Jenis Data dan Instrumen Penelitian

Tabel 6. Jumlah populasi dan responden berdasarkan kampung yang berbatasan dengan TNGHS No Lokasi desa penelitian Kampung yang berbatasan dengan TNGHS Jumlah KK Kampung Popula- si KK Jumlah respon- den 1 Tamansari Calobak 75 156 30 Bobojong 81 2 Tapos 1 Sinarwangi 112 112 30 3 Sirnaresmi Cimapag 116 246 32 Cibalandongan 40 Cipagon 50 Cikaret 40 4 Mekarnangka Gandasoli 73 263 28 Pasir Nangka 146 Tapos 44 5 Cipeuteuy Sukagalih 40 292 58 Cisarua 80 Cilodor 47 Darmaga 40 Cisalimar 85 6 Pangradin Pangradin 2 600 600 36 7 Malasari Cisangku 124 378 53 Malasari Tonggoh 54 Nyungcung 200 8 Lebak Gedong Kosala 56 176 30 Bojongsarung 50 Lebak Sangka 70 Jumlah 2.223 2.223 297 Tabel 7. Jumlah sampel responden dan stakeholder No Unit respondenstakeholder Teknik pengambilan sampel Jumlah responden 1 Responden 8 desa kajian Random sampling 297 KK 2 Kepala Balai TNGHS Purposive sampling 1 orang 3 Kepala Urusan PJL dan Ekowisata BTNGHS Purposive sampling 1 orang 4 Pengendali Ekosistem Hutan BTNGHS Purposive sampling 1 orang 5 Kepala Urusan Kerjasama BTNGHS Purposive sampling 1 orang 6 Kepala Resort BTNGHS Purposive sampling 6 orang 7 Ketua LSM Purposive sampling 2 orang 8 Kepala Desa Purposive sampling 8 oarng 9 Pegawai Perum Perhutani Purposive sampling 2 orang 10 Peneliti Purposive sampling 2 orang 11 Akademisi Purposive sampling 1 orang 12 Tokoh masyarakatagama Purposive sampling 8 orang Jumlah respondenstakeholder 312 orang

3.5. Variabel Pengamatan

Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Mengidentifikasi dan mengkaji kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat, karakteristik individu, dan unsur-unsur pembentuk modal sosial masyarakat. 2. Mengkaji hubungan antara karakteristik individu dengan unsur-unsur modal sosial masyarakat, dan antara modal sosial dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan TNGHS. 3. Mengkaji pemungutan HHBK oleh masyarakat di sekitar kawasan TNGHS inventarisasi dan identifikasi: vegetasi, jenis, jumlah, dan pendapatan. 4. Mengkaji kelembagaan dalam pengelolaan TNGHS. 5. Merumuskan strategi yang paling sesuai dalam pengelolaan TNGHS.

3.5.1. Kajian Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat

Prinsip pembangunan kawasan TNGHS harus mampu untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini sesuai dengan fungsi yang diharapkan bagi peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat Alikodra 1998, sehingga masyarakat desa di sekitarnya diharapkan akan mampu sebagai penyangga keberadaan TNGHS. Data sosial ekonomi dan budaya masyarakat diperoleh melalui kuesioner, untuk menggali informasi lebih lanjut dilakukan melalui wawancara langsung. Pemilihan responden dilakukan secara acak random sampling. Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat di sekitar kawasan TNGHS yang dikaji antara lain: lama tinggal, kondisi aksesbilitas, kondisi sarana pendidikan, tingkat pendidikan, kondisi sarana kesehatan, dan adat istiadat masyarakat setempat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan. Data sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif.

3.5.2. Kajian Karakteristik Individu

Karakteristik individu X, adalah kondisi yang melekat pada individu atau seseorang, sehingga individu terdorong untuk berpartisipasi. Karakteristik individu yang dikaji antara lain: Umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, lama tinggal, kepemilikan lahan garapan dan status sosial. Data karakteristik individu yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Variabel definisi operasional, indikator dan parameter pengukuran dari karakteristik individu seperti tersaji pada Tabel 8.

3.5.3. Kajian Modal Sosial Masyarakat

Penelitian modal sosial dilakukan melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner, dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi unsur-unsur modal sosial masyarakat. Untuk mengetahui modal sosial responden rumah tangga dipilih secara acak random sampling. Responden terdiri dari: masyarakat adat di luar kawasan TNGHS dan masyarakat non adat di luar dan di dalam kawasan TNGHS. Tabel 8. Variabel dan definisi operasional dan karakteristik individu X Variabel Ukuranindikator Kategori 1. Umur X 1 Jumlah usia responden sejak lahir dinyatakan dalam tahun  38 tahun  38 – 56 tahun  56 tahun 1. Rendah 2. Sedang 3.Tinggi 2. Pendidikan Formal X 2 Jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh responden  Tidak sekolah-tamat SD  Tidak tamat SLTP  Tamat SLTA, Akademi, Perguruan Tinggi 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 3. Pendidikan non formal X 3 Frekuensi keikutsertaan responden dalam pendidikan non formal  Tidak pernah  1– 4 kali  4 kali 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 4. Tingkat pendapatan X 4 Penghasilan responden yang diperoleh dari pekerjaan tetap maupun pekerjaan sampingan  Rp 800.000  Rp 800.000 – Rp 1.500.000  Rp 1.500.000 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 5. Tingkat kesehatan X 5 Kondisi kesehatan responden sehingga responden tidak dapat bekerja selama satu tahun  Sering 20 haritahun  Kadang-kadang 10–20 haritahun  Tidak pernah-jarang 10 haritahun 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 6. Luas lahan garapan X 6 Luas lahan yang digarap responden baik milik sendiri maupun lahan TN untuk tujuan produksi dinyatakan dalam hektar  0,5 ha  0,5 – 1,0 ha  1,0 ha 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 7. Lama tinggal X 7 Masa tinggal responden sejak mukim di desa tersebut  20 tahun  20 – 30 tahun  30 tahun 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi 8. Status sosial X 8 Kedudukan masyarakat dilihat dari aspek ekonomi dan aspek sosial  Skor 1  Skor 2  Skor 3 1. Rendah 2. Sedang 3. Tinggi Untuk mengetahui tingkat modal sosial masyarakat di sekitar kawasan TNGHS menggunakan konsep modal sosial Uphoff 2000 yang membagi modal sosial ke dalam empat tingkat, yaitu: minimum, rendah, sedang dan tinggi. Unsur- unsur modal sosial dalam penelitian ini mengadopsi unsur modal sosial Hasbullah 2006, yaitu segala hal yang berkaitan dengan kerjasama dalam masyarakat untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan ditopang oleh unsur-unsur seperti jaringan, nilai, norma, kepercayaan, tindakan yang proaktif dan kepedulian. Kerangka kontekstual Khrisna dan Shrader 1999 untuk mengukur modal sosial dengan merinci berbagai variabel dalam melihat unsur modal sosial pada tingkat mikro. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola hubungan antara individu dan antara kelompok. Atribut modal sosial memungkinkan stakeholder untuk bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama.