374 kerja pengadilan menstigmatisasikan para remaja
dan mendorong perilaku criminal. Para pendukung menyarankan bahwa bantuan dapat dan harus
menjadi ranah pengadilan remaja.
Para praktisioner pekerjaan social yang dipekerjakan di seting-seting peradilan remaja
membuat keputusan-keputusan penyymbuhan, menangani pelangagarn-pelangagran status yang
bukan criminal dan maslahmasalah yang berkaitan dengan keuarga, emngadvokasikan hak-hak hokum
remaja, dan menciptakan suatu sistem peradilan remaja yang manusiawi dan setara McNeece, 1983,
dalam DuBois Miley, 2005: 310. Para remaja dapat memperoleh manfaat dari program-program
pengalihan untuk mereformasikan perilaku mereka dan mencegah keterlibatan penagdilan formal.
Pekerja social memberikan supevisi kepada para remaja di dalam program-program pengalihan dan
penahanan, mengubungkand engan sistem eksejahteraan anak, sekolah, keluarga, dan
memberikan kosneling kepada para remaja.
Pekerja sosial aktif di dalam pencegahan kenakalan melalui berbagai usaha-usaha yang berbasiscan
masyarakat. PuSat Nasional Asesmen Perilaku Remaja dan Pencegahannya
eengidentifikasikan sejumlah pendekatan-pendekatan terhadap
pencegahan kenakalan. Strategi-stratega ini antara lain meliputi pengoreksian atau pengendalian
kondisi-kondisi biologis dan keadaan-keadaan psikologis yang sulit menyesuaikan diri, mengubah
kofdisi-kondisi lingkungan, mengembangkan jejaring sosial, membatasi hubungan atau
perjumpaan para remaja yang nakal dengan para pelaku kriminal, memberdayakan para remaja untuk
melakukan pemecahan masalah yang lebih dapat diterima secara sosial, meningkatkan peran-peran
hukum, memberikan kesemparan-kesempatan kegiatan rekreasi yang positif, meningkatkan
pendidikan dan pengembangakn keterampilan, mengidentifikasikan harapan-harapan sosial yang
375 konsisten, memberikan sumberdaya-sumberdaya
ekonomi yang mencukupi, mencegah para remaja dari upaya melakukan tindakan-tindakan kenakalan,
dan menghilangkan label remaja yang tidak semestinya sebagai orang nakal Castelle, 1987,
dalam DuBois Miley, 2005: 310.
d. Probasi dan parol
Probation probasi ialah suatu opsi atau pilihan
penghukuman yang menunda pemenjaraan. Ini menspesifikasikan suatu periode waktu selama
mana individu-individu yang sedang berada di bawah supervisi atau pengawasan dapat
memperlihatkan perilakunya yang sesuai. Hakim menunda pemenjaraan berdasarkan kondisi bahwa
individu-individu memenuhi syarat-syarat
probasinya, yang meliputi kunjungan-kunjungan secara berkala ke pengadilan yang ditunuk oleh
petugas probasi Barker, 2003, dalam DuBois Miley, 2005: 310.
Probasi bermula di Boston, Negara Bagian Massachusetts, Amerika Serikat, pada pertengahan
tahun 1800-an melalui usaha-usaha kepeloporan John Augustus dan para reformator sosial serta para
filantropis lainnya. Sukarelawan program probasi yang merehabilitasi para pencuri kecil-kecilan dan
pemabuk digantikan pada tahun 1878 dengan suatu ketentuan yang memberi kewenangan kepada
Walikota Boston untuk mengembangkan suatu program dan menggaji petugas probasi Champion,
2001, dalam DuBois Miley, 2005: 310.
Petugas pengadilan yang mensupervisi atau mengawasi probationers and parolees para pelaku
kenakalan atau kejahatan yang diberikan program probasi dan parol seringkali adalah pekerja sosial.
Akhir-akhir ini, petugas probasi, apakah yang bekerja dengan para remaja atau orang dewasa,
mempersiapkan informasi sejarah sosial atau studi kasus untuk memantu dalam pembuatan keputusan
resmi. Pekerja sosial juga memberikan supervisi
376 dan pelayanan-pelayanan casework kepada para
pelaku kenakalan atau kejahatan yang sedang berada di bawah pelayanan probasi.
Parole parol ialah suatu program yang
memberikan jaminan pembebasan awal dari penjara sebelum para pelaku kenakalan atau kejahatan
menyelesaikan hukumannya sepenuhnya. Hakim mendasarkan keputusan-keputusannya untuk
memberikan parol atas bukti perilaku yang baik dan rehabilitasi. Petugas pengadilan mensupervisi
parolees
para pelaku kenakalan atau kejahatan yang diberikan program parol untuk memastikan
bahwa mereka menindaklanjuti pelaksanaan kesepakatan-kesepakatan parolnya.
Para petugas probasi dan parol harus berhadapan dengan fungsi ganda mereka yaitu menegakkan
hukum dan memberikan pelayanan-pelayanan casework. Mereka bertindak sebagai pelaku
pengendalian sosial agents of social control untuk meresosialisasikan para pelaku kenakalan atau
kejahatan melalui pelayanan-pelayanan yang mereka berikan. Di dalam kenyataan, banyak
kalangan yang memperdebatkan apakah pekerja sosial ini memiliki hak untuk melakukan sesuatu
yang berada di luar kendali atau pengawasan karena hak-hak sipil para pelaku kenakalan atau kejahatan
itu Cunningham, 1983, dalam DuBois Miley, 2005: 311.
Pekerja sosial yang bekerja di bidang pelayanan probasi dan parol—di Indonesia adalah Balai
Pemasyarakatan Bapas, dahulu Bimbingan Sosial Pengentasan Anak Bispa di bawah naungan
Departemen Hukum dan Hak Azasi Manusia— dapat memfasilitasi solusi-solusi masalah,
menghubungkan klien dengan sumberdaya- sumberdaya masyarakat yang sesuai, dan
mengajarkan mereka perilaku-perilaku yang dapat diterima untuk menyesuaikan diri dengan
masyarakat yang taat hukum. Bekerja sebagai