Pelayanan-pelayanan bagi para penganggur

362 pelayanan yang berupah lebih rendah menciptakan suatu kelas orang-orang yang menganggur. Cukup sering para praktisioner, yang peduli dengan damak-dampak pengangguran, bekerja di dalam program-program bantuan tenaga kerja. Penekanan-penekanan terhadap pengangguran dapat juga ada sebagai suatu faktor yang tersembunyi atau mendasari masalah-masalah yang dibawakan ke dalam badan-badan sosial keluarga an pusat-pusat kesehatan jiwa. Suatu kerangka bagi pemecahan masalah ketenagakerjaan menempatkan pencarian pekerjaan di dalam konteks manusia-dalam-situasi Briar, 1988: 52, dalam DuBois Miley, 2005: 301. Proses pencarian pekerjaan memberikan suatu kesempatan bagi pengujian diri dalam kaitan dengan pasar kerja. Suat tinjauan tentang keterampilan-keterampilan yang dapat dilimpahkan itu mengembangkan suatu rasa berkompeten akan kemampuan-kemampuan seseorang yang, di dalam dirinya sendiri, memberdayakan. Dua proses-proses yang setara yang berurusan untuk menghadapi isu-isu kehilangan pekerjaan dan pencarian pekerjaan. Asesmen dan stabilisasi gejala-gejala 1. Mengases dan mengalamatkan gejala-gejala. 2. Menormalisasikan gejala-gejala dari masalah- masalah pekerjaan. 3. Mengases dan emngalamatkan kehilangan pekerjaan. 4. Mengases kekuatan-kekuatan dan dukungan- dukungan sisal. 5. Mengembangkan suatu rencana stabilisasi sementara. Perolehan suatu pekerjaan 1. Mempromosikan asesmen diri sendiri bagi tujuan- tujuan pekerjaan jangka pendek dan jangka panjang. 2. Mempromosikan suatua sesmen tentag pasar kerja. 3. Membangun kapasitas untuk mempromosikan diri sendiri. Selain dalam pemecahan masalah, pekerja sosial ketenagakerjaan dapat membantu klien secara langsung 363 dalam memastikan hak-hak mereka. Kegiatan-kegiatan pekerjaan sosial di dalam fungsi manajemen sumberdaya ini antara lain, pada level mikro, ialah memberikan bahan-bahan pendidikan kepada para pekerja; pada level meso, membangun koalisi-koalisi untuk mempromosikan keselamatan kerja di dunia kerja; dan pada level makro, memberikan kesaksian dengar pendapat publik tentang pengangguran Shanker, 1983, dalam DuBois Miley, 2005: 301.

D. Pekerjaan Sosial di dalam Peradilan Kriminal

Sistem peradilan kriminal ialah suatu arena yang diperluas bagi pekerjaan sosial. Secara historis, bidang peradilan kriminal dibangun di atas suatu landasan penegakan hukum, yang menekankan suatu penghukuman bagi perilaku kriminal. Walaupun para pekerja sosial membutuhkan legitimasi di dalam pelayanaan-pelayanan remaja pada awal abad ke-20, mereka memainkan suatu peran terbatas di dalam pelayanan koreksi orang dewasa. Petugas peradilan kriminal sering memandang para pekerja sosial, karena orientasi nilai mereka terhadap manusia, sebagai kaum profesional yang kurang diterima, yang menganggap mereka terlalu lembut untuk bekerja di bidang pelayanan koreksi. Beberapa bias residual terhadap para pekerja sosial di bidang penegakan hukum dan peradilan kriminal tetap ada dewasa ini. Akan tetapi, baru- baru ini, para pekerja sosial telah mengembangkan peran- peran baru mereka untuk memberikan pelayanan-pelayanan sebagai berikut: x Pelayanan-pelayanan rehabilitasi berbasis masyarakat x Program-program yang bersifat mengalihkan perhatian dari negatif kepada positif x Dukungan-dukungan reintegrasi para narapidana ke dalam masyarakatnya x Konseling untuk penghuni penjara atau lembaga pemasyarakatan x Pelayaann-pelayanan sosial bagi keluarga-keluarga pelaku kriminal x Advokasi bagi para korban kejahatan 364 Untuk mencapai kredibilitas di dalam sistem peradilan criminal public, para pekerja social harus dipersiapkan secara pendidikan untuk emmahami kejahatan dan kenakalan, perbedaan-perbedaan dalam bekerja dengan para klien involuntir atau tidak sukarela, proses-proses penghukuman dan prosedur-prosedur peradilan, serta peran-peran dari berbagai kalangan _rofessional di dalam bidang lintas disiplin ini.

1. Kejahatan dan kenakalan

Secara sederhana dapat dikatakan, kejahatan merupakan tindakan-tindakan atau perilaku-perilaku yang bertentangan dengan hukum. Dengan kata lain, kegiatan kriminal melanggar hukum-hukum dan kode-kode moral. Para pelaku kriminal melakukan kejahatan terhadap orang, harta benda, atau negara. Suatu rangkuman data statistik kejahatan tahunan menentukan kecenderungan- kecenderungan kejahatan yang didasarkan atas indeks kejahatan antara lain pembunuhan dan pembantaian, pemerkosaan dengan kekerasan, penyerangan yang menyakitkan, perampokan harta benda, pencurian, dan pembakaran rumah dengan sengaja. Ini juga mencakup indeks pelanggaran hukum yang ringan atau penyerangan. Data pendahuluan pada tahun 2002 memperlihatkan suatu penurunan sebesar 0,2 persen dalam Indeks Kejahatan Nasional dibandingkan dengan data pada tahun 2001 dan lebih rendah secara signifikan daripada pada awal tahun 1990-an U. S. Department of Justice, 2003a, dalam DuBois Miley, 2005: 303. Para remaja pelaku kejahatan diklasifikasikan sebagai kenakalan atau sebagai orang-orang yang belum dewasa yang membutuhkan bantuan. Perilaku nakal beragam mulai dari pelanggaran, atau perilaku yang buruk khususnya para remaja seperti lari dari rumah dan pelanggaran jam malam, hingga pelanggaran hukum pidana. Kebanyakan rujukan kepada peradilan remaja— 45 persen—adalah kejahatan harta benda. Kejahatan terhadap manusia, hukuman yang paling serius, mewakili 23 persen dari kasus-kasus kenakalan, pelanggaran ketertiban umum mewakili 21 persen, pelanggaran obat- obatan mewakili 11 persen Sickmund, 2003, dalam