Jaringan Sosial Unsur-Unsur Pembentuk Modal Sosial Masyarakat

kesibukan dalam pekerjaan. Jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam organisasi terdiri dari satu sampai tiga orangkepala keluarga. Apabila satu orang anggota keluarga yang terlibat dalam organisasi pada umumnya adalah kepala keluarga, sedangkan apabila dua orang yang terlibat biasanya terdiri dari kepala keluarga ayah dan ibu. Apabila terdapat lebih dari dua orang yang terlibat biasanya terdiri dari kepala keluarga ayah dan ibu serta anak. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang terlibat dalam suatu organisasi sebanyak 1–2 orangKK dengan kategori sedang. Sebagian besar responden terlibat dalam organisasi dengan kategori rendah 35,0, yaitu terdiri dari satu orang kepala keluarga yang terlibat dalam organisasi. Sebanyak 48,2 responden yang terlibat dalam organisasi dengan kategori sedang, yaitu terdapat dua orang yang terlibat. Sebagian besar masyarakat di Desa Pangradin yang terlibat dalam organisasi dengan kategori rendah, yaitu rata-rata hanya kepala keluarga yang terlibat dalam organisasi. Pada masyarakat adat Kasepuhan Sinarresmi tidak ada keluarga yang terlibat lebih dari dua orangKK. Kepadatan organisasi berdasarkan jumlah organisasi yang diikuti responden berkisar 1–5 buah organisasi dalam satu keluarga. Sebagian besar responden 47,47 yang terlibat dalam satu organisasi dan 37,03 terlibat dua organisasi, 10,10 terlibat tiga organisasi dan 5,40 yang terlibat lebih dari tiga organisasi. Tingkat jumlah organisasi yang diikuti sebagian besar responden tergolong rendah, yaitu 1–2 organisasi yang diikuti dalam satu keluarga. Tipe organisasi yang diikuti responden bervariasi. Tipe organisasi yang diikuti pada masyarakat adat Kasepuhan Sinarresmi sebanyak empat organisasi, antara lain kelompok keagamaan, arisan, MKK masyarakat kampung konservasi, dan kelompok pemuda. Untuk desa kajian lainnya, rata-rata organisasi yang diikuti sebanyak enam organisasi antara lain yaitu, kelompok tani MKK, kelompok arisan, kelompok keagamaan, kelompok wanitapos yandu, kelompok pemuda dan kelompok kredit usahakoperasi. Manfaat yang diperoleh responden dalam berorganisasi antara lain adalah meningkatkan pendapatan keluarga ekonomi, memperoleh ilmu pengetahuan, berbagi pengalaman dan informasi, sarana silaturahmi, dan adanya bantuan yang diperoleh baik berupa sarana produksi seperti bibit tanaman maupun berupa insentif langsung dalam bentuk uang untuk kegiatan-kegiatan pemerintah. Organisasi yang dianggap penting dan paling memegang peranan dalam kehidupan responden di Desa Sirnaresmi adalah kelompok keagamaanpengajian 25,0, kepemudaan 9,38, kelompok tani 6,25 dan arisan 6,25, sedangkan sebagian besar responden mengemukakan semua organisasi tidak berpengaruh dalam kehidupannya 53,12. Sebagian besar responden di Desa Sirnaremi mengemukakan bahwa yang paling berpengaruh terhadap kehidupan mereka adalah organisasi adat kasepuhan. Namun masyarakat non adat di ke-tujuh desa kajian lainnya menganggap bahwa organisasi yang berpengaruh penting adalah kelompok tani 70,69, keagamaan 17,24, arisan dan kelompok kredit usahakoperasi 12,07. Karakteristik organisasi yang dianggap penting adalah:  Kelompok Tani Kelompok tani yang terdapat di desa kajian adalah Kelompok Tani Mandiri, Kelompok Tani Kopel, Kelompok Tani Kube, Kelompok Tani Jamaskor dan Kelompok Tani Selaras. Latar belakang responden menjadi anggota kelompok tani adalah sukarela tanpa adanya unsur paksaan atau berlatar belakang intensif. Sumber dana utama organisasi adalah simpanan sukarela dan simpanan wajib. Manfaat yang diperoleh responden dalam kelompok tani, antara lain: menambah pendapatan, memperoleh ilmu pengetahuan, sarana silaturahmi, berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan memperkuat kerukunan serta adanya bantuan sarana produksi seperti bibit tanaman, pupuk, dan bantuan insentif dalam kegiatan-kegiatan pemerintah dalam rangka rehabilitasi lahan di kawasan TNGHS.  Kelompok keagamaanpengajian Kelompok keagaamaan rutin melaksanakan kegiatannya setiap minggu. Latar belakang responden mengikuti pengajian adalah sukarela. Manfaat yang diperoleh selain menambah keimanan juga menambah ilmu agama sebagai bekal ibadah, memupuk kebersamaan, solidaritas dan mempererat silaturahmi. Sumber dana kelompok pengajian adalah iuran sukarela dari peserta pengajian. Tokoh agama sangat berperan dalam kehidupan komunitas, sehingga tokoh agama sangat dihormati dan mempunyai status sosial yang tinggi. Semua responden di seluruh desa kajian beragama Islam, maka kebutuhan akan nilai-nilai Islam menjadi kewajiban setiap pemeluknya. Kegiatan pengajian selain memperdalam pengetahuan tentang agama Islam, juga memberikan kesadaran akan pentingnya silaturahmi dan solidaritas sesama warga, serta mengajarkan berperilaku baik untuk tidak berprasangka buruk kepada orang lain. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pengajian berdampak terhadap peningkatan modal sosial karena adanya saling percaya, solidaritas, dan saling kerjasama. Hal ini sejalan dengan penelitian Fadli 2007 yang mengemukakan bahwa keterlibatan masyarakat dalam organisasi keagamaan akan memberikan dampak terhadap peningkatan modal sosial melalui jaringan dan kepercayaan.  Kelompok kepemudaan Organisasi kepemudaan bertujuan memberikan pembinaan pada para remaja agar memiliki keterampilan. Kegiatan yang dilakukan antara lain pembinaan bidang kesenian, olahraga, membantu hari peringatan hari raya keagaamaan maupun hari raya kemerdekaan. Manfaat anggota dalam kelompok ini adalah terbangunnya jaringan yang baik antara pemuda dalam mempererat persatuan dan kesatuan diantara generasi muda.

b. Keragaman keanggotaan organisasi

Tingkat keragaman keanggotaan responden dalam organisasi di seluruh desa kajian berada pada taraf sedang 70,0. Kelompok tani, pengajian, dan kelompok pemuda umumnya memiliki keragaman keanggotaan untuk ikatan kekerabatan, usia, pendidikan, pendapatan, politik dan status sosial. Kesamaan yang dimiliki anggota dalam organisasi adalah tinggal dalam lingkungan yang sama, suku, bahasa dan agama.

c. Tingkat partisipasi responden

Tingkat partisipasi responden dalam kelompok berada pada taraf sedang 57,9 sampai tinggi 16,5. Perbedaan taraf ini dikarenakan adanya anggota kelompok yang aktif dan non aktifpasif, terutama pada kelompok tani. Partisipasi masyarakat dikarenakan anggota kelompok aktif dalam hal semua kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasi dan adanya pembagian tugas yang jelas pada setiap anggota kelompok, terutama kelompok tani.

d. Kerelaan membangun jaringan

Tingkat kerelaan anggota organisasi dalam membangun jaringan sosial di seluruh desa kajian berada pada taraf sedang 70,4 sampai tinggi 23,6. Tingkatan ini terjadi karena latar belakang masyarakat mengikuti jaringan atau organisasi berdasarkan sukarela tanpa adanya paksaan atau sanksi dari pihak manapun. Kalaupun ada sanksi pada umumnya berupa sanksi sosial. Tingkat kerelaan anggota organisasi masyarakat di Desa Cipeuteuy lebih tinggi dari desa lainnya. Tingkat kerelaan yang tinggi pada masyarakat Desa Cipeuteuy karena adanya sanksi sosial apabila ada anggota yang melanggar aturan yang sudah disepakati bersama, terutama dalam kelompok tani.

e. Kerjasama kelompok

Kerjasama kelompok untuk mencapai tujuan terdiri dari kerjasama dengan kelompok lain dalam satu komunitas maupun di luar komunitas. Tingkatan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan di seluruh desa kajian pada taraf sedang, baik dengan kelompok lain dalam komunitas 60,3 maupun dengan kelompok lain di luar komunitas 51,5. Tingkatan kerjasama kelompok dalam mencapai tujuan dalam komunitas maupun di luar komunitas pada masyarakat Desa Sirnaresmi dan Desa Tamansari pada taraf rendah. Tingkat kerjasama kelompok yang rendah di kedua desa tersebut karena kurangnya pertemuan- pertemuan antara anggota.

f. Kebersamaan dalam organisasi

Tingkat kebersamaan dalam organisasi dicerminkan dari keinginan anggota mengganti sementara jika ketua berhalangan dalam waktu yang cukup lama dan kebersamaan anggota terutama dalam menghadapi masalah bersama. Keinginan anggota menjadi ketua sementara berada pada taraf rendah 26,3 sampai sedang 48,5. Hal ini karena sangat sulit mencari sosok pemimpin dalam komunitas yang bersedia menjadi pemimpin dalam suatu organisasi. Keinginan anggota menjadi ketua sementara berada pada taraf rendah pada Desa Sirnaresmi. Hal ini karena lebih tunduk terhadap aturan atau keputusan ketua adat, dan yang menjadi ketua adat harus berdasarkan dari keturunan tetua adat. Tingkat kebersamaan dalam menghadapi masalah bersama di seluruh desa kajian pada kategori sedang 55,9. Masyarakat menyadari pentingnya kebersamaan dalam menanggulangi masalah. Berdasarkan tingkat jaringan sosial, sebagian mayoritas responden di seluruh desa kajian berada pada taraf jaringan dengan kategori sedang, yaitu sebesar 62,62 Tabel 42. Dalam rangka pengelolaan TNGHS bersama masyarakat memerlukan jaringan yang kuat diantara anggota masyarakat, karena jaringan yang kuat akan berfungsi sebagai pengikat dalam membentuk struktur sosial masyarakat. Interaksi sosial masyarakat sangat memegang peranan penting dalam pengelolaan TNGHS. Interaksi sosial di dalam masyarakat dilihat dari adanya tindakan kolektif untuk mencapai tujuan bersama yang dibatasi institusi tertentu yang memiliki nilai, norma dan hubungan yang jelas Lawang 2005. Dalam pengelolaan TNGHS sangat memerlukan partisipasi masyarakat dalam bentuk tindakan kolektif dari masyarakat.