Potensi SDA dan ekosistem sangat tinggi

menolong dalam kehidupan bermasyarakat, juga peduli terhadap lingkungan dalam kegiatan-kegiatan kelestarian dan kebersihan lingkungan di dalam komunitas.

11. Kesediaan masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan TNGHS

Masyarakat bersedia menyumbang tenaga, yaitu mereka bersedia bekerja baik secara sukarela secara bergotong royong atau sebagai pekerja yang diberi imbalan upahdibayar. Masyarakat sekitar hutan dari delapan desa kajian bersedia menjaga kelestarian TNGHS dan menjaga keamanan TNGHS dari gangguan yang akan merusak hutan. Kesediaan masyarakat berpartisipasi merupakan hal yang positif bagi pembangunan dan kelestarian TNGHS. Berdasarkan Tabel 82 menunjukkan bahwa faktor internal kekuatan yang memberikan pengaruh terbesar dalam pengelolaan TNGHS adalah potensi sumber daya alam dan ekosistem TNGHS sangat tinggi, baik jumlah spesies endemik maupun keutuhankeasliannya dengan nilai 0,197. Kondisi ekosistem TNGHS kaya akan keanekaragaman hayati, air, mineral dan potensi objek wisata yang menunjukkan kekayaan potensi sumber daya alam yang sangat tinggi. Seluruh potensi tersebut belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung pengelolaan TNGHS, pemberdayaan masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan dan pengembangan ekonomi wilayah. Potensi SDA yang tinggi memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat yang dapat menciptakan peluang kerja dan kesempatan berusaha, selain itu dapat memberikan manfaat sosial kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena konsep pemanfaatan taman nasional adalah sebesar-besarnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kekayaan potensi ini kemudian memberi peran penting dalam tingginya pengunjung yang datang ke TNGHS. Hal ini dikarenakan, TNGHS memiliki beberapa daya tarik wisata antara lain: potensi keanekaragaman hayati flora dan fauna, fenomena alam yang menarik dan memiliki keunikan, panorama alam yang menarik, peninggalan sejarah, dan karakteristik budaya lokal yang unik dan spesifik. Peubah yang memiliki nilai pengaruh terkecil dari kekuatan adalah karakteristik individu dengan nilai 0,085. Karakteristik individu masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang baik, pada umumnya pada usia produktif dan telah lama tinggal. Karakteristik individu masyarakat tidak memberikan pengaruh yang banyak dalam pembangunan pengelolaan TNGHS, karena pada umumnya komunitas masyarakat di sekitar kawasan TNGHS relatif homogen, yaitu mayoritas suku Sunda dan beragama Islam dan sudah lama tinggal sebelum adanya penunjukkan perluasan kawasan.

B. Kelemahan

Faktor-faktor kelemahan yang berpengaruh terhadap pembangunan pengelolaan TNGHS disajikan pada Tabel 83. Tabel 83. Faktor-faktor unsur kelemahan dan nilai pengaruhnya Faktor-faktor Internal Rata- rata bobot Rata- rata rating Nilai pengaruh No B. Kelemahan 1 Kuantitas penyuluhpetugas lapangan kurang memadai 0,073 1,857 0,136 2 Posisi petugas sebagian besar di wilayah remote 0,068 3,000 0,204 3 Sarana dan prasarana pendukung kegiatan lapangan kurang memadai 0,071 3,000 0,213 4 Legalitas status kawasan belum mantap 0,089 2,429 0,216

5 Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah

0,065 1,143 0,074 6 Tingkat pendapatan masyarakat di bawah UMR 0,077 1,143 0,088

7 Ketergantungan masyarakat terhadap tengkulak

0,057 2,857 0,163 Sub Total Kelemahan 0,500 15,429 1,094 Sub Total Kekuatan 1,397 Selisih antara Kekuatan dan Kelemahan 0,303 Penjelasan setiap faktor kelemahan tersebut disajikan di bawah ini

1. Kuantitas penyuluhpetugas lapangan TNGHS kurang memadai

Keberhasilan pengelolaan taman nasional sangat ditentukan juga oleh kualitas dan kuantitas sumber daya manusia. Salah satu kelemahan dalam pengelolaan TNGHS adalah terbatasnya kemampuan pengelola taman nasional dalam melakukan pengamanan taman nasional karena areal kawasan konservasi yang relatif luas. Jumlah petugas lapangan di masing-masing resort yang masih terbatas, sehingga tidak berbanding dengan luasan TNGHS yang harus diperhatikan dan dikelola. Saat ini hanya terdapat 45 orang jagawana yang bertugas melindungi kawasan TNGHS dan tiga orang penyuluh. Jumlah personil ini tidak berimbang dengan luasan TNGHS yang saat ini memiliki luas sebesar ±113.357 ha yang berada di tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak. Begitupula jumlah penyuluh lapangan yang tidak berimbang dengan jumlah desa dan penduduk yang berada di dalam dan di sekitar kawasan. Tercata 314 kampung, 114 desa dan 26 kecamatan yang berada di dalam dan sekitar kawasan TNGHS dengan jumlah penduduk sekitar 99.782 jiwa BTNGHS 2007.

2. Posisi petugas TNGHS sebagian besar di wilayah remote

Sebagian besar pegawai TNGHS terutama tenaga lapangan berada di wilayah yang jauh dari kantor pusat BTNGHS. Beberapa kantor resort berlokasi jauh dari kantor Balai TNGHS di Kabandungan, Sukabumi maupun kantor Seksi Wilayah Pengelolaan dengan kondisi sarana transportasi yang sulit di lalui kendaraan roda empat dan sarana komunikasi yang sulit terjangkau karena kurang bagusnya sinyal.