27 Pendapat yang hampir sama disampaikan oleh Endang
Mulyatiningsih 2012: 232 yang mendefinisikan Numbered Heads Together NHT adalah metode pembelajaran berbentuk diskusi kelompok
yang dilakukan dengan cara memberi nomor kepada setiap siswa dan pemberian tugas untuk didiskusikan. Di dalam berdiskusi kelompok setiap
siswa dipastikan harus dapat mengerjakan tugas yang diberikan. Adapun langkah-langlah
pembelajaran dengan
menerapkan model
NHT Numbered Heads Together yaitu :
1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap siswa diberi
nomor. 2.
Guru memberikan tugas untuk didiskusikan dan masing-masing kelompok berdiskusi untuk mengerjakannya.
3. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan masing-
masing kelompok memastikan setiap anggotanya memahami persoalan dan jawaban yang mereka diskusikan.
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa secara acak untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok mereka. 5.
Siswa yang lain memberikan tanggapan atas apa yang sudah dipresentasikan oleh siswa yang ditunjuk oleh guru.
6. Guru menunjuk nomor siswa yang lain untuk melaporkan hasil diskusi
mereka. Begitu seterusnya dilakukan secara bergantian. Pendapat lain disampaikan oleh Mifathul Huda Ageng Puspa
Anindita, 2013: 70. Ia mendefinisikan Numbered Heads Together sebagai
28 suatu model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, meningkatkan semangat kerjasama siswa, dan
dapat diaplikasikan untuk semua mata pelajaran serta untuk semua tingkatan kelas.
Dari beberapa definisi di atas maka model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together adalah suatu model
pembelajaran kooperatif yang merupakan penegmbangan dari diskusi kelompok di mana setiap siswa diberi nomor dan berdiskusi bersama untuk
memecahkan suatu persoalan. Di dalam model NHT ini, tanggungjawab siswa di dalam memahami persoalan yang didiskusikan sangat ditekankan
karena nantinya setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk dipanggil di dalam menjawab persoalan. Sehingga setiap siswa diharuskan mengerti
dan memahami jawaban dari persoalan yang didiskusikan. Adapun tahapan dari model pembelajaran NHT ini yaitu : penomoran, pengajuan
persoalan yang disampaikan oleh guru, kegiatan diskusi untuk menyelesaiakan persoalan yang diberikan, pemanggilan nomor secara acak
untuk tiap kelompok dan nomor yang dipanggil diwajibkan untuk maju di depan kelas untuk mempresentasikan hasil jawaban dari kelompok mereka
masing-masing, tanggapan dari siswa lain, dan penyimpulan oleh guru dan siswa terkait dengan persoalan yang ada.
29
6. Materi Bangun Ruang Sisi Datar di SMP
Materi bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, dan limas di SMP mempelajari berbagai konsep tentang bangun ruang sisi datar
kubus, balok, prisma, dan limas seperti: sifat-sifat bangun ruang sisi datar, jaring-jaring bangun ruang sisi datar, luas permukaan bangun ruang
sisi datar, dan volume bangun ruang sisi datar. Bangun ruang sisi datar kubus, balok, prisma, dan limas merupakan salah satu materi yang
diajarkan pada jenjang SMP dengan Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD sebagai berikut:
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kubus, Balok, Prisma, dan Limas
SMP Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma,
limas, dan bagian- bagiannya, serta
menentukan ukurannya. 5.1
Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok,
prisma dan limas serta bagian-bagiannya. 5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok,
prisma dan limas. 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma dan limas.
Dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di atas, dapat dijabarkan menjadi beberapa indikator antara lain :
1. Menjelaskan pengertian, sifat-sifat, dan bagian-bagian kubus.
30 2.
Menjelaskan pengertian, sifat-sifat, dan bagian-bagian balok. 3.
Menjelaskan pengertian, sifat-sifat, dan bagian-bagian prisma. 4.
Menjelaskan pengertian, sifat-sifat, dan bagian-bagian limas. 5.
Membuat jaring-jaring kubus. 6.
Membuat jaring-jaring balok. 7.
Membuat jaring-jaring prisma. 8.
Membuat jaring-jaring limas. 9.
Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok 10.
Menghitung luas permukaan kubus. 11.
Menghitung luas permukaan balok. 12.
Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas. 13.
Menghitung luas permukaan prisma. 14.
Menghitung luas permukaan limas. 15.
Menemukan rumus volume kubus dan balok. 16.
Menghitung volume kubus. 17.
Menghitung volume balok. 18.
Menemukan rumus volume prisma dan limas. 19.
Menghitung volume prisma. 20.
Menghitung volume limas. 21.
Menggunakan luas permukaan dan volume kubus,balok, prisma, dan limas dalam pemecahan persoalan kehidupan sehari-hari.
Indikator-indikator di atas merupakan suatu acuan dalam mengembangkan LKS matematika materi bangun ruang sisi datar kubus,
31 balok, prisma, dan limas untuk kelas VIII SMP semester 2 dengan
pendekatan problem solving dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together.
7. Model Pengembangan ADDIE
Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development RD. Penelitian ini
merupakan penelitian yang menghasilkan suatu produk dari proses pengembangan. Penelitian ini akan menggunakan model pengembangan
dari Dick Carrey. Dick, Carrey, O. Carrey 2005: 9 menjelaskan model
pengembangan yang telah dikembangkan yaitu “the system approach to
the design of instruction includes the planning, development, implementation,
and evaluation of instruction”. Model yang dikembangkan oleh Dick, Carrey, and O. Carrey berdasar pada
penggunaan pendekatan sistem terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi perencanaan, pengembangan,
implementasi, dan evaluasi. Model ini sering disebut sebagai model ADDIE
yaitu singkatan
dari analysis,
design, development,
implementation, evaluation. Menurut Dick, Carrey, O. Carrey 2005: 6 langkah-langkah
utama dari model desain sistem pembelajaran terdiri atas komponen- komponen sebagai berikut :
32 1
Mengidentifikasi tujuan pembelajaran Mengidentifikasi tujuan pembelajran masuk kedalam tahap
analysis. tahap ini adalah tahap menentukan apa yang peneliti inginkan setelah siswa menggunakan produk yang dikembangkan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tujuan pembelajaran sehingga peneliti dapat mengembangkan LKS dan RPP sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ada yaitu sesuai dengan kurikulum yang ada dan sesuai dengan tujuan pengembangan produk.
2 Melakukan analisis instruksional
Tahap ini masuk ke dalam tahap analysis. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap kemampuan, pengetahuan, dan
perilaku siswa. 3
Menganalisis karakteristik siswa dan konteks pembelajaran Tahap ini masuk kedalam tahap analysis. Pada tahap ini
peneliti menganalisis
karakteristik siswa
supaya perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. 4
Merumuskan tujuan pembelajaran khusus Tahap ini masuk kedalam tahap analysis. Hampir sama dengan
merumuskan tujuan pembelajran, perumusan pembelajaran khusus ini juga bertujuan untuk menganalisis tujaun pembelajaran supaya bahan
ajar yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ada.