19 considerably more challenging than others. In fact, what may be
challenging for one person may be quite routine to another.
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa pemecahan masalah adalah suatu tantangan yang solusinya membutuhkan suatu kreativitas,
pengetahuan, pemikiran original, atau imajinasi. Untuk tiap orang, beberapa masalah dapat dianggap lebih menantang akan tetapi belum tentu
orang lain merasakan hal yang demikian. Pada kenyataannya, apa yang dianggap menantang dan tidak biasa bagi seseorang kemungkinan masalah
tersebut merupakan masalah yang biasa bagi orang lain. Adapun strategi untuk pemecahan masalah yaitu merencanakan suatu tindakan untuk
menyelesaikan masalah. Cooney et al Herman Hudojo, 2003: 152 berpendapat bahwa
mengajarkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa dapat membentuk siswa menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di
dalam hidupnya. Jadi, jika seorang siswa dilatih untuk menyelesaikan suatu permasalahan, maka siswa tersebut dapat mengambil suatu
keputusan dan siswa menjadi mempunyai ketrampilan bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi yang
sudah diperoleh, dan menyadari pentingnya meneliti kembali hasil yang sudah diperoleh.
Dari beberapa definisi kemampuan pemecahan masalah di atas, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah
suatu kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah yang tidak rutin yaitu dimana persoalan pemecahan masalah tidak dapat langsung diketahui
20 solusi pemecahannya akan tetapi membutuhkan suatu kreativitas dan
pengalaman serta pengetahuan yang lampau untuk menemukan solusi dari pemecahan masalah tersebut.
Kemampuan pemecahan masalah dapat dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi karena di dalam menyelesaiakan suatu
pemecahan masalah solusi yang akan dicari tidak langsung nyata terlihat akan tetapi butuh proses-proses yang membutuhkan kemampuan
memvisualisasikan, mengasosiasikan, mengabstraksi, membandingkan, memanipulasi,
memberikan alasan,
analisis, mensintesis,
dan menggeneralisasikan permasalahan yang ada. Adapun langkah-langkah di
dalam menyelesaiakan masalah yaitu : memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menjalankan rencana penyelesaian, mengevaluasi kembali
jawaban yang sudah diperoleh.
4. Pendekatan Problem Solving
Jacobsen 2009: 230 mendefinisikan pendekatan problem solving adalah salah satu startegi pembelajaran berbasis masalah di mana guru
membantu siswa untuk belajar memecahkan masalah melalui pengalaman- pengalaman pembelajaran. Problem solving diawali dengan suatu masalah
di mana siswa bertanggungjawab untuk memecahkannya dengan bantuan dari guru.
Menurut Posamnetier and Stepelman 1990: 110 Pendekatan problem solving adalah
sebagai berikut: “problem solving approach
21 involves some from of information such perceptual, physiological, and
sensory and use of that information to reach a solution ”.
Dari kalimat di atas dapat diartikan pendekatan problem solving sebagai suatu pendekatan yang di dalamnya memuat beberapa bentuk
informasi persepsi, psikologi, sensori dan informasi-informasi tersebut digunakan untuk memperoleh suatu pemecahan.
Pendapat berbeda disampaikan oleh Bransford and Stein Jacobsen, 2009: 230-231 yang mengemukakan bahwa pendekatan
problem solving merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang ditempuh dengan tahapan yang disebut IDEAL yaitu identify the problem
mengidentifikasi maslaah,
define and
present the
problem mendefiniskan dan mengambarkan masalah, explore possible strategies
memeriksa startegi pemecahan yang mungkin, act on the strategies melaksanakan startegi pemecahan, dan look back and evaluate the effect
of your activity meninjau kembali dan megevaluasi akibat dari aktivitas yang sudah kita lakukan.
Menurut Kennedy 2008: 113 pendekatan problem solving merupakan pokok dari mengajar dan pembelajaran matematika. Pendapat
berbeda disampaikan oleh Schroeder dan Lester 1989 Kennedy, 2008: 114 yang menyebutkan bahwa terdapat tiga pendekatan untuk pemecahan
masalah, yaitu : ”teaching about problem solving, teaching for problem
solving dan teaching via problem solving ”. Teaching about problem
solving fokus kepada mengajarkan langkah-langkah mengerjakan dan
22 startegi mengerjakan. Teaching for problem solving fokus pada peran guru
dalam mengenalkan startegi pemecahan dengan latihan-latihan yang berdasarkan di dalam kehidupan nyata. Teaching via problem solving
merupakan suatu pendekatan dimana pemecahan masalah merupakan dasar dari isi atau kajian dan proses.
Pendapat berbeda disampaikan oleh NCTM National Council of Teachers of Mathematics 2000: 182 yang berpendapat sebagai berikut:
A problem-centered approach to teaching mathematics uses interseting and well selected problems to launch mathematical
lessons and engage students. In this way, new ideas, techniques, and mathematical relationships emerge and become the focus of
discussion. Good problems can inspire the exploration of important mathematical ideas, urture persistence, and reinforce
the need to understand and use various strategies, mathematical properties, and relationships.
Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa suatu pendekatan berbasis masalah dalam proses pengajaran sebagai suatu pemecahan masalah
dengan menggunakan soal yang menarik dan teruji untuk memulai pembelajaran matematika dan menarik minat siswa. Melalui cara ini, ide-
ide dan teknik-teknik baru serta hubungan kematematikaan muncul dan menjadi fokus topik dari pembahasan. Contoh soal yang baik dapat
menginspirasi betapa pentingnya ilmu matematika, betapa berhargannya sebuah ketekunan, meningkatkan kemampuan belajar, dan menggunakan
berbagai strategi belajar, alatmedia pembelajaran matematika dan hubungannya.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pendekatan problem solving adalah suatu pendekatan
23 pembelajaran yang bertujuan untuk pemecahan suatu masalah dengan
memanfaatkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya oleh siswa. Di dalam pendekatan problem solving
kemampuan-kemampuan siswa
di dalam
menyelesaikan suatu
permasalahan dapat diasah. Adapun di dalam pembelajaran problem solving terdapat beberapa tahapan yaitu : memahami permasalahan yang
ada, mengidentifikasi masalah, memanfaatkan pengalaman yang lampau untuk mengeksplor informasi yang dibutuhkan, mengeksekusi tindakan di
dalam menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi jawaban yang sudah diperoleh.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solving menurut Van de Walle 2008: 47-49
meliputi tiga fase.
Fase pertama
1. Memastikan bahwa masing-masing siswa memahami soal sehingga
guru tidak perlu menjelaskan lagi kepada setiap anak. 2.
Menjelaskan apa yang guru inginkan dari masing-masing siswa sebelum mereka menyelesaikan soal. Hal ini meliputi bagaimana siswa
bekerja secara individu atau kelompok dan hasil tambahan apa yang guru harapkan selain jawaban atas soal yang diberikan.
3. Menyiapkan mental siswa untuk menyelesaikan soal dan pikiran
pengetahuan yang telah siswa miliki yang akan berguna untuk membantu menyelesaikan soal.