Kebaruan Novelty PENDAHULUAN Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Sosial

2.1.1. Konsep Modal Sosial

Konsep modal sosial pertama kali dikembangkan oleh L.F. Hanifan pada tahun 1916 di daerah bagian Barat Virginia. Dalam tulisannya berjudul The Rural School Community Centre , ia mengatakan bahwa modal sosial, bukanlah modal dalam arti biasa seperti harta kekayaan atau uang, tetapi lebih mengandung arti kiasan, namun merupakan aset atau modal nyata yang penting dalam hidup masyarakat Hasbullah 2006. Pengertian modal sosial yang berkembang selama ini banyak didasarkan pada pandangan Bourdieu, Coleman, Putnam dan Fukuyama. Bourdieu 1986, mendefinisikan modal sosial sebagai sumber daya aktual dan potensial yang dimiliki oleh seseorang yang berasal dari jaringan sosial yang terlembagakan serta berlangsung terus menerus dalam bentuk pengakuan dan perkenalan timbal balik yang memberikan kepada anggotanya berbagai bentuk dukungan kolektif. Modal sosial merupakan investasi strategis baik secara individu maupun kelompok. Modal sosial dapat menghasilkan hubungan sosial secara langsung dan tidak langsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Hubungan ini dapat dilakukan dalam hubungan tetangga, teman kerja tempat kerja, maupun hubungan antar famili. Coleman 1988, menggambarkan modal sosial bukan dari sesuatu yang terlihat hasil tetapi lebih kepada sesuatu yang dilakukan atau dengan kata lain fungsi dari modal sosial itu sendiri. Ia memandang bahwa modal sosial memiliki nilai yang terkandung didalamnya terutama dalam struktur sosial. Oleh karena itu, Coleman menyebut modal sosial sebagai sumber daya karena ia dapat memberi kontribusi terhadap kesejahteraan individu dan masyarakat seperti halnya dengan sumber daya lain alam, ekonomi dan sumber daya manusia. Coleman memandang modal sosial dari sudut pandang struktur sosial yang memiliki berbagai bentuk tindakan dan aturan yang dapat dimanfaatkan bersama yakni: kewajiban obligation dan harapan, informasi, dan norma-norma yang dapat menghambat dan mendorong perilaku manusia. Putnam 1993 berpendapat bahwa konsep modal sosial dapat berupa: hubunganjaringan, kepercayaan, dan norma-norma yang merupakan fasilitas bersama dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Konsep modal sosial menurut Putnam, aplikasinya lebih menekankan pada tingkat wilayah regional, democratic, institutions , dan economic development. Modal sosial menurut Putnam, kepercayaan, norma norms of trust dalam jaringan-jaringan atau hubungan sosialekonomi merupakan unsur terpenting dalam modal sosial dan merupakan sumber daya. Putnam mengukur modal sosial terfokus pada sistem perilaku perkembangan ekonomi dan politik pada tingkat regional dan negara. Kemudian aspek yang dikaji tentang modal sosial menurut Putnam, yaitu berkaitan dengan sistem norma yang berlaku pada bidang ekonomi dan politik. Pengukuran modal sosial menurut Putnam harus melibatkan beberapa asosiasi dan institusi formal yang diakui secara sah. Fukuyama 2007 mendefinisikan modal sosial sebagai “kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam masyarakat atau bagian-bagian tertentu