dilaksanakan dalam organisasi dan adanya pembagian tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok, terutama kelompok tani.
d. Kerelaan membangun jaringan
Tingkat kerelaan anggota organisasi dalam membangun jaringan sosial di seluruh desa kajian berada pada taraf sedang 70,4 sampai tinggi 23,6.
Tingkatan ini terjadi karena latar belakang masyarakat mengikuti jaringan atau organisasi berdasarkan sukarela tanpa adanya paksaan atau sanksi dari pihak
manapun. Kalaupun ada sanksi pada umumnya berupa sanksi sosial. Tingkat kerelaan anggota organisasi masyarakat di Desa Cipeuteuy lebih tinggi dari desa
lainnya. Tingkat kerelaan yang tinggi pada masyarakat Desa Cipeuteuy karena adanya sanksi sosial apabila ada anggota yang melanggar aturan yang sudah
disepakati bersama, terutama dalam kelompok tani.
e. Kerjasama kelompok
Kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan terdiri dari kerjasama dengan kelompok lain dalam satu komunitas maupun di luar komunitas. Tingkatan
kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan di seluruh desa kajian pada taraf sedang, baik dengan kelompok lain dalam komunitas 60,3 maupun dengan
kelompok lain di luar komunitas 51,5. Tingkatan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan dalam komunitas maupun di luar komunitas pada masyarakat
Desa Sirnaresmi dan Desa Tamansari pada taraf rendah. Tingkat kerjasama kelompok yang rendah di kedua desa tersebut karena kurangnya pertemuan-
pertemuan antara anggota.
f. Kebersamaan dalam organisasi
Tingkat kebersamaan dalam organisasi dicerminkan dari keinginan anggota mengganti sementara jika ketua berhalangan dalam waktu yang cukup lama dan
kebersamaan anggota terutama dalam menghadapi masalah bersama. Keinginan anggota menjadi ketua sementara berada pada taraf rendah 26,3 sampai sedang
48,5. Hal ini karena sangat sulit mencari sosok pemimpin dalam komunitas yang bersedia menjadi pemimpin dalam suatu organisasi. Keinginan anggota
menjadi ketua sementara berada pada taraf rendah pada Desa Sirnaresmi. Hal ini karena lebih tunduk terhadap aturan atau keputusan ketua adat, dan yang menjadi
ketua adat harus berdasarkan dari keturunan tetua adat. Tingkat kebersamaan dalam menghadapi masalah bersama di seluruh desa kajian pada kategori sedang
55,9. Masyarakat menyadari pentingnya kebersamaan dalam menanggulangi masalah.
Berdasarkan tingkat jaringan sosial, sebagian mayoritas responden di seluruh desa kajian berada pada taraf jaringan dengan kategori sedang, yaitu
sebesar 62,62 Tabel 42. Dalam rangka pengelolaan TNGHS bersama masyarakat memerlukan jaringan yang kuat diantara anggota masyarakat, karena
jaringan yang kuat akan berfungsi sebagai pengikat dalam membentuk struktur sosial masyarakat. Interaksi sosial masyarakat sangat memegang peranan penting
dalam pengelolaan TNGHS. Interaksi sosial di dalam masyarakat dilihat dari adanya tindakan kolektif untuk mencapai tujuan bersama yang dibatasi institusi
tertentu yang memiliki nilai, norma dan hubungan yang jelas Lawang 2005. Dalam pengelolaan TNGHS sangat memerlukan partisipasi masyarakat dalam
bentuk tindakan kolektif dari masyarakat.
Tabel 41. Sebaran jaringan sosial masyarakat di masing-masing desa kajian berdasarkan kategori
Desa Kategori tingkat jaringan
Jumlah Minimum
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi
4 Selang
14 15 – 20
21 – 26 26
Sirnaresmi Jumlah responden
1 11
19 1
32 Persentase
3,13 34,38
59,38 3,13
100 Cipeuteuy
Jumlah responden -
4 33
21 58
Persentase -
6,9 56,9
36,21 100
Malasari Jumlah responden
- 10
39 4
53 Persentase
- 18,87
73,58 7,55
100 Tamansari
Jumlah responden 1
18 11
- 30
Persentase 3,33
60 36,67
- 100
Tapos I Jumlah responden
- 2
27 1
30 Persentase
- 6,67
90 3,33
100 Mekarnangka
Jumlah responden -
5 21
2 28
Persentase -
17,86 75
7,14 100
Pangradin Jumlah responden
- 11
19 6
36 Persentase
- 30,56
52,78 16,67
100 Lebak
Gedong Jumlah responden
1 3
26 -
30 Persentase
3,33 10
86,67 -
100
Tabel 42. Sebaran tingkat jaringan sosial masyarakat di seluruh desa kajian berdasarkan kategori
5.4.3. Norma Sosial
Norma sosial adalah aturan yang mengatur masyarakat baik formal maupun non formal. Norma formal bersumber dari lembaga masyarakat yang resmi dan
umumnya tertulis, sedangkan norma informal biasanya tidak tertulis, umumnya berisi aturan-aturan dalam masyarakat pantangan, aturan keluarga dan adat-
istiadat setempat. Hasbullah 2006 mengemukakan bahwa norma adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat
pada suatu entitas sosial tertentu. Norma ini mengandung sanksi sosial dan menentukan pola tingkah laku dalam masyarakat dalam konteks hubungan sosial.
Norma sosial ini sangat berperan dalam mengontrol perilaku masyarakat. Lawang 2005 mengemukakan bahwa norma sebagai standar tentang apa yang dipandang
benar, mengandung ide tentang kewajiban dan keharusan.
Tingkat norma sosial masyarakat di seluruh di masing-masing desa kajian berdasarkan SCAT seperti tercantum pada Tabel 43. Selang nilai tingkat norma
sosial dengan X max = 24, X min = 6 dan N = 4 adalah 4,5 sehingga tingkat norma sosial dapat dibagi menjadi:
No Kategori tingkat
jaringan Selang
Jumlah orang Persentase
1 2
3 4
Minimum Rendah
Sedang Tinggi
14 15 – 20
21 – 26 26
76 186
35 25,59
62,62 11,79
Jumlah 297
100,00
a. Tingkat norma sosial minimum jika skor 11 b. Norma sosial rendah jika skor 11 – 15
c. Norma sosial sedang jika skor 16 – 20 d. Norma sosial tinggi jika skor 20
Tabel 43. Tingkat norma masyarakat di masing-masing desa kajian berdasarkan kategori
Keterangan : K = Kategori; T = Tinggi; S = Sedang; R = Rendah
Berdasarkan Tabel 43, tingkat norma sosial masyarakat 7 tujuh desa kajian pada taraf sedang, yaitu dengan skor 18 sampai 20, sedangkan satu desa kajian
memiliki norma sosial pada taraf tinggi dengan skor 21. Masyarakat Desa Pangradin memiliki norma sosial dengan kategori tinggi, yaitu dengan skor 21.
Hal ini ditopang ketaatan masyarakat terhadap agama yang sangat tinggi. Mayoritas responden di Desa Cipeuteuy, Tapos dan Desa Pangradin memiliki
ketaatan terhadap agama lebih tinggi daripada ketaatan terhadap norma tidak tertulisnorma adat maupun aturan pemerintah dengan taraf tinggi. Hal ini
tercermin dalam organisasi yang mereka ikuti bahwa yang paling berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat adalah aturan agama, karena sebagai pedoman
hidup untuk keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan diakhirat sehingga mereka
Desa Sirna-
resmi Cipeu-
teuy Mala-
sari Taman-
sari Tapos I
Mekar- nangka
Pangra- din
Lebak Gedong
No Indikator
norma Skor
K Skor K Skor
K Skor K Skor
K Skor
K Skor
K Skor K
1 Ketaatan
terhadap aturan tidak
tertulis normaadat
istiadat 3,25
≈3 S
2,93 ≈3 S
2,98 ≈3 S
3,2 ≈3 S
3,03 ≈3
S 2,82
≈3 S 3,42≈
3 S
3,00 ≈3
S
2 Ketaatan
terhadap aturan
pemerintah 3,19
≈3 S
3,38 ≈3 S
3,11 ≈3 S
3,23 ≈ 3 S
3,23 ≈ 3 S
3,00 ≈3 S
3,28 ≈3
S 2,93
≈3 S
3 Ketaatan
terhadap aturan
agama 3,47
≈3 S
3,81 ≈4 T
3,49 ≈3 S
3,47 ≈3 S
3,50 ≈ 4 T
3,25 ≈3 S
3,75≈ 4
T 3,23
≈3 S
4 Kejujuran
dalam pergaulan
sehari-hari 3,13
≈3 S
3,21 ≈3 S
3,11 ≈3 S
3,03 ≈3 S
3,10 ≈ 3 S
3,00 ≈3 S
3,33≈ 3
S 2,97
≈3 S
5 Kesopanan
dalam pergaulan
sehari-hari 3,13
≈3 S
3,28 ≈3 S
3,17 ≈3 S
3,13 ≈ 3 S
3,00 ≈ 3 S
3,00 ≈3 S
3,31≈ 3
S 3,03
≈3 S
6 Kerukunan
dalam pergaulan
sehari-hari 3,38
≈3 S
3,33 ≈3 S
3,21 ≈3 S
3,33 ≈ 3 S
3,03 ≈ 3 S
3,29 ≈3 S
3,42≈ 3
S 3,07
≈3 S
Jumlah 19,5
≈20 S 19,9
≈20 S 19,0
≈19 S 19,4
≈19 S 18,9
≈ 19
S 18,3
≈18 S 20,6
≈ 21 T 18,2
≈18 S