masalah kecacatan lahir, penyalahgunaan obat- obat terlarang dan alkohol, atau gangguan-gangguan kejiwaan
Rauch, 1990, dalam DuBois Miley, 2005: 326. Sebagai suatu pelayanan spesialis, konseling genetik sering hanya ada di
pusat-pusat kesehatan yang besar. Keluarga dapat bekerjasama dengan praktisioner pekerjaan sosial yang rumahnya berdekatan
untuk menindaklanjuti pelayanan-pelayanan dukungan, konseling, dan koordinasi kasus.
Isu-isu etika apa yang terkandung di dalam penyelenggaraan pelayanan genetik? Dilema etik melekat di dalam pelayanan-
pelayanan pekerjaan sosial yang berkaitan dengan setiap aspek pembuatan anak. Sebagai contoh, bekerja dengan calon
orangtua pada periode waktu sebelum kelahiran dapat menimbulkan pertanyaan-pertanyaan etika tentang proses
pembuatan anak melalui bayi tabung atau tentang pengakhiran kehamilan melalui aborsi. Pada masing-masing situasi ini, tidak
ada satu pun posisi etika yang tunggal. Reamer 1986: 470,