Lanjut usia yang berhasil

522 o “Orang lanjut usia tidak dapat menarik berat badannya” h. 429: Menyamakan orang lanjut usia dengan ketidakproduktifan benar-benar tidak akurat. Yang menarik, hampir sepertiga dari semua orang lanjut usia bekerja purna waktu atau paruh waktu. Selanjutnya, walaupun karyawan yang digaji bukan merupakan bagian dari rutinitas sehar-hari banyak orang lanjut usia, ini tidak berarti bahwa kehidupan mereka kosong. Hari-hari mereka cenderung diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna, seperti melakukan tugas-tugas sukarela, mengasuh, dan bekerja di rumah mereka sendiri. Gambaran penuaan yang berhasil memberikan kita suatu pandangan yang lebih optimistik tentang orang-orang lanjut usia. Salah satu studi menggambarkan unsur- unsur kunci yang menyumbang bagi pencapaian tujuan penuaan yang berhasil ini Fisher Specht, 1999, dalam DuBois Miley, 2005: 429. Responden mengidentifikasikan faktor-faktor seperti memiliki interaksi yang positif dengan orang lain, kesempatan- kesempatan bagi pertumbuhan, rasa tujuan, dan kemandirian. Studi ini juga menemukan suatu hubungan antara kreativitas dan penuaan yang berhasil. Seorang perempuan berusia 69 tahun mengatakan, “Kalau anda ingin mengalami penuaan yang berhasil, anda harus dapat menghadapi penuaan itu sendiri. Kreativitas meliputi apa saja yang anda lakukan—suatu peniruan emosional atau mental. Kehdupan itu sendiri ialah persoalan kreativitas khususnya apabila anda sudah tua karena anda memiliki waktu untuk berpikir tentang tantangan-tantangan dan datang dengan solusi.” Atau, menurut seorang perempuan berusia 78 tahan, “Penuaan memberikan anda suatu minat, sesuatu yang anda akan tuju, sesuatu yang akan mengisi pikiran dan hari-hari anda. Aku pikir anda harus memiliki suatu minat. Tidak ada yang lebih menggembirakan daripada memiliki suatu kegiatan yang baru.” Jelaslah, pekerja sosial dapat memainkan suatu peran dalam kegiatan-kegiatan pencegahan yang mempromosikan penuaan yang berhasil. 523 Gutheil dan Congress 2000: 42, dalam DuBois Miley, 2005: 430 mengingatkan bahwa melebih-lebihkan penuaan yang berhasil dapat mendorong kita mengevaluasi orang-orang lanjut usia itu dengan kecacatan dan kelemahan-kelemahan kognitif yang negatif. Barangkali bagus juga bahwa individu-individu mendemonstrasikan kekuatan-kekuatan, daya suai, dan ketahanan yang luar biasa dalam menghadapi kesulitan- kesulitan ini. “Ketahanan resilience pada usia lanjut dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mempertahankan kehidupan dan mengatasi sejumlah stresor utama, termasuk penyakit, kecacatan, dan serangkaian kehilangan utama lainnya” h. 430. Faktor- faktor yang menyumbang bagi ketahanan antara lain ialah strategi-strategi menghadapi tantangan-tantangan yang dapat memberikan makna stres, rasa penguasaan, fleksibilitas, dan akses kepada dukungan social. Sejumlah studi mengindikasikan bahwa rasa kendali pribadi, bukan kesehatan saja, memainkan suatu peran yang signifikan dalam mempromosikan suatu rasa kesejahteraan psikologis yang positif Smith et al., 2000, dalam DuBois Miley, 2005: 430. “Ketahanan didorong oleh ketergantungan dengan orang lain dan didasarkan pada kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang berubah” Gutheil dan Congress 2000: 44-45, dalam DuBois Miley, 2005: 430-431. Memodifikasikan lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu juga memainkan suatu peran dalam mendorong ketahanan. Prinsip- prinsip praktek yang mempromosikan ketahanan antara lain ialah sebagai berikut: o Mengidentifikasikan indikator kekuatan-kekuatan dan ketahanan pada diri klien o Melibatkan klien dalam mengidentifikasikan bidang- bidang ketahanan o Membantu klien mengidentifikasikan bidang-bidang apa yang ia masih dapat kendalikan o Membantu klien mengesampingkan apa yang ia tidak dapat kendalikan 524 o Mengidentifikasikan dan mendorong dukungan formal dan informal dalam mendorong ketahanan o Mengidentifikasikan bidang-bidang kekuatan baru yang belum dimanfaatkan dan ketahan-ketahanan yang baru muncul o Mengidentifikasikan dan bekerja untuk meningkatkan atau mengubah aspek-aspek lingkungan fisik baik yang mendukung maupun yang menghambat ketahanan o Mengevaluasi ulang ketahanan yang diasarkan atas tingkat-tingkat kemampuan yang berubah. h. 431.

2. Isu-isu dalam bekerja dengan orang lanjut usia

Pekerja sosial yang bekerja dengan orang-orang lanjut usia harus menguji sikap-sikapnya sendiri tentang penuaan, penyakit, dan kematian. Ini sangat menantang, karena isu-isu masa dewasa orang lanjut usia berada di luar pengalaman-pengalaman kehidupan kebanyakan pekerja sosial profesional. “Dalam bekerja dengan orang lanjut usia, pekerja sosial harus menghadapi isu-isu pribadi tentang penuaan, kecacatan, dan kematian. Apabila pekerja sosial mengalami isu-isunya sendiri yang tidak terselesaikan tentang kematian, kecacatan, atau penuaan, ia menghambat kemajuan dan pekerjaan” Barry, 1988: 451, dalam DuBois Miley, 2005: 431. Orang-orang yang dipengaruhi oleh isu-isu penuaan sering menganggap bahwa orang-orang lanjut usia tidak dapat berubah; namun demikian, pemahaman ini ditentang oleh suatu perspektif yang kompeten yang menyatakan bahwa semua manusia memiliki kemampuan untuk berubah sepanjang siklus kehidupan Berk, 2004. Pekerja sosial dapat mengambil langkah- langkah untuk meningkatkan efektivitasnya dan meningkatkan kepekaan mereka terhadap keberagaman penuaan: o Mengubah stereotip dan citra negatif o Menyadari pengaruh keanggotaan di dalam suatu kelompok usia tertentu o Menyadari banyaknya perbedaan-perbedaan di kalangan orang-orang lanjut usia 525 o Belajar bagaimana status minoritas etnis, agama, dan jender mempengaruhi pengalaman penuaan. Toseland, 1995: 153-154, dalam DuBois Miley, 2005: 433. Pekerja sosial yang berbasiskan kompetensi bekerja secara kolaboratif dengan orang-orang lanjut usia, bukan hanya sekedar memberikan sumberdaya-sumberdaya konkret yang mengalamatkan masalah-masaah yang didefinisikan secara sempit dan spesifik. Penggunaan bahasa yang positif dalam merangkaikan percakapan- percakapan dengan orang-orang lanjut usia mempromosikan kompetensi dan menitikberatkan kekuatan-kekuatan Chapin Cox, 2001; Cox, 2002; Kivnick Murray, 2001; Miley, 2002; Thompson Thompson, 2001; dalam DuBois Miley, 2005: 433.

3. Kontinuum pelayanan-pelayanan

Pada dasarnya pelayanan-pelayanan formal bagi orang- orang lanjut usia dimasukkan ke dalam tiga kategori taitu dukungan dukungan social bagi orang-orang lanjut usia yang sehat, pelayanan-pelayanan masyarakat bagi orang- orang lanjut usia yang mengalami kesehatan yang buruk, dan pengasuhan panti berjangka panjang bagi orang- orang lanjut usia yang tidak lagi dapat hidup mandiri bahkan dengan dukungan anggota-anggota keluarga dan pelayanan-pelayaan yang berbasiskan masyarakat Tabel 14.1. Tabel 14.1 Sumberdaya-sumberdaya bagi Orang-orang Lanjut usia Bantuan penghasilan Perawatan kesehatan Gizi Pemeliharaan penghasilan Asuransi sosial Asuransi kesehatan Kesehatan rumahbantuan perawatan rumah Kupon bahan makanan Program komoditas bahan makanan 526 Perumahan Transportasi Sosialisasi Pelayanan-pelayanan hukum Makan bersama-sama dan diantarkan kerumah Perumahan yang disubsidi oleh publik Perumahan bebas pajak bagi pemilik perumahan Rencana rahabilitasi perumahan Pengurangan ongkos bis Pelayanan bis per telefon Bis khusus Pusat-pusat lanjut usia pelayanan multiguna Rawat siang orang lanjut usia Program penguatan per telefon Program relawan Program pendidikan orang dewasa Bantuan hukum Isu-isu hukum: pengasuhan, perwalian, dan kemauan hidup Kebutuhan-kebutuhan pengasuhan berjangka panjang bagi orang-orang lemah, memiliki kecacatan-kecacatan fungsional, dan membutuhkan bantuan kehidupan sehari- hari menuntut pelayanan-pelayanan berbasiskan masyarakat atau panti asuhan yang mengalamatkan sejumlah besar kebutuhan-kebutuhan perawatan kesehatan, pribadi, dan sosial. Menghadirkan bersama-sama berbagai pelayanan- pelayanan, seperti bantuan keuangan, transportasi, perumahan, bantuan listrik rumah, informasi dan rujukan, rehabilitasi, jejaring pelayanan melalui telefon, dan konseling, yang berada di bawah badan-badan sosial publik dan privat menuntut koordinasi program-program dan kebijakan-kebijakan sosial yang tertata baik. Bahwa pelayanan-pelayanan bagi orang-orang lanjut usia yang dimasukkan ke dalam naungan berbagai ketentuan hukum, sumber-sumber pembiayaan, dan badan-badan administrasi selanjutnya akan menambah komplikasi penyelengaraan pelayanan.