Hubungan Antara Modal Sosial dengan Unsur Pembentuk Modal Sosial
5.10. Vegetasi dan Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu Oleh Masyarakat Sekitar Hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Salah satu sumber daya hutan yang memiliki keunggulan komparatif dengan masyarakat sekitar hutan adalah produk hasil hutan bukan kayu HHBK. HHBK
mempunyai manfaat
untuk konservasi
sumber daya
hutan dan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dalam mengurangi kemiskinan
Ahenkan dan Boon 2011. Oleh karena itu, keterlibatan langsung masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam menjaga kelestarian kawasan TNGHS perlu
diupayakan. Pemungutan HHBK pada kawasan TNGHS merupakan salah satu alternatif yang dapat mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat sekitar
hutan.
Pengukuran vegetasi tanaman damar Agathis dammara dilakukan di Desa Cipeuteuy. Tanaman damar di kawasan TNGHS pada mulanya sebagai hutan
produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani sebelum adanya perluasan kawasan menjadi TNGHS. Desa Cipeuteuy berada pada ketinggian 750 – 800 meter di atas
permukaan laut mdpl dengan topografi berbukit. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.600 mmtahun. Iklim di wilayah ini menurut klasifikasi Schmidt dan
Ferguson 1951 termasuk Tipe B. Suhu udara berkisar antara 18–32°C dengan suhu rata-rata 26°C dan rata-rata kelembaban nisbi 79. Sebagian besar wilayah
Desa Cipeuteuy adalah kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, seluas 2.115 ha atau sekitar 56,45 dari total luas wilayah desa sebesar 3.746 ha
Pemerintah Kabupaten Sukabumi Desa Cipeuteuy 2011.
Pengukuran vegetasi tanaman Pinus merkusii dilakukan di Desa Tamansari. Tanaman pinus di kawasan TNGHS pada mulanya sebagai hutan produksi yang
dikelola oleh Perum Perhutani sebelum adanya perluasan kawasan menjadi TNGHS. Desa Tamansari berada pada ketinggian 500–740 meter di atas
permukaan laut dengan topografi berombak, berbukit dan bergunung. Suhu udara berkisar antara 22–28°C dengan kelembaban nisbi 65–72. Iklim di wilayah
ini menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson 1951 termasuk Tipe B, dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.600 mmtahun. Sebagian besar wilayah
Desa Tamansari adalah kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, seluas 600 ha atau sekitar 64,14 dari total luas wilayah desa sebesar 935 ha
Pemerintah Kabupaten Bogor Desa Tamansari 2011. Tanaman pinus dapat hidup optimal pada suhu 19–28°C pada ketinggian 200–1700 m dpl dan curah
hujan 900–3.000 mmtahun Siswamartana et al., 2002. Kondisi suhu dan curah hujan serta ketinggian tempat di Desa Tamansari, cocoksesuai untuk
pertumbuhan tanaman pinus Pinus merkusii.
Pengukuran potensi tanaman karet dilakukan di Desa Pangradin. Tanaman karet di kawasan TNGHS merupakan penanaman masyarakat sejak masa transisi
perluasan kawasan menjadi TNGHS yang pada mulanya merupakan hutan tanaman pinus yang dikelola oleh Perum Perhutani. Desa Pangradin berada pada
ketinggian 250–400 meter di atas permukaan laut dengan topografi berombak, berbukit dan bergunung. Suhu udara berkisar antara 24–32°C dengan kelembaban
rata-rata 80. Rata-rata curah hujan rata-rata tahunan sebesar 1.500 mmtahun. Luas hutan TNGHS di Desa Pangradin seluas 85 ha atau 7,23 dari total luas
desa sebesar 1.175 ha Pemerintah Kabupaten Bogor Desa Pangradin 2011