Perambahan cukup tinggi Eksploitasi SDA mineral illegal Peningkatan jumlah penduduk dalam kawasan

c. Menekankan sosialisasi mengenai wilayah pengelolaan dan pemanfaatan lahan garapan masyarakat di TNGHS. d. Mendorong pemanfaatan SDA secara lestari dengan pihak terkait untuk mengoptimalkan pemanfaatan bagi masyarakat. e. Pengendalian pemanfaatan sumber daya hutan Gambar 11. Diagram SWOT kedudukan posisi strategi pembangunan pengelolaan TNGHS Tabel 86. Matriks SWOT strategi pembangunan pengelolaan TNGHS INTERNAL EKSTERNAL KEKUATANSTRENGT S 1. Potensi SDA dan ekosistem sangat tinggi, baik jumlah spesies endemik, maupun keutuhankeasliannya 2. Aksesibilitas menuju kawasan TNGHS mudah di jalur wisata utama Bogor-Puncak-Cianjur 3. Sarana dan prasarana pengelolaan TNGHS cukup memadai 4. Kualitas SDM pengelolaan cukup memadai 5. Karakteristik individu yang cukup baik 6. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap tokoh agama dan cukup baik terhadap tomas, pihak pengelola dan pihak luarLSM serta aparat pemerintah 7. Masyarakat mau berpartisipasi dan bekerjasama dalam jaringan 8. Masyarakat taat terhadap norma yg berlaku 9. Tingkat proaktif masyarakat cukup baik berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman

10. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap sesama dan lingkungan tinggi

11. Kesediaan masyarakat berpartisipasi dalam pengelolaan TNGHS tinggi KELEMAHANWEAKNES S W 1. Kuantitas penyuluhpetugas lapangan kurang memadai 2. Posisi petugas sebagian besar di wilayah remote 3. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan lapangan kurang memadai 4. Legalitas status kawasan belum mantap 5. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah 6. Tingkat pendapatan masyarakat di bawah UMR 7. Ketergantungan masyarakat terhadap tengkulak PELUANGOPPORTUNITIES O 1. Kerjasama dengan stakeholders sangat banyak 2. Dukungan kebijakan dalam pengelolaan TNGHS 3. Pemanfaatan SDA sangat potensial 4. Partisipasi para pihak dalam pengelolaan TNGHS sangat potensial STRATEGI S-O 1. Membangun kelompok-kelompok masyarakat binaan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan 2. Meningkatkan kolaborasi pengelolaan bersama masyarakat didukung pihak terkait 3. Pembuatan demplot pengembangan potensi didukung teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat 4. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang ada di kawasan STRATEGI W-O 1. Merancang program pemberdayaan yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan potensi kawasan. 2. Meningkatkan koordinasi antar stakeholders dalam penetapan tata batas kawasan 3. Peningkatan akses petani terhadap informasi, pendidkan dan penyuluhan ANCAMANTHREATS T 1. Presepsi pemerintah daerah belum optimal 2. Perambahan cukup tinggi 3. Eksploitasi SDA mineral illegal 4. Perkembangan jumlah penduduk dalam kawasan STRATEGI S-T 1. Melaksanakan sosialisasi intensif kepada pihak terkait tentang pengeloaan TNGHS. 2. Melaksanakan pengenalan potensi kawasan kepada masyarakat. 3. Menekankan fokus sosialisasi mengenai wilayah pengelolaan dan pemanfaatan lahan garapan masyarakat di TNGHS. 4. Mendorong pemanfaatan SDA secara lestari dengan pihak terkait dengan mengoptimalkan pemanfaatan untuk masyarakat. 5. Pengendalian pemanfaatan sumber daya hutan STRATEGI W-T 1. Melakukan pemetaan detail TNGHS luas, jenis tanaman, dan lama tanaman masyarakat. Hal ini untuk menjadi landasan negosiasi antara TNGHS dengan masyarakat. 2. Membuat surat perjanjian MOU tentang izin untuk melakukan pemanfaatan di zona premnafaatan. 3. Membuat kebijakan terpusat oleh Kepala Balai TNGHS

C. Tahap Pengambilan Keputusan Matriks QSPM

Tahap pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM David 2009. Matriks QSPM membutuhkan penilaian yang baik dan obyektif menggunakan skor ketertarikan atau attractiveness score AS. Pemberikan skor AS dilakukan oleh stakeholders yang terdiri dari Balai Taman