Tingkat Kesehatan Lama Tinggal

Gambar 7. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan sampingan

5.2.10. Luas dan Penggunaan Lahan Garapan

Luas lahan garapan merupakan luas keseluruhn lahan yang digarap responden untuk tujuan produksi, baik lahan milik sendiri maupun lahan garapan di kawasan TNGHS. Lahan garapan yang dikeloladigarap responden berupa sawah, dan atau kebun. Sebagian besar responden 55,5 memiliki luas lahan garapan dengan kategori sempit, yaitu kurang dari 0,5 ha Tabel 23. Rata-rata luas lahan garapan responden di seluruh desa kajian sebesar 0,60 ha dengan selang antara 0,19 sampai 1,42 ha. Hamid et al. 2011 mengemukakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara kepemilikan lahan dengan aspek sosial ekonomi. Semakin luas kepemilikan lahan masyarakat maka semakin sejahtera kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tabel 23. Sebaran responden berdasarkan luas lahan milik dan lahan garapan di kawasan TNGHS N o Lokasi desa penelitian Jumlah respon- den Jumlah responden menurut luas lahan garapan milik dan garapan di TNGHS 0,5 ha Rendah 0,5 – 1,0 ha Sedang 1,0 ha Tinggi Rata-rata ha 1 Tamansari 30 76,60 23,40 0,28 2 Tapos I 30 93,30 6,60 0,19 3 Sirnaresmi 32 53,12 34,38 12,50 0,52 4 Mekarnangka 28 67,85 17,85 14,30 0,46 5 Cipeuteuy 58 62,07 24,13 13,80 0,52 6 Pangradin 36 13,80 30,50 55,50 1,42 7 Malasari 53 62,26 24,53 13,21 0,44 8 Lebak Gedong 30 13,30 53,40 33,30 0,97 Jumlah responden Persentase 297 165 55,5 79 26,6 53 17,9 Jenis pekerjaan sampingan responden Tidak ada Buruh tanibangunan Pedagangwiraswasta Penyadap Lainnya

a. Luas lahan milik

Persentase jumlah responden yang memiliki lahan milik dan yang tidak memiliki lahan milik, baik berupa kebun dan atau sawah, masing-masing sebesar 50,84 dan 49,16. Sebanyak 135 orang atau 35,35 memiliki lahan milik dan dengan luas lahan pada kategori sedang ≤ 0,25 ha, dan hanya sebagian kecil 15,49 yang memiliki luas lahan milik pada kategori tinggi 0,25 ha. Oleh karena itu petani yang tidak memiliki lahan milik maka penggunaan lahan di kawasan TNGHS merupakan sumber pendapatan utama dalam menopang kebutuhan rumah tangga responden. Subarna 2011 mengemukakan bahwa luas lahan milik yang sempit menyebabkan pendapatan petani sangat rendah sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka memperluas usaha taninya melalui garapan di hutan yang berbatasan dengan desanya. Tabel 24. Sebaran responden berdasarkan luas lahan milik N o Lokasi desa penelitian Jumlah responden berdasarkan luas lahan milik Jumlah responden Tidak punya sawah Rendah ≤ 0,25 ha Sedang 0,25 ha Tinggi 1 Tamansari 30 66,6 30,0 3,4 2 Tapos I 30 46,6 50,0 3,4 3 Sirnaresmi 32 53,1 37,5 9,4 4 Mekarnangka 28 64,3 32,1 3,6 5 Cipeuteuy 58 31,0 44,8 24,1 6 Pangradin 36 19,4 11,1 69,5 7 Malasari 53 52,8 45,3 1,9 8 Lebak Gedong 30 80,0 20,0 Jumlah responden Persentase 297 146 49,1 105 35,4 46 15,5

b. Luas lahan garapan responden di kawasan TNGHS

Seluruh responden 100 merupakan petani penggarap pada lahan negara yang pengelolaannya berada pada Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Petani penggarap di areal taman nasional umumnya adalah eks petani PHBM pada masa pengelolaan oleh Perum Perhutani. Petani umumnya memahami status lahan sebagai lahan negara tetapi karena sebagian besar adalah petani subsisten yang berpikir jangka pendek maka mereka tetap beraktivitas pada lahan garapannya. Yatap 2008 mengemukakan bahwa kebutuhan lahan pertanian dan perkebunan dan pemanfaatan langsung sumber daya hutan telah memberikan kontribusi yang nyata terhadap adanya perubahan penutupan lahan di kawasan TNGHS. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden 67,4 memiliki luas lahan garapan di kawasan TNGHS dengan kategori rendah 0,5 ha Tabel 25. Penggunaan lahan TNGHS dengan kategori sedang sampai tinggi terbanyak dijumpai di Desa Pangradin dan Desa Lebak Gedong. Hal ini terjadi karena selama masa transisi perluasan kawasan taman nasional, masyarakat berlomba- lomba memperluas lahan garapan di kawasan yang semula dikelola Perum Perhutani sebagai hutan produksi. Luas lahan garapan TNGHS terendah di Desa Tapos I, sebagian besar digunakan untuk budidaya tanaman kucay Allium schoenoprasum dan tanaman poh-pohan Pilea melastomoides di bawah tegakan