2.2. Kelembagaan
Kelembagaan merupakan aturan main atau prosedur yang mengatur interaksi antar masyarakat dan organisasi yang mengimplementasikan aturan-
aturan tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut North 1990, terdapat dua jenis pengertian kelembagaan, yaitu kelembagaan diartikan sebagai
aturan main dan kelembagaan sebagai organisasi. Sebagai aturan main, kelembagaan berupa aturan baik formal maupun informal, yang tertulis dan tidak
tertulis mengenai tata hubungan manusia. Kelembagaan sebagai suatu organisasi yang memiliki hirarki. Sebagai suatu organisasi, ada beberapa stakeholders yang
terlibat dalam pengelolaan sumber daya termasuk hutan. Ostrom 1990 mengartikan kelembagaan adalah aturan main yang berlaku dalam masyarakat
yang disepakati oleh anggota masyarakat tersebut sebagai sesuatu yang harus diikuti dan dipatuhi dengan tujuan terciptanya keteraturan dan kepastian interaksi
diantara sesama anggota masyarakat. Suhaeri 1994 mengartikan institusi atau kelembagaan sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan orang dengan orang
terhadap sesuatu. Kartodihardjo 1998 mendefinisikan kelembagaan sebagai suatu sistem yang kompleks, rumit, abstrak, yang mencakup ideologi, hukum,
adat istiadat, aturan, kebiasaan yang tidak terlepas dari lingkungan. Kelembagaan mengatur apa yang tidak boleh dikerjakan oleh individu atau perorangan maupun
organisasi. Oleh karena itu kelembagaan adalah instrument yang mengatur hubungan antar individu. Selanjutnya Kartodihardjo 1998, mengemukakan
bahwa kelembagaan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat, mendefinisikan kesempatan-kesempatan yang tersedia, mampu merumuskan
kegiatan yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, memahami hak-hak istimewa yang telah diberikan, serta tanggung jawab yang
harus diemban. Kelembagaan juga dapat diartikan sebagai inovasi manusia untuk mengatur atau mengontrol interdependensi antar manusia terhadap sesuatu,
kondisi atau situasi melalui inovasi dalam hak kepemilikan, aturan representasi, atau batas yuridiksi.
Berdasarkan pengertian
institusi atau
kelembagaan di
atas dapat
disimpulkan bahwa kelembagaan ialah sekumpulan aturan, baik formal maupun informal yang mengikat dan mengatur dan membatasi perilaku atau hubungan
antar manusia yang diwadahi dalam sebuah organisasi atau jaringan. Sistem kelembagaan merupakan suatu sistem yang kompleks, rumit, abstrak, yang
mencakup ideologi, adat istiadat, aturan, kebiasaan yang tidak terlepas dari lingkungan
Pasaribu 2007.
Kelembagaan mengatur
atau mengontrol
interdependensi antar manusia terhadap sesuatu, kondisi atau situasi melalui inovasi dalam property rights, aturan representatis dan batas yuridiksi.
Kelembagaan tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: 1 hak kepemilikan property right yang berupa hak atas benda materi maupun non materi, 2 batas
wilayah kewenangan yurisdictional boundary, dan 3 aturan representasi rule of representation
Shaffer dan Schmid dalam Pakpahan 1989. Berkaitan dengan pengelolaan taman nasional, ketiga unsur tersebut diatur oleh undang-undang.
Dengan demikian perubahan kelembagaan dicirikan oleh perubahan satu atau lebih unsur-unsur kelembagaan. Hak kepemilikan property right, mengandung
pengertian tentang hak dan kewajiban yang didefinisikan dan diatur oleh hukum adat dan tradisi atau konsensus yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat dalam hal kepentingannya terhadap sumber daya, situasi atau kondisi Pasaribu 2007.
Hak kepemilikan taman nasional, menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3 dan Undang-Undang No 5 Tahun 1967 mengenai
Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan, adalah tanah milik Negara atau state property
. Oleh karenanya menurut Pasal 34 Undang-Undang UU No 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumberda Hayati dan Ekosistemnya, pengelolaan
taman nasional dilaksanakan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kehutanan.
Batas yurisdiksi yurisdictional boundary, menentukan siapa dan apa yang tercakup dalam kelembagaan suatu masyarakat. Batas yurisdiksi menjelaskan
tugas pokok dan fungsi dari masing-masing unsur hirarki sosial yang ada dalam struktur kelembagaan. Konsep batas yurisdiksi dapat berarti batas wilayah
kekuasaan dan atau batas otoritas yang dimiliki oleh suatu kelembagaan, sehingga terkandung makna bagaimana batas yurisdiksi berperan dalam mengatur alokasi
sumber daya. Perubahan batas yurisdiksi dipengaruhi oleh empat faktor antara lain: 1 Perasaan sebagai suatu masyarakat. Perasaan sebagai suatu masyarakat
menentukan siapa termasuk dalam masyarakat dan siapa yang tidak. Hal ini berkaitan dengan konsep jarak sosial yang menentukan komitmen yang dimiliki
oleh suatu masyarakat terhadap suatu kebijaksanaan; 2 Eksternalitas, merupakan dampak yang diterima pihak tertentu akibat tindakan pihak lain. Perubahan batas
yurisdiksi akan merubah struktur eksternalitas yang akhirnya merubah siapa yang menanggung apa; 3 Homogenitas, berkaitan dengan preferensi masyarakat yang
merefleksikan permintaan terhadap barang dan jasa, dan 4 Skala ekonomi, yang menunjukkan suatu situasi dimana ongkos per satuan terus menurun apabila
output ditingkatkan. Batas yurisdiksi yang sesuai akan menghasilkan ongkos per satuan yang lebih rendah dibandingkan dengan alternatif batas yurisdiksi yang
lainnya. Dasar penentuan batas wilayah kewenangan taman nasional diatur oleh lima peraturan perundangan setingkat undang-undang yang secara teknis
dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah PP atau Keputusan Menteri Kepmen. Dalam peraturan perundangan tersebut, tata batas taman nasional harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat.
Aturan representasi rule of representation merupakan perangkat aturan yang menentukan mekanisme pengambilan keputusan organisasi. Aturan
representatif mengatur siapa yang berhak berpartisipasi terhadap apa dalam proses pengambilan keputusan. Aturan representasi menentukan jenis keputusan yang
dibuat, sehingga aturan representasi menentukan alokasi dan distribusi sumber daya yang langka. Oleh karena itu perlu dicari suatu mekanisme representasi yang
efisien dalam arti menurunkan biaya transaksi Pasaribu 2007.
Ostrom 1990
mengemukakan tujuan
kelembagaan adalah
untuk mengarahkan perilaku individu menuju arah yang diinginkan oleh anggota
masyarakat serta untuk meningkatkan kepastian dan peraturan dalam masyarakat serta mengurangi perilaku oportunis. Menurut MacKinnon et al. 1993 taman
nasioanl merupakan suatu sitem organisasi yang unsur-unsurnya terdiri atas kelembagaan, tujuan jangka panjang, pengelolaan, kelompok masyarakat yang
terlibat serta unsur lingkungan. Kelembagaan merupakan unsur kunci guna mewujudkan keragaan yang diharapkan, karena melalui kelembagaan baik formal
maupun informal perilaku masyarakat akan cepat berubah ke arah yang