Dengan melihat posisi kuadran, maka dapat diketahui strategi apa yang dapat diusulkan untuk pengelolaan TNGHS ke depannya. Bentuk matriks SWOT seperti
yang diperlihatkan oleh Gambar 11. Dari matriks SWOT dapat dihasilkan empat macam strategi pengelolaan TNGHS dengan karakteristiknya masing-masing,
yakni sebagai berikut:
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang ada untuk merebut dan memanfaatkan peluang secara optimal. Strategi SO menggunakan
kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.
2. Strategi ST
Strategi ini berusaha untuk memanfaatkan kekuatan yang ada untuk mengatasi ancaman atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan
untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
Strategi pembangunan pengelolaan NGHS tersebut adalah:
1 Strategi S - O strength - opportunity atau kekuatan - peluang
Strategi S-O merupakan strategi agresif yang didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang eksternal sehingga
diperoleh keuntungan yang maksimal. Alternatif strategi S - O yaitu: a. Pembuatan demplot pengembangan potensi HHBK didukung teknologi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. b.
Meningkatkan kolaborasi pengelolaan bersama masyarakat didukung pihak terkait.
c. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang ada di kawasan.
d. Membangun kelompok-kelompok masyarakat binaan dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan.
2 Strategi S - T strength - threat atau kekuatan – ancaman
Strategi S-T
merupakan strategi
kompetitif yang
didasarkan pada
pemanfaatan seluruh kekuatan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Alternatif strategi S - T yaitu:
a
.
Melaksanakan sosialisasi intensif kepada pihak terkait tentang pengeloaan TNGHS.
b. Melaksanakan pengenalan potensi kawasan kepada masyarakat. c. Menekankan sosialisasi mengenai wilayah pengelolaan dan pemanfaatan lahan
garapan masyarakat di TNGHS. d. Mendorong pemanfaatan SDA secara lestari dengan pihak terkait.
e. Melaksanakan pengendalian dalam pemanfaatan sumber daya hutan.
3 Strategi W - O weakness - opportunity atau kelemahan - peluang
Strategi W-O merupakan strategi konservatif yang didasarkan pada
pemanfaatan seluruh peluang eksternal untuk mengatasi kelemahan internal. Alternatif strategi W - O yaitu:
a. Merancang program pemberdayaan yang disesuaikan dengan karakteristik
masyarakat dan potensi kawasan. b. Meningkatkan koordinasi antar stakeholders dalam penetapan tata batas
kawasan. c. Peningkatan akses petani terhadap informasi, pendidikan dan penyuluhan.
4 Strategi W - T weakness - threat atau kelemahan - ancaman
Strategi W-T merupakan strategi defensif yang didasarkan pada peminimalan kelemahan internal untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman
eksternal. Alternatif strategi W - T yaitu: a. Melakukan pemetaan detail TNGHS luas, jenis tanaman, dan lama tanaman
masyarakat. Hal ini untuk menjadi landasan negosiasi antara TNGHS dengan masyarakat.
b. Membuat surat perjanjian MOU tentang izin untuk melakukan pemanfaatan di zona pemanfaatan tradisional.
c. Membuat kebijakan terpusat oleh Kepala Balai TNGHS.
B. Diagram SWOT
Strategi pembangunan pengelolaan TNGHS terpilih yang memungkinkan untuk diimplementasikan berdasarkan selisih jumlah nilai pengaruh unsur internal
yaitu antara kekuatan dan kelemahan 1,397-1,094 = 0,303 dan selisih total nilai pengaruh unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman 1,377-1,546 = - 0,169
maka dapat disusun diagram SWOT yang menunjukkan bahwa kedudukan pembangunan TNGHS berada pada sel 2 atau kuadran II yaitu pada titik
0,303;- 0,169. Berdasarkan kedudukan titik kecenderungan tersebut, maka strategi yag akan diterapkan pada pembangunan pengelolaan TNGHS adalah strategi yang
bersifat kompetitif Gambar 11, yaitu strategi yang menggunakan kekuatan yang dimiliki Balai TNGHS untuk mengatasi ancaman strategi ST. Strategi ST
menggunakan kekuatan internal BTNGHS untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Posisi pada kuadran II menunjukkan pembangunan pengelolaan TNGHS cukup mampu bertahan pada lingkungan yang tidak stabil. Posisi ini mendukung
strategi kompetitif S-T yang didasarkan pada pemanfaatan seluruh kekuatan internal strength yang berasal dari dalam BTNGHS maupun dalam komunitas
untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal threats. Strategi kompetitif yang dilakukan antara lain berupa integrasi horizontal serta melakukan
pengembangan produk melalui diversifikasi produk David 2009. Strategi alternatif pembangunan pengelolaan TNGHS yang memungkinkan untuk
diimplementasikan berdasarkan posisi kuadran II adalah: a. Melaksanakan sosialisasi intensif kepada pihak terkait tentang pengeloaan
TNGHS. b. Melaksanakan pengenalan potensi kawasan kepada masyarakat.