Isu-isu khas perempuan Isu-isu yang dihadapi oleh orang-orang yang

408 Di dalam setting-setting perawatan rawat-inap, pekerja sosial memainkan suatu peran yang sangat penting dalam bekerja dengan ODHA, pasangan, dan keluarganya. Melalui sesi-sesi harian, pekerja sosial mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan psikososial ODHA. Pekerja sosial memberikan informasi dan pendidikan tentang HIVAIDS serta membangun kelompok-kelompok dukungan untuk mengurangi keterasingan, memperluas jejaring dukungan sosial dan emosional, dan meningkatkan rasa kendali anggota-anggota atas kehidupan mereka Aronstein, 1998; Edell, 1999; dalam DuBois Miley, 2005: 330. Pekerja sosial juga melakukan rujukan-rujukan kepada sumberdaya-sumberdaya masyarakat yang tepat dan program-program bantuan keuangan, menyiapkan rencana-rencana kepulangan yang sesuai, dan mendukung usaha-usaha advokasi di dalam kebijakan yang berkaitan dengan HIVAIDS. Strategi-strategi pemberdayaan dapat menghadapi stigma dengan cara memberikan dukungan dan perawatan, membangkitkan harapan, menghubungkan klien dengan masa depan, dan meningkatkan kendali pribadi klien. Keluarga, pasangan, dan teman-teman dekat ODHA memperoleh manfaat dari partisipasi mereka di dalam kelompok-kelompok dukungan untuk mengahadapi kehilangan yang mereka rasakan, keterkucilan, konflik, kemarahan, kelelahan emosional, dan kelelahan fisik Jankowski, Videka-Sherman, Laquidara-Dickinson, 1996; Tolliver, 2001; dalam DuBois Miley, 2005: 330. “Kelompok-kelompok dukungan dapat bermanfaat bagi forum untuk saling berbagi strategi perawatan dan menghadapi tuntutan- tuntutan emosional dari perawatan informal” Taylor- Brown, 1995: 1300, dalam DuBois Miley, 2005: 330.

b. Advokasi

Jenis isu-isu yang berkaitan dengan HIVAIDS menuntut penggunaan berbagai strategi-strategi advokasi. Sebagai contoh, pekerja sosial dapat 409 mengadvokasikan pembiayaan program-program dan pelayanan-pelayanan untuk menjamin kualitas kehidupan bagi ODHA dan perundang-undangan untuk melindungi kebebasan sipil mereka NASW, 1999f, dalam DuBois Miley, 2005: 331. Bagi ODHA, kesalahpahaman, stigma, dan kompleksitas penyakit HIVAIDS mempersulit mereka dalam berurusan dengan birokrasi perawatan kesehatan, asuransi kesehatan, pemeliharaan penghasilan, jaminan sosial, dan sumberdaya-sumberdaya yang berbasiskan masyarakt lainnya. Pekerja sosial kadang- kadang dapat mendekati sistem-sistem ini secara langsung untuk memohonkan suatu sebab-musebab klien atau dapat menyarankan cara-cara dimana klien dapat menyampaikan secara berhasil kepentingannya sendiri. Diarahkan pada penciptaan perubahan pada level makro, advokasi sebab menitikberatkan “pembiayaan penelitian yang memadai atas semua aspek HIVAIDS, termasuk pencegahan, intervensi klinis, dan pengembangan vaksin” NASW, 1999f: 182, dalam DuBois Miley, 2005: 331.

c. Isu-isu etika dan hukum

Dalam perawatan ODHA, tentu saja sering muncul isu-isu yang berlebihan tentang nilai, etika, dan hukum. Dilema etik muncul di seputar konflik antara nilai-nilai pribadi dan nilai-nilai klien; konflik dengan kalangan profesional lain dimana isu-isu pribadi mereka yang bias dan isu-isu pribadi mereka yang tidak terpecahkan merupakan hambatan-hambatan bagi penyelenggaraan pelayanan-pelayanan; isu-isu tentang “hak untuk mengenalmengetahui” klien yang tertular HIVAIDS bertentangan dengan hak-hak klien atas privasi; dilema apakah memperlihatkan suatu status HIV klien kepada pasangan seksualnya apabila klien menolak membuka informasi ini; dan berbagai isu-isu hukum yang menuntut pengujian kewenangan, kewajiban untuk menyembuhkan, kerahasiaan, diskriminasi, dan hak-hak pribadi Patania, 1998; Reamer, 1993; dalam DuBois Miley, 2005: 331. Fakta bahwa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kerahasiaan dan HIVAIDS