457 komunikasi yang tertutup yang mendorong koalisi dan
aliansi, relasi segitiga, dan agenda tersembunyi maksud- masud terselubung. Dalam suatu pendekatan perlakuan
keluarga, intervensi-intervensi merajut kembali struktur keluarga, menciptakan pola-pola komunikasi yang lebih
efektif, dan mengembangkan batas-batas struktural yang realistik. Pada akhirnya, tujuan perlakuan keluarga ialah
untuk mencapai kesatuan keluarga.
Dalam praktek yang berpusatkan pada keluarga, sejumlah prinsip-prinsip ekologi memandu pekerja sosial
dan klien secara bersama-sama. Pekerja sosial memandang masalah-masalah yang dialami oleh
keluarga-keluarga sebagai kesulitan-kesulitan dalam transaksi-transaksi di antara sistem-sistem sosial, atau
sebagai gangguan-gangguan perkembangan:
x Intervensi bergerak dari suatu model sebab tunggal
yang sederhana atau solusi tunggal kepada suatu model umpan balik perubahan.
x Pengalaman-pengalaman kehidupan dan jejaring
pemberian bantuan alamiah keluarga merupakan abgian yang integral dari proses perubahan.
Strategi-strategi intervensi harus memandang keluarga sebagai sumebrdaya-sumberdaya dan
memanfaatkan partisipasiaktif anggota-anggota keluarga untuk menigkatkan level keberfungsian
yang berkompeten keluarga.
x Perspektif ekosistem memandang bahwa
perubahan-eprubahan di dalam suatu lingkungan keluarga atau pada suatu perilaku anggota keluarga
dapat menimbulkan perubahan-perubahn yang signifikan di dalam sistem keluarga sebagai suatu
keseluruhan.
x Dalam memilih strategi-strategi atau metodologi-
metodologi intervensi, adalah penting untuk memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan, yang
menyatakan bahwa terdapat banyak cara yang menghasilkan hasil yang sama. Hartman Laird,
1983, dalam DuBois Miley, 2005: 370.
458 Sesuai dengan prinsip-prinsip ekologi ini, praktek
pekerjaan sosial yang berpusatkan pada keluarga memandang perubahan di dalam keberfungsian keluarga
atau anggota-anggotanya, di dalam struktur sosial di atas mana keluarga-keluarga bergantung pada sumberdaya-
sumberdaya dan kesempatan-kesempatan untuk bertumbuh dan di dalam relasi-relasi transaksional di
antara berbagai sistem sosial.
6. Dukungan pekerjaan sosial kepada keluarga
Ikatan Pekerja Sosial Amerika Serikat National Association of Social Workers, NASW
mengadvokasikan kebijakan-kebijakan berikut ini yang memberikan
dukungan kepada keluarga: x
Pekerjaan penuh dan setara x
Pendidikan masa awal anak-anak dan kehidupan keluarga
x Pemberian pengasuhan yang berkualitas kepada
anak-anak dan anggota-anggota keluarga yang lanjut usia
x Perumahan yang terjangkau dan terbeli
x Pemberian uang cuti kepada keluarga untuk
membayar biaya pengobatan x
Pelayanan-pelayanan perawatan kesehatan yang komprehensif
x Bantuan penghasilan dan pajak yang mencerminkan
kesetaraan jender x
Pencegahan yang berpusatkan keluarga dan pelayanan-pelayanan
yang berorientasikan perlakuan untuk mengalamatkan isu-isu yang
berkaitan dengan penganiayaan dan penerlantaran NASW, 1999h, dalam DuBois Miley, 2005:
370.
Sebagaimana dikatakan oleh Briar-Lawson 1998, “ketika sistem-sistem yang dirancang untuk melayani
keluarga-keluarga gagal, keluarga-keluarga tidak dapat berhasil” DuBois Miley, 2005: 370. Keluarga-
keluarga membutuhkan jejaring keselamatan sosial dan ekonomi; oleh karena itu, pekerja sosial harus berada di
459 garis terdepan dalam mengadvokasikan kebijakan-
kebijakan publik yang responsif terhadap keluarga.
Kebijakan dukungan keluarga yang dikembangkan oleh pekerjaan sosial dibangun di atas sejumlah prinsip yang
berkaitan dengan relasi di antara keluarga-keluarga dan lembaga-lembaga sosial. Dukungan-dukungan yang
fundamental bagi keluarga-keluarga antara lain meliputi hak-hak ekonomi dan sosial seperti bantuan-bantuan
penghasilan, ketenagakerjaan, pendidikan, dan perawatan kesehatan. Akses kepada pelayanan-pelayanan harus
disediakan tanpa bias atau pelanggaran hak-hak sipil, dengan demikian menegaskan pluralisme kebudayaan.
Dalam rangka mengalamatkan hakekat keluarga dan kebutuhan-kebutuhan keluarga yang kompleks, sistem-
sistem membutuhkan para profesional yang berkompeten di dalam sektor publik dan privat untuk
menyelenggarakan pelayanan-pelayanan dalam kemitraan dengan keluarga-keluarga. Pelayanan-pelayan
harus mencakup sejumlah besar pilihan-pilihan yang siap diakses. Di atas semua itu, kesejahteraan keluarga harus
merupakan fokus sentral dari semua lembaga-lembaga sodial termasuk sekolah, dunia kerja, lembaga-lembaga
kesehatan, rumah-rumah ibadah, dan media.
B. Anak Salah Asuh
Baru-baru ini saja salah asuh anak child maltreatment menerima pengakuan sebagai suatu masalah sosial, walaupun
sejarah penganiayaan dan penerlantaran anak sudah lama sekali. Salah asuh anak berlangsung sepanjang semua ras,
etnis, dan kelompok-kelompok keagamaan dan ditemukan pada semua lapisan masyarakat. Statistik kejadian salah asuh
anak meningkat, tetapi tidak mengagetkan, yang mempertimbangkan memburuknya kekerasan di dalam
masyarakat kita. Dimana sekali keluarga menjauhkan anggota-anggotanya dari kekerasan masyarakat, kekerasan
yang terjadi dewasa ini menghantui relasi-relasi keluarga dan merusak tempat perlindungan keluarga yang aman dan
nyaman bagi anak-anak.
1. Definisi hukum penyaniayaan dan penerlantaran
anak
460 Undang-undang Pencegahan dan Perlakuan
Penganiayaan Anak Amerika Serikat, yang sudah diamandemen pada tahun 1996, mendefinisikan
penganiayaan dan penerlantaran anak sebagai suatu tindakan atau kegagalan untuk bertindak:
x Yang mengakibatkan resiko luka yang serius dan tetap, kematian, luka fisik atau emosional yang
serius, penganiayaan seksual, atau eksploitasi x Terhadap seorang anak seseorang yang berusia di
bawah 18 tahun, kalau tidak undang-undang perlindungan anak negara bagian dimana anak
membuktikan usia yang lebuh muda untuk kasus yang tidak melibatkan penyaniaans eksual
x Oleh orangtua atau pengasuh termasuk petugas suatu panti asuhan atau orang lain yang
menyelenggarakan pengasuhan luar panti yang brtanggung jawab atas kesejahteraan anak-anak
National Clearinghouse on Child Abuse and Neglect, 1997, dalam DuBois Miley, 2005: 372.
Undang-undang negara bagian menerbitkan definisi hukum tentang penganiayaan dan penerlantaran anak.
Undang-undang sipil “mendeskripsikan keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi yang mewajibkan para pelapor yang
diberi kewenangan untuk melaporkan kasus-kasus penganiayaan yang diketahui atau diduga, dan mereka
memberikan definisi yang dibutuhkan kepada pengdilan remajakeluarga untuk mengasuh seorang anak yang
diduga mengalami salah asuh” National Clearinghouse on Child Abuse and Neglect, 1997, dalam DuBois
Miley, 2005: 372. Undang-undang kriminal menggunakan keadaan-keadaan dimana salah asuh anak
mengakibatkan tindakan di dalam peradilan kriminal.
Semua 50 negara bagian dan Districk of Columbia telah menerbitkan suatu undang-undang pelaporan yang
menjelaskan penganiayaan anak, mengindikasikan apa yang harus dilaporkan, dan rincian prosedur pelaporan.
Walaupun undang-undang tentang penganiayaan dan penerlantaran anak bervariasi dari satu negara bagian ke
negara bagian lain, undang-undang ini semuanya