Pelayanan-pelayaan berpusat keluarga Keluarga Modern

456 Seperangkat relasi interpersonal yang rumit pasti terjadi di dalam sistem keluarga. Batas-batas peran mendefinisikan perilaku-perilaku yang spesifik dan diharapkan dari masing-masing anggota keluarga. Masalah-masalah keluarga muncul ketika batas-batas ini tidak jelas atau dibuat terlalu ketat. Seks, usia, dan generasi sering mendefinisikan bagaimana keluarga melaksanakan peran-perannya. Sebagai contoh, membiarkan fungsi-fungsi pengasuhan orangtua hanya pada ibu dapat menciptakan pertengkaran keluarga ketika ibu mencari pekerjaan di luar rumah atau ingin melanjutkan sekolahkuliah kembali. Begitu pula, anggota-anggota keluarga yang memiliki dua pekerjaan sekaligus barangkali harus meningkatkan peran pengasuhannya sebagai pencari nafkah dan harapan- harapan mereka yang wajar. Keluarga-keluarga lain barangkali tidak mampu melaksanakan peran-peran pengasuhan karena sesuatu hal. Sebagai contoh, ketika keluarga gagal melaksanakan peran-peran pengasuhan atau kurang memahami peran-peran pengasuhan, anak- anak tidak terurus dengan baik atau bahkan mengalami penerlantaran. Peraturan-peraturan keluarga merupakan alat ukur perilaku bagi anggota-anggota keluarga dan bagi masyarakat. Ketika peraturan-peraturan semacam itu tidak ada, akibatnya ialah ketidakjelasan atau kebingungan. Pada satu sisi, ketika anggota-anggota keluarga menegakkan peraturan-peraturan secara kaku, kemarahan dan permusuhan dapat meletus. Peraturan- peraturan keluarga menspesifikasikan harapan-harapan perilaku; peraturan-peraturan itu seharusnya tidak boleh digunakan untuk mengendalikan secara paksa anggota- anggota keluarga. Komunikasi yang efektif di dalam keluarga bersumber dari garis-garis komunikasi yang terbuka dan fleksibel di antara semua anggota-anggota keluarga. Komunikasi yang tertutup, seperti mendiamkan, satu arah,, atau pesan berantai, adalah tidak efektif. Dalam usaha mereka meningkatkan komunikasi, keluarga dan pekerja sosial dapat menargetkan untuk mengubah pola-pola 457 komunikasi yang tertutup yang mendorong koalisi dan aliansi, relasi segitiga, dan agenda tersembunyi maksud- masud terselubung. Dalam suatu pendekatan perlakuan keluarga, intervensi-intervensi merajut kembali struktur keluarga, menciptakan pola-pola komunikasi yang lebih efektif, dan mengembangkan batas-batas struktural yang realistik. Pada akhirnya, tujuan perlakuan keluarga ialah untuk mencapai kesatuan keluarga. Dalam praktek yang berpusatkan pada keluarga, sejumlah prinsip-prinsip ekologi memandu pekerja sosial dan klien secara bersama-sama. Pekerja sosial memandang masalah-masalah yang dialami oleh keluarga-keluarga sebagai kesulitan-kesulitan dalam transaksi-transaksi di antara sistem-sistem sosial, atau sebagai gangguan-gangguan perkembangan: x Intervensi bergerak dari suatu model sebab tunggal yang sederhana atau solusi tunggal kepada suatu model umpan balik perubahan. x Pengalaman-pengalaman kehidupan dan jejaring pemberian bantuan alamiah keluarga merupakan abgian yang integral dari proses perubahan. Strategi-strategi intervensi harus memandang keluarga sebagai sumebrdaya-sumberdaya dan memanfaatkan partisipasiaktif anggota-anggota keluarga untuk menigkatkan level keberfungsian yang berkompeten keluarga. x Perspektif ekosistem memandang bahwa perubahan-eprubahan di dalam suatu lingkungan keluarga atau pada suatu perilaku anggota keluarga dapat menimbulkan perubahan-perubahn yang signifikan di dalam sistem keluarga sebagai suatu keseluruhan. x Dalam memilih strategi-strategi atau metodologi- metodologi intervensi, adalah penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan, yang menyatakan bahwa terdapat banyak cara yang menghasilkan hasil yang sama. Hartman Laird, 1983, dalam DuBois Miley, 2005: 370.