516 NCEA, 2003b, dalam DuBois Miley, 2005:
425.
2. Dinamika penganiayaan lanjut usia
Orang-orang lanjut usia dianiaya oleh pengasuh keluarga, pengasuh bergaji, anggota keluarga, dan
pasangan hidup mereka. Studi-studi tentang laporan- laporan penganiayaan orang lanjut usia yang
dilaksanakan pada tahun 1996 oleh Pusat Nasional bagi Penganiayaan Orang Lanjut Usia National Center for
Elder Abuse 2003, dalam DuBois Miley, 2005: 425 menemukan bahwa anak-anak yang sudah dewasalah
yang cenderung menjadi pelaku penganiayaan 47,3 persen, diikuti oleh pasangan 19,3 persen, dan
anggota-anggota keluarga lainnya 8,8 persen.
Penelitian lain menantang citra dominan yang sudah ada sebelumnya tentang penganiayaan orang lanjut usia,
bahwa anak-anak yang sudah dewasalah yang menganiaya orangtua mereka. Temuan-temuan atas
studi berskala besar yang dilakukan oleh Pillemer dan Finkelhor 1988—suatu survei yang berbasiskan
masyarakat terhadap orang-orang yang berusia lebih dari 65 tahun—menunjukkan bahwa para pelaku
penganiayaan utamanya adalah pasangan 58 persen, bandingkan dengan anak-anak yang sudah dewasa 24
persen. Suatu survei yang lebih baru di 50 negara bagian tentang pelayanan-pelayanan perlindungan anak
menemukan bahwa mayoritas pelaku penganiayaan adalah anggota-anggota keluarga—baik pasangan intim
30 persen maupun anak-anak yang sudah dewasa 18 persen Teaster, 2001, dalam DuBois Miley, 2005:
425. Hasil ini menganjurkan bahwa penganiayaan orang lanjut usia juga merupakan perluasan dari
penganiayaan pasangan.
Anggota-anggota keluarga yang merupakan pengasuh utama dapat menimbulkan gangguan pada diri orang
lanjut usia sebagai akibat dari stres dan frustrasi. Mereka dapat merasa terbebani oleh tanggung jawab
pengasuhan baik yang mereka inginkan maupun yang mereka tidak harapkan. Walaupun stres pengasuh dapat
memainkan peran di dalam penganiayaan orang lanjut
517 usia, dinamika, sama seperti bentuk-bentuk kekerasan
dalam keluarga lainnya, sering berakar pada suatu kebutuhan untuk memperoleh dan mempertahankan
kendali atas orang lanjut usia atau orang dewasa tanggungan Brandl, 2000, dalam DuBois Miley,
2005: 425.
Orang lanjut usia yang ringkih dan menjadi tanggungan rentan terhadap penganiayaan oleh anggota-anggota
keluarga dan bukan keluarga yang mengalami masalah perilaku atau gangguan kejiwaan. Sebagai contoh, orang
yang mengalami kecanduan alkohol dan obat-obat terlarang atau ketidakseimbangan jiwa dapat
memperlihatkan berbagai macam penganiayaan orang lanjut usia Kosberg, 1990, dalam DuBois Miley,
2005: 425.
Penganiayaan orang lanjut usia terjadi di dalam panti- panti pengasuhan jangka panjang seperti panti-panti
asuhan. Faktor-faktor yang menyumbang bagi penganiayaan orang lanjut usia di panti-panti asuhan
orang lanjut usia antara lain ialah petugas yang tidak terlatih, kekurangan petugas, dan karena kesalahpahaman
akan kebutuhan-kebutuhan dan perilaku-perilaku lanjut usia.
3. Pengidentifikasian penganiayaan lanjut usia
Beberapa faktor dapat menambah kerumitan dalam mengidentifikasikan penganiayaan orang lanjut usia.
Orang-orang lanjut usia yang lemah cenderung diasuh di rumah daripada diasuh di luar rumah di dalam
masyarakat di bawah perhatian publik. Lagi pula, orang- orang lanjut usia yang menjadi tanggungan sering
enggan mengadukan para pengasuhnya. Mereka dapat menerima penganiayaan untuk menghindari apa yang
mereka anggap sebagai suatu alternatif yang tidak dapat dipertahankan, seperti suatu penempatan di panti asuhan,
atau bahkan menganggap bahwa mereka sendiri akan disalahkan atas perilaku penganiayaan itu.
Pekerja sosial yang lebih waspada akan indikator- indikator penganiayaan dan penerlantaran orang lanjut
518 usia lebih mampu mendeteksi perlakuan salah oleh
pengasuhnya. Tanda-tanda penganiayaan dan penerlantaran orang lanjut usia antara lain ialah:
x Pengasuh tidak memberikan suatu kesempatan kepada orang lanjut usia untuk berbicara kepada atau
untuk tinggal sendirian sebentar saja dengan pekerja sosial.
x Pengasuh acuh tak acuh kepada atau marah kepada orang lanjut usia.
x Pengasuh tidak memberikan bantuan yang memadai atau alat-alat yang disesuaikan dengan kondisi orang
lanjut usia yang lemah. x Penjelasan-penjelasan tentang terjadinya luka-luka
baru tidak konsisten. x Pengasuh tidak menjelaskan luka-luka yang nampak
pada pemeriksaan fisik. x Pengasuh atau klien sering berganti-ganti dokter atau
petugas kesehatan. x Masa antara munculnya penyakit dan meminta
bantuan kesehatan cukup lama. x Pengasuh memperlihatkan emosi yang dingin
terhadap atau mengancam orang lanjut usia. x Laporan atau cerita tentang luka tidak masuk akal.
x Interaksi-interaksi yang genit antara orang lanjut usia dengan pengasuh dapat menandakan suatu hubungan
seksual. Quinn Tomita, 1986, dalam DuBois Miley, 2005: 426.
D. Pelayanan-pelayanan bagi Orang Lanjut Usia
Orang-orang lanjut usia semakin menarik perhatian karena jumlah mereka yang semakin banyak. Ketika ledakan jumlah
bayi baby boomers bertumbuh semakin besar, kita benar- benar mengalami suatu “graying of America pemuaan
Amerika Serikat.”
Pada tahun 2002, sebanyak 12,4 persen populasi di Amerika Serikat berusia 65 tahun dan lebih. Pada
tahun 2030, sebanyak 20 persen populasi Amerika Serikat akan berusia 65 tahun dan lebih Administration on Aging,
2002, dalam DuBois Miley, 2005: 427. Bahkan penambahan yang lebih dramatis akan terlihat dalam jumlah
populasi yang berusia di atas 85 tahun, lapisan masyarakat