389
b. Pekerjaan sosial di ruang-ruang darurat
Di banyak rumah sakit, para praktisioner pekerjaan sosial merupakan suatu bagian yang integral dari tim
ruang kedaruratan. Orang-orang yang diperlakukan di dalam ruang kedaruratan pada umumnya berada di
dalam suatu keadaan krisis. Dengan menggunakan teknik-teknik intervensi krisis, pekerja sosial
membantu orang-orang tersebut memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya mereka sendiri dan
sumberdaya-sumberdaya yang terdapat di dalam lingkungan sosial mereka.
Orang-orang yang membutukan pelayanan-pelayanan ruang kedaruratan itu ialah orang-orang yang
mengalami penyakit atau cedera yang parah; penyakit kronis atau menahun yang tidak dapat ditahan lagi;
atau trauma yang diakibatkan oleh pemerkosaan, penganiayaan, kekerasan kriminal lainnya, atau
bencana. Orang-orang lain yang cenderung menggunakan pelayanan-pelayanan ruang kedaruratan
ialah orang-orang yang mencoba bunuh diri; yang mengalami penyakit jiwa yang parah dan kronis; atau
yang menderita dampak-dampak dari kemiskinan, ketunawismaan, penyalahgunaan obat-obat terlarang
atau bahkan yang kesepian. Individu-individu yang tidak mempu membayar biaya pengobatan dokter
praktek atau yang tidak dapat menemukan seorang dokter umum yang akan menerima suatu kartu berobat
sering harus menyandarkan diri pada pelayanan- pelayanan ruang kedaruratan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan mereka yang bersifat darurat dan bukan darurat.
Pelayanan-pelatanan pekerjaan sosial di ruang-rutang kedaruratan antara lain ialah memberikan dukungan
dan konseling kepada pasien dan keluarganya, berfungsi sebagai seorang anggota dari tim lintas
disiplin, dan mempromosikan komunikasi dengan menjelaskan masalah yang dialami oleh pasien kepada
petugas kesehatan atau, sebaliknya, rencana kesehatan kepada pasien. Pekerja sosial ruang kedaruratan
sering memberikan bantuan yang konkret antara lain
390 seperti membantu klien memperoleh karcis bis atau
kereta api, makanan, pakaian, dan resep obat. Pekerja sosial juga melakukan rujukan-rujukan kepada
lembaga-lembaga masyarakat, mengadvokasikan prosedur-prosedur dan kebijakan-kebijakan yang dapat
ditempuh, dan memelihara catatan-catatan kasus secara akurat.
6. Pekerjaan sosial di bidang perawatan jangka
panjang
Perawatan jangka panjang ialah pemberian perawatan kesehatan yang terus menerus atau sebentar-sebentar,
perawatan pribadi, dan pelayanan-pelayanan sosial selama suatu periode waktu yang panjang kepada orang-orang
yang karena beberapa hal kemampuannya terbatas untuk mengurus atau merawat dirinya sendiri Garner, 1995,
dalam DuBois Miley, 2005: 322. Keterbatasan- keterbatasan itu antara lain ialah kombinasi dari faktor-
faktor fisik, kognitif, emosional, dan sosial yang membutuhkan pemulihan atas kemampuan-kemampuan
tertentu, penyembuhan suatu kondisi, atau pengubahan lingkungan. Kebanyakan orang-orang yang mengalami
keterbatasan-keterbatasan itu ialah para lanjut usia, walaupun setiap orang dapat mengalaminya pada semua
tahap perkembangan usia. Proyeksi-proyeksi kependudukan menunjukkan bahwa jumlah orang yang
berusia 85 tahun dan lebih—kelompok usia yang paling rentan terhadap kecacatan dan keterbatasan aktivitas-
aktivitas—diperkirakan meningkat dari suatu perkiraan sebesar 1,3 persen dari total populasi pada tahun 2005
menjadi 5 persen dari total populasi pada tahun 2050 U. S. Census Bureau, 2002a; 200b; dalam DuBois Miley,
2005: 322.
Perawatan jangka panjang meliputi suatu kontinuum pelayanan-pelayanan yang antara lain meliputi perawatan
kesehatan rumah setting-setting rawat siang bagi para lanjut usia, panti-panti asuhan lanjut usia sasana tresna werdha,
dan program-program hospice proses dan lingkungan penyembuhan bagi pasien-pasien yang hampir meninggal
karena penyakitnya tidak tersembuhkan lagi. Kebanyakan orang-orang yang membutuhkan pelayanan-pelayanan
391 perawatan jangka panjang menerima pelayanan-pelayanan
ini di rumahnya sendiri. Para praktisioner pekerjaan sosial menangani semua aspek pelayanan-pelayanan perawatan
jangka panjang. Tugasnya antara lain ialah memberikan pelayanan-pelayanan kasus dan manajemen kasus serta
perencanaan, pengembangan, evaluasi, dan peraturan- peraturan program Garner, 1995, dalam DuBois Miley,
2005: 322.
a. Pekerjaan sosial di bidang perawatan kesehatan
rumah Tujuan perawatan kesehatan rumah home health
care
ialah untuk mengurus orang-orang yang mengalami kecacatan-kecacatan fisik, sosial, atau
emosional yang menahun di rumahnya sendiri. Masalah-masalah yang sering dialami oleh orang-
orang semacam ini antara lain ialah mengurus atau merawat diri sendiri, relasi keluarga, penyesuaian diri
terhadap penyakit, penyesuaian pribadi, kecacatan, dan gizi. Perawatan kesehatan rumah ialah pelayanan
perawatan kesehatan yang bertumbuh paling pesat, dua kali lipat lebih banyak sejak tahun 1988 Goode,
2000, dalam DuBois Miley, 2005: 322. Baru-baru ini, lebih dari 11.000 badan-badan kesehatan rumah
memberikan pelayanan-pelayanan kepada hampir 8 juta klien setiap tahun. Dari jumlah ini, 44 persen
adalah badan-badan hukum U. S. Census Bureau, 2003, dalam DuBois Miley, 2005: 322.
Pembiayaan total bagi perawatan kesehatan rumah adalah lebih dari 41 juta pada tahun 2001, dimana
asuransi kesehatan Medicaid merupakan sumber pembiayaan tunggal yang terbesar. Rata-rata
penggunaan meningkat seiring dengan bertambahnya usia; rata-rata penggunaan bagi pemilik auransi
kesehatan yang berusia 85 tahun dan lebih ialah 6 kali lebih tinggi daripada pemilik auransi kesehatan yang
berusia 65 hingga 74 tahun Federal Interagency Forum on Aging-Related Statistics, 2000, dalam
DuBois Miley, 2005: 322. Hampir 9.000 pekerja sosial bekerja pada badan-badan sosial pelayanan
kesehatan rumah di seluruh Amerika Serikat National Association of Home Care, 2001, dalam DuBois