Advokasi Respons pekerjaan sosial terhadap HIVAIDS

410 bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lain selanjutnya memperburuk isu-isu tersebut di atas. Apabila bekerja dengan ODHA, pekerja sosial harus berhadapan dengan ketakutan tertular; penolakan; ketidaknyamanan membicarakan tentang hubungan seksual, seksualitas, dan perubahan-perubahan dalam perilaku seksual; perasaan-perasaan tidak berdaya, putus asa, kemarahan, dan menyalahkan korban; dan ketakutan akan ketiadaan biaya. Penelitian oleh Gillman 1991 dan oleh Riley dan Greene 199 tentang dampak program-program pelatihan menunjukkan bahwa memiliki suatu landasan informasi yang akurat tentang HIVAIDS akan mengurangi ketakutan-ketakutan pekerja sosial dan meningkatkan kesediaan mereka untuk bekerja dengan ODHA. Kelompok-kelompok dukungan bagi kalangan profesional yang bekerja dengan ODHA membantu mereka dalam menghadapi stres, mengurangi perasaan-perasaan terkucil, dan memberikan kesempatan-kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan perasaan-perasaan mereka tentang banyak isu yang mereka hadapi ketika bekerja di dalam situasi-situasi yang terbebani secara emosional Schoen, 1998; Warren, 1998; dalam DuBois Miley, 2005: 331.

D. Pekerjaan Sosial dan Kecacatan Fisik

Ketika orang-orang mengalami berbagai kecacatan sebagai akibat dari kecelakaan, penyakit, atau kelainan-kelainan yang dibawa sejak dari dalam kandungan, mereka mengalami tantangan-tantangan dan gangguan-gangguan yang khas dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kehidupan mereka. Berdasarkan kewenangan bagi keadilan sosial, pekerja sosial menegaskan bahwa orang-orang cacat memiliki suatu hak memperoleh kesempatan-kesempatan yang sama untuk berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat dan mengakses pelayanan-pelayanan yang tersedia bagi warganegara lain serta pelayanan-pelayanan spesialis yang dibutuhkan oleh kecacatan mereka yang spesifik itu NASW, 1999g, dalam DuBois Miley, 2005: 332. 411

1. Setting

Pekerja sosial bekerja dengan orang-orang yang mengalami kecacatan fisik dan perkembangan di dalam berbagai setting. Pekerja sosial sekolah merespons kepada Undang- undang tentang Pendidikan bagi Semua Anak Cacat yang diterbitkan pada tahun 1975. Undang-undang ini menetapkan hak semua anak-anak atas pendidikan; memberi kewenangan atas suatu program yang terintegrasikan dan terarusutamakan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus; dan menetapkan pengembangan rencana-rencana pendidikan yang terindividualisasikan. Pekerja sosial sekolah sering berfungsi sebagai anggota suatu tim lintas disiplin yang bekerja dengan anak-anak yang memiliki kebutuhan- kebutuhan khusus dan keluarga mereka. Pekerja sosial medis memberikan konseling dan dukungan rehabilitasi kepada individu-individu dan keluarga mereka. Pekerja sosial medis memainkan peran-peran yang penting dalam merencanakan kepulangan klien dari lembaga-lembaga kesehatan dan mengkoordinasikan sumberdaya-sumberdaya masyarakat yang sesuai. Beberapa pekerja sosial bekerja di dalam program-program konseling rehabilitasi, walaupun peran ini belum begitu berkembang pada saat ini.

2. Data demografis

Statistik menunjukkan bahwa terdapat sekitar lebih dari 50 juta penduduk di Amerika Serikat yang mengalami keterbatasan-keterbatasan kegiatan akibat dari masalah- masalah kesehatan yang menahun McNeil, 2001, dalam DuBois Miley, 2005: 333; ini berarti bahwa sekitar 1 dari 5 orang memiliki suatu kecacatan. Dari orang-orang ini, sekitar setengahnya memiliki kecacatan yang diklasifikasikan sebagai parah. Proyeksi-proyeksi menunjukkan bahwa prevalensi angka kejadian kecacatan akan meningkat karena meningkatnya usia harapan hidup dan jumlah populasi di atas usia 65 tahun. Secara keseluruhan, orang-orang yang memiliki keterbatasan- keterbatasan cenderung mengalami putus sekolah, menganggur, atau memperoleh pekerjaan yang menghasilkan gaji atau upah yang lebih rendah National Organization on Disability, 2002, dalam DuBois Miley, 2005: 333.