Pendidikan KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 1. Gambaran Umum Taman Nasional Gunung Halimun Salak
buahan yang ditanama masyarakat seperti alpukat Persea americana Mill, jengkol Archidendron pauciflorum, petai Parkia speciosa, nangka Artocarpus
heterophyllus , durian Durio zibethinus L.
Budaya yang berkembang di masyarakat tidak terlepas dari pengaruh agama yang dianutnya. Secara umum komunitas pemeluk agama Islam yang taat. Pada
setiap kampung hampir seluruh warga mengadakan pengajin. Peringatan hari besar keagamaan diperingati dengan sangat meriah seperti Rajaban, Maulud Nabi
Muhamad SAW, Idul Fitri dan Idul Adha. Sebagian besar warga komunitas yang masih memegang adat istiadat budaya leluhur, antara lain:
a. Tradisi menyambut kelahiran, ritual masa kehidupan dan ritual dalam acara
kematian. Ritual kelahiran antara lain opat bulanan usia bayi dalam kandungan menginjak empat bulanan, nujuh bulanan usia bayi dalam
kandungan menginjak tujuh bulan, 40 hari setelah kelahiran bayi berupa aqiqah pemotongan hewan kurban berupa kambing. Ritual kehidupan yang
dirayakan secara tradisi antara lain khitanan dan pernikahan. Ritual kematian yang dilaksanakan masyarakat antara lain: tiluna tiga hari, nujuhna 7 hari,
40 hari, natus 100 hari dan pendak tahun satu tahun.
b. Tradisi saling membantu dalam kegiatan pertanian liliuran dan orang tersebut tidak mendapat upah, tetapi sebagai gantinya adalah akan dibantu juga dalam
mengolah lahan dengan waktu yang telah disepakati. Hal ini dilakukan karena pada umumnya setiap warga komunitas memiliki lahan garapan, sehingga sulit
untuk mencari tenaga kerja dalam membantu pengolahan lahan.
c. Larangan menebang pohon pada lahan curan dan di sekitar mata air sirah cai. Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Kasepuhan Sinarresmi
menjadi bagian dari budaya masyarakat dengan tradisi secara turun-temurun. Kegiatan pertanian masyarakat kasepuhan sifatnya masih tradisional dan memiliki
hubungan yang sangat erat antara praktek pertanian, institusi sosial, sistem kepercayaan dengan unsur-unsur alam seperti tanah, air, udara, sinar matahari,
cuaca dan lain-lain Rahmawati, et al. 2008. Kegiatan pertanian masyarakat kasepuhan bertumpu pada filosofi “Ibu Bumi, Bapak Langit, dan Guru Mangsa”
yang berarti dalam kehidupannya, masyarakat harus menjaga keutuhan bumi beserta segala isinya sehingga keseimbangan alam pun tetap terjaga. Keyakinan
masyarakat Kasepuhan Sinarresmi bahwa bumi diibaratkan sebagai makhluk hidup, ketika akan mengolah lahan perlu meminta ijin terlebih dahulu melalui
upacara adat.
Dalam menentukan waktu untuk bercocok tanam, masyarakat kasepuhan melihat peredaran bintang di langit. Hal tersebut juga mengacu pada konsep
“Bapak Langit” yang menunjukkan adanya pengetahuan lokal yang didasarkan pada kejadian di alam sebagai acuan dalam mengolah lahan garapan. Selain itu
konsep “Guru Mangsa” yang berarti berguru pada alam semesta untuk mengetahui kapan boleh melakukan kegiatan pertanian atau tidak. Bintang yang dijadikan
acuan bagi masyarakat kasepuhan dalam kegiatan pertanian, terdiri dari bintang Kerti dan Kidang. Beberapa posisi bintang yang menentukan jenis pekerjaan
pertanian: Tanggal kerti kana beusi, tanggal kidang turun kujang, artinya masyarakat sudah harus mempersiapkan alat-alat pertanian seperti sabit, pacul,
garpu dan sebagainya.
a. Kidang ngarangsang ti wetan, Kerti ngarangsang ti Kulon atau Kidang-Kerti pahareup-hareup.
Merupakan musim panas yang lama dan tanda untuk membakar ranting dan daun di huma ngahuru.
b. Kerti mudun matang mencrang di tengah langit, saat ngaseuk menanam padi di huma sudah tiba.
c. Kidang medang turun kungkang. Artinya tanda akan ada hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman padi.
d. Kidang dan kerti ka kulon, yang berarti musim hujan akan tiba. Dalam pengelolaan lahan pertanian tanaman padi, dari masa tanam sampai
masa panen serta dalam hal memasak dan memakannya menggunakan tata cara penghormatan tertentu. Sebelum memulai kegiatan pertanian, harus mendapat izin
Abah ketua adat terlebih dahulu. Rangkaian kegiatan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat kasepuhan adalah antara lain adalah:
a. Ngaseuk, merupakan dimulainya kegiatan menanam padi di huma dengan memasukkan benih ke dalam lubang aseuk.
b. Beberes Mager, merupakan ritual untuk menjaga padi dari serangan hama. Kegiatan ini dilakukan oleh pemburu di ladang Abah ladang milik kasepuhan
dengan membaca doa. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar bulan Muharam.