Kehamilan remaja Pelayanan-pelayanan Khusus bagi Remaja

495 mengatakan mereka pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri, 15 persen berpikir untuk bunuh diri secara serius, dan 6 persen benar-benar berusaha bunuh diri McGready, 1991, dalam DuBois Miley, 2005: 403. Studi-studi menunjukkan bahwa angka bunuh diri bahkan lebih tinggi di kalangan laki-laki gay dan biseksual 2 hingga 3 peristiwa bunuh diri dari 10 orang laki-laki gay dan biseksual, bandingkan dengan angka di kalangan laki-laki heteroseksual 1 peristiwa bunuh diri dari 10 laki-laki heteroseksual Dempsey, 1994; Proctor Groze, 1994; dalam DuBois Miley, 2005: 403. Faktor-faktor yang berkaitan dengan bunuh diri antara lain ialah depresi; stres, khususnya stres yang berkaitan dengan kegagalan bersekolah atau perubaan-perubahan kehidupan yang drastis; dan gangguan-gangguan keluarga, perselisihan, dan disintegrasi. Faktor-faktor lain antara lain ialah persoalan-persoalan yang berkaitan dengan identitas seksual, perilaku bunuh diri sebelumnya, putus asa, dan penyalahgunaan obat-obat terlarang dan alkohol Garland Zigler, 1993, dalam DuBois Miley, 2005: 403. Variabel-variabel seperti konteks sosial budaya, pengaruh-pengaruh keluarga, dan tingkat-tingkat perkembangan juga merupakan pertimbangan-pertimbangan yang penting Zayas, Kaplan, Turner, Romano, Gonzalez-Ramos, 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 403. Studu-studi mengindikasikan bahwa anak-anak muda ingin mempelajari indikator-indikator bunuh diri, sehingga usaha-usaha pencegahan harus diintegrasikan dengan usaha-usaha pendidikan. Faktor-faktor yang penting lainnya antara lain ialah mengatasi perasaan tidak berdaya di kalangan anak-anak muda, putus asa, dan rendahnya harga diri. Usaha-usaha pencegahan menggunakan teknik-teknik pemecahan masalah dan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan menghadapi masalah, menggunakan intervensi-intervensi keluarga untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan komunikasi dan resolusi konflik, dan untuk memperbaiki relasi-relasi 496 teman-teman sebaya dengan cara meningkatkan keterampilan-keterampilan interpersonal dan citra diri remaja Ciffone, 1993, dalam DuBois Miley, 2005: 403.

5. Gangguan makan

Karena masyarakat mengagungkan citra tubuh bahwa langsing itu menarik di kalangan anak-anak muda kita, maka tidaklah mengherankan apabila gangguan makan lebih banyak terjadi pada masa remaja daripada pada masa-masa lain di dalam perkembangan kehidupan manusia. Sekali waktu gangguan makan pernah dianggap sebagai masalah di kalangan kaum perempuan saja, tetapi studi-studi baru-baru ini menunjukkan bahwa gangguan makan banyak juga terjadi di kalangan kaum laki-laki seperti yang diduga sebelumnya. Orang-orang yang mengalami anorexia nervosa sangat membatasi makanan yang masuk ke dalam perutnya, yang mengakibatkan ia kehilangan berat badan 15 hingga 25 persen dari berat badan idealnya. “Anorexia hampir selalu bermula dengan suatu keinginan yang kuat untuk kurus dan akhirnya melakukan diet dieting, dan berakhir dengan suatu kondisi yakni para remaja nampak tidak mau atau tidak mampu makan secara normal” Lefrancois, 1995: 513, dalam DuBois Miley, 2005: 404. Yang lebih umum dari anorexia ialah bulimia yang meliputi episode makan banyak, dan beberapa lama kemudian memuntahkannya. Karena tidak mengancam kehidupan, bulimia tidak menimbulkan akibat-akibat psikologis dan emosional yang serius Kuntz, Groze, Yates, 1992, dalam DuBois Miley, 2005: 404.

6. Anak-anak muda sebagai sumberdaya

pengembangan masyarakat yang berkompeten Memandang anak-anak muda sebagai individu-individu yang memiliki kekuatan-kekuatan dan sumberdaya- sumberdaya bagi pembangunan masarakat yang berkompeten sangat berbeda dari pandangan anak-anak muda sebagai beban yang penuh dengan masalah atau korban dari keadaan-keadaan yang penuh resiko Checkoway, Finn, Pothukuchi, 1995; Finn Checkoway, 1998; dalam DuBois Miley, 2005: 404.