Tujuan Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang

sejak pengelolaan oleh Perum Perhutani. Tingkat kesejahteraan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan TNGHS pada umumnya masih rendah. Jumlah rumah tangga RT miskin di desa-desa yang ada di dalamsekitar kawasan TNGHS sekitar 68.113 rumah tangga BTNGHS 2007. Berbagai usaha dilakukan oleh pengelola TNGHS dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian kawasan melalui berbagai program, antara lain: program pemungutan hasil hutan bukan kayu HHBK, ekowisata, budidaya ternak, kegiatan adopsi pohon dan rehabilitasi. Dalam mensukseskan program pengelolaan TNGHS diperlukan adanya aksi kolektif collective action yang positif dari masyarakat. Untuk membangun aksi kolektif diperlukan tingkat modal sosial yang cukup dari masyarakat. Selain modal sosial masyarakat, keberhasilan program juga ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam program pengelolaan TNGHS perlu diwujudkan dengan cara mengetahui karakteristik sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, karakteristik individu dalam masyarakat serta mengidentifikasi unsur-unsur modal sosial yang berada dalam kehidupan masyarakat. Konsep modal sosial Uphoff 2000 menjadi rujukan untuk mengetahui tingkat modal sosial masyarakat, sedangkan unsur-unsur modal sosial mengacu pada Hasbullah 2006 yang terdiri dari: partisipasi dalam jaringan, resiprocity, kepercayaan, norma, dan tindakan yang proaktif. Tingkat modal sosial dalam masyarakat dapat ditentukan dengan melakukan penilaian terhadap unsur-unsur modal sosial yang terdapat dalam masyarakat. Kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan unsur-unsur modal sosial, dan hubungan antara modal sosial dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan TNGHS. Karakteristik individu yang dianggap berhubungan dengan unsur modal sosial antara lain: umur, pendidikan formal, pendidikan non formal, pendapatan, luas lahan garapan, tingkat kesehatan, lama tinggal serta status sosial. Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, dan kelembagaan pengelolaan TNGHS serta bentuk dukungan dari pemerintah desa, tokoh masyarakatadat dan LSM dalam kegiatan pengelolaan TNGHS. Berdasarkan karakteristik individu, karakteristik masyarakat, modal sosial masyarakat dan aspek kelembagaan, kemudian dilakukan analisis strength, weakness , opportunity and threat SWOT untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengelolaan TNGHS. Untuk menentukan strategi pilihan dalam pengelolaan TNGHS digunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM, sehingga akan dirumuskan strategi pengelolaan TNGHS melalui pengembangan pemanfaatan sumber daya hutan dengan berorientasi pada kelestarian hasil secara ekologi, ekonomi dan sosial budaya. Secara skematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian modal sosial masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Rekomendasi dan saran kebijakan pengelolaan TNGHS yang berkelanjutan Analisis SWOT dan QSPM Kelembagaan pengelolaan TNGHS Tingkat modal sosial masyarakat Uphoff 2000; Unsur-unsur modal sosial Y1 Hasbullah 2006:  Kepercayaan Y1.1  Norma Y1.2  Jaringan Y1.3  Tindakan proaktif Y1.4  Kepedulian Y1.5 Karakteristik individu X  Umur X1  Pendidikan formal X2  Keterampilan atau pendidikan non formal X3  Pendapatan X4  Kesehatan X5  Kepemilikan lahan X6  Lama tinggal X7  Status sosial X8 Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS Komunitas masyarakat dengan karakteristik Sosekbud  Tingkat modal sosial : Minimum, rendah, sedang, tinggi Uphoff 2000  Hubungan karakteristik individu dengan modal sosial Rank Spearman  Hubungan modal sosial dengan partisipasi dalam pengelolaan TNGHS Rank Spearman Skenario prioritas program strategi pengelolaan TNGHS