Efek psikologis salah asuh anak

466 seksual orang yang lebih tua Browne Finkelhor, 1986, dalam DuBois Miley, 2005: 375. Perilaku- perilaku seksual dapat mencakup kontak seksual, kontak mulut dan alat kelamin, dan hubungan seksual. Perkawinan sedarah incest, atau penganiayaan antarkeluarga, mengacu kepada kontak seksual apabila orang-orang yang terlibat itu masih berkaitan keluarga; serangan seksual dan penyalahgunaan di luar keluarga adalah istilah-istilah yang digunakan apabila pelaku penganiayaan tidak berkaitan keluarga dengan anak. Dalam kasus-kasus perkawinan sedarah, tindakan itu biasanya hasil dari “otoritas” orang dewasa Damon Card, 1999, dalam DuBois Miley, 2005: 375. Sejumlah faktor resiko telah diidentifikasikan berkaitan dengan penganiayaan seksual anak-anak; namun demikian, tidak satu pun dari faktor-faktor itu memiliki hubungan yang cukup kuat dengan terjadinya penganiayaan dimana adanya hubungan itu dapat memainkan suatu peran yang menerangkan atau mengaburkan pengidentifikasian kasus-kasus actual” Finkelhor, 1993: 67, dalam DuBois Miley, 2005: 375. Faktor-faktor resiko yang dimaksudkan ialah: x usia sebelum remaja x perempuan x adanya kehadiran ayah tiri x tidak adanya orangtua salah satu orangtua kandung x ibu cacat, sakit, atau bekerja x relasi yang buruk antara orangtua dan anak yang korban x konflik atau kekerasan orangtua Finkelhor Suatu tinjauan penelitian di bidang penganiayaan seksual anak-anak mempelihatkan bahwa dampak-dampak awal dari penganiayaan seksual anak-anak dapat mencakup perasaan-perasaan ketakutan, kemarahan dan permusuhan, serta bersalah dan ragu-ragu Browne Finkelhor, 1986; Graverholtz, 2000; dalam DuBois Miley, 2005: 375. Gejala-gejala perilaku menunjukkan 467 kecemasan dan ketegangan, serta meliputi perilaku seksual yang tidak senonoh. Masalah-masalah di sekolah, membolos dari sekolah, lari dari rumah, dan kenakalan sering muncul sebagai suatu reaksi terhadap penganiayaan seksual. Respons-respons yang nampak meliputi perasaan-perasaan dikhianati, stigmatisasi, atau ketidakberdayaan. Dampak-dampak jangka panjang meliputi depresi, perilaku yang menghancurkan diri sendiri, bunuh diri, kecemasan, dan rendahnya harga diri. Selain itu, orang-orang dewasa yang pernah dianiaya secara seksual mengalami kesulitan-kesulitan dalam relasi-relasi interpersonal baik dengan laki-laki maupun dengan perempuan, mempercayai orang lain, hubungan intim secara seksual, dan pengasuhan. Mereka juga dapat lebih rentan terhadap viktimisasi lebih lanjut di dalam relasi-relasi lain. Pengalaman dianiaya secara seksual pada masa anak-anak meningkatkan kemungkinan terlibat dalam pelacuran dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. Tinjauan Browne dan Finkelhor 1986, dalam DuBois Miley, 2005: 375. juga menyatakan faktor-faktor yang menyumbang bagi respons anak-anak terhadap penganiayaan seksual. Penelitian menunjukkan bahwa dampaknya lebih buruk apabila pelaku penganiayaan itu adalah ayah atau ayah tiri dari anak tersebut, apabila relasinya melibatkan kontak alat kelamin, apabila pelaku penganiayaan itu menggunakan paksaan atau memasuki anak, dan apabila sistem perlindungan anak memindahkan anak dari rumahnya.

C. Pelayanan-pelayanan Kesejahteraan Anak

Pada umumnya kesejahteraan anak mencakup pelayanan- pelayanan yang berkaitan dengan semua aspek kesejahteraan anak, termasuk melindungi dan mempromosikan perkembangan kesehatan, sosial, dan pikologisnya, memperkuat keluarga, dan mengalamatkan kondisi-kondisi sosial yang buruk yang mengganggu perkembangan kesehatan anak Liederman, 1995, dalam DuBois Miley, 2005: 376. Profesi pekerjaan sosial mendominasi di dalam bidang sistem penyelenggaraan pelayanan sosial ini. Pekerja sosial yang ingin bekerja di bidang kesejahteraan anak membutuhkan