Tabel 32. Penilaian karakteristik individu masyarakat di sekitar kawasan TNGHS
No Karakteristik
individu Skor
Rata-rata Keterangan skor
1 Umur
518 1.74 ≈ 2
1.Usia muda; 2.Usia sedang; 3. Usia tua 2
Pendidikan formal 338
1.14 ≈ 1 1.Pendidikan rendah; 2. Pendidikan sedang
3. Pendidikan tinggi 3
Pendidikan non formal
311 1.05 ≈ 1
1. Pendidikan rendah; 2. Pendidikan sedang; 3. Pendidikan tinggi
4 Tingkat pendapatan
627 2.11 ≈ 2
1. Pendapatan rendah; 2. Pendapatan sedang; 3. Pendapatan tinggi
5 Tingkat kesehatan
686 2.31 ≈ 2
1. Kesehatan rendah; 2. Kesehatan sedang 3. Kesehatan baik
6 Luas lahan garapan
479 1.61 ≈ 2
1. Lahan sempit; 2. Lahan sedang 3. Lahan luas
7 Lama tinggal
765 2.58 ≈ 3
1. Lama tingal rendah; 2. Lama tinggal sedang; 3. Lama tinggal tinggi
8 Status sosial
407 1.37 ≈ 1
1. Status sosial rendah; 2. Status sosial sedang; 3. Status sosial tinggi
Jumlah 4131
13.91 ≈ 14 Sedang
Tabel 33 menunjukkan bahwa sebanyak 71,0 masyarakat di sekitar kawasan TNGHS memiliki karakteristik individu pada taraf sedang, dan 26
pada taraf lemah. Hanya sebagian kecil saja yang memiliki karakteristik individu pada katagoritaraf kuat, yaitu sebesar 3. Penilaian karakteristik individu
masyarakat di sekitar kawasan TNGHS menjadi hal yang sangat penting. Marwoto 2013 mengemukakan bahwa tingkat karakteristik individu sangat
berpengaruh terhadap tingkat modal sosial manusia. Peningkatan karakteristik individu sebagai modal manusia sangat penting dalam menghadapi perkembangan
teknologi dan informasi saat ini Rinawati 2012. Menurut Coleman 1988 dan Fukuyama 2007, modal manusia dalam bentuk pendidikan dan keterampilan
dapat lebih menentukan tingkat keberhasilan pembangunan dibandingkan dengan modal fisik. Sidu 2006 juga mengemukakan bahwa pendidikan dan kesehatan
yang memadai dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan dan kesehatan
yang baik cenderung memiliki keterampilan atau pengetahuan dan dapat membangun jaringan yang memadai. Menurut Lawang 2005, modal fisik lahan
dan modal finansial pendapatan individu menentukan karakteristik individu, karena modal tersebut sangat diperlukan dalam proses produksi dan dalam
memperoleh keuntungan.
Tabel 33. Sebaran responden berdasarkan penilaian karakteristik individu No
Kategori karakteristik individu
Selang nilai Jumlah orang
Persentase 1
Lemah 13
79 26.0
2 Sedang
14 – 19 212
71.0 3
Kuat 19
6 3.0
Jumlah 297
100.0
5.4. Unsur-Unsur Pembentuk Modal Sosial Masyarakat
Unsur-unsur pembentuk modal sosial yang diidentifikasi pada komunitas masyarakat di sekitar kawasan TNGHS meliputi kepercayaan, jaringan sosial,
norma sosial, tindakan yang proaktif serta kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Modal sosial dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Hasbullah
2006, yaitu segala hal yang berkaitan dengan kerjasama dalam masyarakat, yang memberikan manfaat bersama untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan
ditopang oleh unsur-unsur seperti kepercayaan, jaringan sosial, norma sosial, tindakan yang proaktif dan kepedulian. Penilaian terhadap unsur-unsur pembentuk
modal sosial masyarakat menggunakan empat kontinum modal sosial Uphoff 2000, yaitu minimum, rendah, sedang dan tinggi.
5.4.1. Kepercayaan
Fukuyama 2007 mengemukakan bahwa kepercayaan adalah sikap saling mempercayai di masyarakat, sedangkan menurut Sidu 2006 kepercayaan adalah
keyakinan seseorang berdasarkan perasaan dan kondisi yang dialami. Penilaian kepercayaan masyarakat di sekitar kawasan TNGHS meliputi kepercayaan
terhadap orang sekitar di dalam komunitas, orang dengan etnis yang sama tetapi di luar komunitas, orang dengan etnis yang berbeda baik di dalam maupun di luar
komunitas, aparat pemerintah, kepolisian, tokoh masyarakatadat, tokoh agama, pihak luar LSMswasta, dan staf Balai TNGHS. Selang nilai tingkat kepercayaan
yaitu: X
max
- X
min
N = 52–134 = 9,75, sehingga tingkat kepercayaan dapat dibagi menjadi:
a. Tingkat kepercayaan minimum jika skor 22 b. Tingkat kepercayaan rendah jika skor 23 – 32
c. Tingkat kepercayaan sedang jikaskor 33 – 42 d. Tingkat kepercayaan tinggi jika skor 42
Tingkat kepercayaan masyarakat di masing-masing desa penelitian berdasarkan SCAT tercantum pada Tabel 34. Hasil analisis Tabel 34
menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat di masing-masing desa kajian pada kategori sedang dengan nilai skor 37– 42. Sebagian besar masyarakat
di masing-masing desa kajian percaya terhadap aparat pemerintah, staf Balai TNGHS, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pihak swasta serta LSM. Kondisi
ini sangat baik dalam pembangunan TNGHS secara kolaborasi.
Masyarakat adat
kasepuhan di
Desa Sirnaresmi
memiliki tingkat
kepercayaan pada kategori sedang, namun jika dibandingkan dengan desa kajian lainnya memiliki jumlah skor kepercayaan yang lebih rendah, yaitu sebesar 37.
Hal ini disebabkan karena tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap orang dengan etnis yang berbeda di dalam komunitas maupun di luar komunitas.
Masyarakat Desa Cipeuteuy memiliki tingkat kepercayaan dengan skor lebih tinggi dari desa lainnya. Hal ini karena ditopang dengan tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap orang di sekitar di dalam komunitas dan terhadap tokoh agama yang sangat tinggi. Tingginya kepercayaan masyarakat di dalam komunitas
karena banyaknya warga yang mempunyai hubungan keluarga. Tingkat kepercayaan masyarakat Desa Pangradin terhadap tokoh agama dan tokoh
masyarakat lebih tinggi daripada kepada aparat pemerintah dan aparat kepolisian.
Hal ini karena kurangnya program pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah di wilayah ini, sedangkan pihak kepolisian dianggap seringkali lebih
berpihak kepada kelompok tertentu dan kurang berpihak kepada masyarakat. Sampai saat ini program pemberdayaan masyarakat oleh pihak pengelola TNGHS
belum dilakukan di wilayah Desa Pangradin.
Tabel 34. Skor tingkat kepercayaan masyarakat di masing-masing desa penelitian
Keterangan : K = Kategori; T= Tinggi; S=Sedang; R=Rendah
Berdasarkan Tabel 35 terlihat bahwa sebagian besar masyarakat di masing- masing desa kajian menilai orang-orang di sekitarnya dalam komunitas dapat
dipercaya, yaitu sebesar 73,3 sampai 83,33. Masyarakat Desa Cipeuteuy memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dari desa kajian lainnya, yaitu
sebesar 89,7 sangat percaya terhadap orang di sekitarnya. Hal ini berarti masyarakat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap sebagian besar
N o
Desa Sirna-
resmi Cipeu-
teuy Mala-
sari Taman-
sari Tapos I
Mekar- nangka
Pangra- din
Lebak Gedong
Indikator kepercayaan
terhadap
Skor K
Skor K Skor
K Skor K Skor
K Skor K Skor
K Skor K
1
Orang di sekitar di dalam
komunitas
2,75 ≈3
S 3,89
≈4 T
2,75 ≈3
S 2,77
≈3 S
2,67 ≈3
S 2,82
≈3 S
2,75 ≈3
S 2,77
≈3 S
2
Orang dengan etnis yang sama
di luar komunitas
2,91 ≈3
S 2,97
≈3 S
3,04 ≈3
S 3,03
≈ 3 S 3,23
≈ 3 S 3,00
≈3 S
3,11 ≈3
S 2,93
≈3 S
3
Orang dengan etnis yang
berbeda di dalam dan di
luar komunitas
2,16 ≈2
R 2,72
≈3 S
2,51 ≈3
S 2,87
≈3 S
2,73 ≈ 3 S
2,54 ≈3
S 2,67
≈3 S
2,60 ≈3
S 4
Aparat pemerintah
3,09 ≈3
S 3,26
≈3 S
3,08 ≈3
S 2,90
≈3 S
3,00 ≈ 3 S
2,96 ≈3
S 3,00
≈3 S
3,03 ≈3
S 5
Aparat kepolisian
3,03 ≈3
S 3,03
≈3 S
3,00 ≈3
S 3,03
≈ 3 S 2,97
≈ 3 S 3,00
≈3 S
2,94 ≈3
S 2,97
≈3 S
6
Tokoh masyadat
3,4 1≈3 S
3,34 ≈3
S 3,19
≈3 S
3,43 ≈ 3 S
3,23 ≈ 3 S
3,00 ≈3
S 3,61
≈4 T
3,07 ≈3
S 7
Tokoh agama
3,38 ≈3
S 3,83
≈4 T
3,43 ≈3
S 3,63
≈ 4 T 3,30
≈ 3 S 3,32
≈3 S
3,75 ≈4
T 3,20
≈3 S
8
LSMSwasta
2,56 ≈3
S 2,9
5≈3 S 2,72
≈3 S
2,90 ≈ 3 S
2,83 ≈ 3 S
2,61 ≈3
S 3,00
≈3 S
2,90 ≈3
S 9
Dinas Kehutanan dan
Dinas Pertanian
2,94 ≈3
S 3,17
≈3 S
3,09 ≈3
S 3,20
≈ 3 S 3,03
≈ 3 S 3,11
≈3 S
3,00 ≈3
S 3,03
≈3 S
10
Balai TNGHS
2,75 ≈3
S 3,41
≈3 S
3,13 ≈3
S 3,10
≈ 3 S 3,07
≈ 3 S 3,04
≈3 S
3,00 ≈3
S 3,07
≈3 S
11
Polhut TNGHS
2,66 ≈3
S 3,19
≈3 S
3,09 ≈3
S 3,30
≈ 3 S 2,97
≈ 3 S 3,11
≈3 S
2,86 ≈3
S 2,97
≈3 S
12
Kepala Resort TNGHS
2,56 ≈3
S 3,28
≈3 S
3,06 ≈3
S 3,23
≈ 3 S 3,00
≈ 3 S 3,11
≈3 S
2,83 ≈3
S 2,87
≈3 S
13
Dalam hal pinjam
meminjam uang
2,94 ≈3
S 2,97
≈3 S
2,91 ≈3
S 2,73
≈ 3 S 3,00
≈ 3 S 3,07
≈3 S
3,31 ≈3
S 2,93
≈3 S
Jumlah
37,1 ≈ 37 S
41,6 ≈ 42 S
39,0 ≈39 S
40,1 ≈ 40 S
39,0 ≈39 S
38,8 ≈39 S
39,8 ≈ 40 S
38,3 ≈38
S
anggota komunitas. Anggota komunitas adalah orang-orang yang telah dikenal lama, karena hubungan kekerabatan maupun kesamaan asal usul. Kenyataan
tersebut ditunjukkan dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap orang yang memiliki latar belakang budayaetnis yang sama, yaitu sebesar 55,6 sampai
90,0. Sebagian besar masyarakat adat kasepuhan di Desa Sirnaresmi dan masyarakat Desa Pangradin sangat percaya terhadap orang-orang di sekitarnya.
Tetapi jika sudah berkaitan dengan orang luar atau masyarakat dalam satu komunitas tetapi berbeda latar belakang, maka masyarakat lebih berhati-hati
dalam berinteraksi sehingga tingkat kepercayaan masyarakat lebih rendah.
Tabel 35. Persentase tingkat kepercayaan masyarakat di masing-masing desa penelitian
Sub unsur kepercayaan
Lokasi desa penelitian Sirna-
resmi Cipeu-
teuy Mala-
sari Taman-
sari Tapos
Mekar- nangka
Pangra- din
Lebak Gedong
Persentase tingkat kepercayaan Orang
di sekitar dalam
komunitas 81,2
89,7 75,5
76,7 73,3
83,3 80,6
76,7 Orang dengan
etnis yang
sama 56,2
70,7 84,9
76,7 76,7
85,7 55,6
90,0 Orang dengan
etnis yang
berbeda 37,5
62,1 50,9
63,3 53,3
60,7 47,2
63,3 Aparat
pemerintah 78,1
62,1 81.1
70,0 100,0
82,1 47,2
90,0 Aparat
kepolisian 71,9
55,2 77,4
50,0 90,0
92,9 47,2
90,0 Tokoh
masyarakat 59,4
56,9 77,4
50,0 76,7
82,1 63,9
93,3 Tokoh agama
62,5 84,5
56,6 66,7
70,0 67,9
75,0 80,0
LSMswasta 59,4
75,9 67,9
66,7 76,7
60,7 55,6
83,3 Dinas
Kehutanan 62,5
62,1 79,3
73,3 96,7
82,1 61,1
90,0 Balai TNGHS
56,3 50,0
67,9 63,3
86,7 89,3
50,0 93,3
Polhut 65,6
51,7 79,3
63,3 83,3
82,1 52,8
90,0 Kepala Resort
50,0 55,2
71,7 70,0
93,3 89,3
55,6 80,0
Pinjam meminjam
uang 75,0
70,7 75,5
60,0 86,7
78,6 58,3
93.3
Tingkat kepercayaan masyarakat di masing-masing desa kajian dalam pergaulan sehari-hari menunjukkan tingkat yang positif terhadap orang yang
memilki etnis yang berbeda, yaitu sebesar 50,9 sampai 63,3. Namun sebagian besar tingkat kepercayaan masyarakat adat kasepuhan di Desa Sirnaresmi
memiliki tingkat kepercayaan yang rendah terhadap orang yang memilki etnis budaya yang berbeda. Hal ini merupakan kecenderungan yang normal karena
kepercayaan dibentuk atas dasar ikatan genealogis dan identitas yang sama.
Sebagian besar masyarakat memilki tingkat kepercayaan dengan kategori sedang terhadap tokoh agama, tetapi tingkat kepercayaan masyarakat di Desa
Pangradin, Desa Cipeuteuy dan Desa Tamansari sangat tinggi terhadap tokoh agama. Hal ini karena tingkat ketaatan masyarakat terhadap agama di wilayah ini
sangat tinggi. Mereka sangat percaya terhadap tokoh agama karena tokoh agama merupakan panutan hidup dan memberikan pedoman hidup untuk keselamatan
dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat, dan mereka percaya bahwa tokoh agama tidak pernah berbohong maupun mengingkari janji.
Tingkat kepercayaan masyarakat adat kasepuhan di Desa Sirnaresmi terhadap staf Balai TNGHS lebih rendah daripada kepercayaan terhadap pihak
kepolisian dan aparat pemerintah. Hal ini karena kurangnya program-program pemberdayaan yang dilakukan di wilayah ini, serta kurangnya sosialisasi terkait
adanya penunjukkan perluasan kawasan TNGHS. Masyarakat Kasepuhan Sinarresmi mengklaim lahan garapan yang mereka kelola saat ini merupakan
tanah leluhur mereka sejak zaman dahulu, tetapi saat ini menjadi kawasan TNGHS. Masyarakat Desa Lebak Gedong memiliki tingkat kepercayaan yang
sangat tinggi terhadap pihak LSM. Hal ini terkait adanya program pemberdayaan masyarakat yang telah di lakukan oleh LSM di wilayah ini. Tingkat kepercayaan
sebagian besar masyarakat desa Cipeuteuy terhadap staf Balai TNGHS lebih tinggi dari desa lainnya. Tingginya kepercayaan ini karena banyaknya program
dan bantuan yang di realisasikan oleh pihak Balai TNGHS di wilayah ini dalam rangka pemberdayaan masyarakat.
Tingkat kepercayaan masyarakat di sekitar kawasan TNGHS diseluruh desa kajian berdasarkan SCAT tercantum pada Tabel 36. Hasil analisis Tabel 36
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki tingkat kepercayaan dalam kategori sedang dengan skor 39. Sebanyak 62,6 menilai orang-orang
disekitarnya dalam komunitas dapat percaya. Tingginya tingkat kepercayaan antar masyarakat ini tidak terlepas dari status mereka di dalam komunitas tersebut.
Untuk menghadapi tekanan dari pihak luar yang ingin mengusir mereka dalam mengelola lahan garapan di kawasan TNGHS maka mereka harus membangun
kepercayaan diantara sesama.
Sebagian besar responden di seluruh desa kajian percaya pada aparat kepolisian, tokoh masyarakat, pihak LSMswasta, Dinas Kehutanan, dan staf
Balai TNGHS. Sebanyak 74,8 percaya pada aparat pemerintah, 70,0 percaya pada aparat kepolisian, 65,3 percaya pada tokoh masyarakat, 68,7 percaya
terhadap pihak luar LSMSwasta, 74,4 percaya pada Dinas Kehutanan, 65,3 percaya pada Balai TNGHS, 69,4 percaya pada Polisi Hutan dan dalam hal
pinjam meminjam uangbarang mereka percaya. Dalam hal pinjam meminjam uangbarang tingkat kepercayaan masyarakat di seluruh desa kajian berada pada
kategori sedang. Sebanyak 74,1 masih percaya dalam lingkungan sekitarnya untuk melakukan pinjam meminjam barang atau uang dan hanya 11,5
masyarakat yang kurang percaya. Masyarakat selama ini tidak pernah mengalami kesulitan untuk melakukan pinjam meminjam uang atau barang dengan komunitas
di lingkungannya.