Teknik sampling acak Populasi dan Sampel 1. Pengertian Populasi dan Sampel

Riset Terapan 14 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik mor-nomor yang muncul dalam undian akan terpilih menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel ini masih mungkin dilakukan apabila jumlah populasinya tersedia dalam basisdata yang terawat dengan baik atau selalu diperbarui di up date . b. Stratified sampling Stratified atau teknik sampling berstrata digunakan untuk mengambil sampel pada kelompok sampel yang memiliki strata atau tingkatan seperti tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, tingkat kelas, atau jenjang karir pegawai. Teknik pengambilan sampel ini banyak digunakan dalam penelitian survei skala besar. Teknik pengambilan sampel secara berstrata dapat dilakukan dengan dua cara yaitu proporsional dan tidak proporsional. Sampel berstrata yang proporsional proportional stratified random sampling digunakan apabila masing-masing strata diambil sampel secara pro- porsional berdasarkan ukuran persen . Dengan demikian, jumlah sampel yang diambil pada tiap-tiap strata tidak sama tergantung pada jumlah populasi yang terdapat pada strata tersebut. Sampel berstrata tidak proporsional disproportional stratified random sampling digunakan apabila masing-masing strata diambil sampel dalam jumlah yang sama dengan tidak memperhatikan jumlah populasinya. Contoh pengambilan sampel stratified. Dalam contoh diilustrasikan terdapat 500 populasi yang terbagi dalam empat strata tingkat pendidikan. Dalam penentuan ukuran sampel menggunakan nomogram Harry King Sugiyono, 2007 diketahui apabila jumlah populasi 500 orang, maka jumlah sampel yang diambil adalah 35 untuk mendapat taraf kesalahan 5. Dengan demikian, jumlah sampel yang harus diambil adalah 0,35 x 500 x 1,195 = 209,125 atau dibulatkan menjadi 209 1,195 adalah Multiple Faktor pada Confidence Interval 95 Tabel 1.2 Contoh pengambilan sampling berstrata Jumlah populasi menurut strata tingkat pendidikan Jumlah Sampel Proporsional 35 x 1,195 Disproporsional S3 60 25 52 S2 100 42 52 S1 140 58 52 SMA 200 84 52 Total 500 209 208 Apabila sampel akan diambil sebanyak 209 orang, maka ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu: 1 mengambil sampel sebanyak 35 x 1,195 pada setiap strata; 2 mengambil sampel dalam jumlah yang 15 Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian sama yaitu masing-masing strata sebanyak 209:4=52,25 atau dibulat- kan menjadi 52 orang. Cara yang pertama dinamakan stratified pro- portional random sampling sedangkan cara yang kedua dinamakan stratified disproportional random sampling. Populasi Proporsional Disproporsional c. Cluster sampling Cluster sampling digunakan apabila populasi penelitian tergabung da- lam kelompok-kelompok kluster yaitu bisa kelompok kelas, ke- lompok wilayah, kelompok pekerjaan, kelompok organisasi, dsb. Teknik pengambilan sampling ini biasanya digabung dengan teknik pengambilan sampling bertahap menurut wilayah multi stage area . Pengambilan sampel dari wilayah yang luas, dilakukan secara berjen- jang mulai cakupan wilayah yang paling luas sampai ke wilayah sasa- ran sehingga dinamakan teknik sampling multi stage area cluster ran- dom sampling . Karakteristik wilayah populasi yang diambil sampelnya dapat diilus- trasikan sebagai berikut. Penelitian mengambil wilayah satu kabupat- en. Dalam satu kabupaten terdapat 15 - 17 kecamatan dan setiap kecamatan memiliki 8 – 15 kelurahan. Peneliti dapat menentukan sampel dengan cara bertahap yaitu pertama kali mengundi nama wila- yah kecamatan yang akan diteliti, setelah terpilih nama kecamatan kemudian diundi lagi nama kelurahan yang mewakili tiap-tiap keca- matan yang sudah terpilih. Dari kelurahan tersebut kemudian dipilih sampel yang akan diteliti secara acak. Meskipun penelitian ini hanya dilakukan terhadap beberapa wilayah saja tetapi hasil penelitian dapat disimpulkan untuk satu kabupaten yang diteliti. Teknik cluster sam- pling juga sering diterapkan dalam wilayah sekolah. Dengan cara yang sama seperti penentuan wilayah di atas, sasaran akhir sampling penelitiannya adalah sekolah atau kelas. Contoh teknik sampling multi stage area dapat diilustrasikan sebagai berikut: I II IIII IIIIII IVIV I II III IV Gambar 1.2 Ilustrasi Teknik Stratified Sampling Riset Terapan 16 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik Keterangan: = tidak diteliti = diteliti Dalam contoh di atas diilustrasikan apabila penelitian dilakukan di perguruan tinggi. Pada tahap pertama peneliti menetapkan tiga fakultas yang mewakili misalnya FIK, FISE dan FT. Pada tahap kedua, peneliti menetapkan masing-masing fakultas diambil 2 pro- gram studi secara acak. Jumlah sampling terakhir adalah 2 prodi x 3 fakultas atau 6 program studi. Dari 6 unit kluster sampling tersebut kemudian diambil sampel secara acak sesuai dengan ukuran sampel yang dikehendaki. d. Systematic sampling . Sampling sistematis diterapkan apabila populasi penelitian terdoku- men dengan baik dan memiliki nomor urut. Data populasi yang mem- iliki nomor urut misalnya terdapat pada daftar nama peserta pendidi- kan dan pelatihan, daftar nama siswa, daftar nama pelanggan telpon pada buku telpon, daftar nama pasien di rumah sakit, dsb. Datar nama populasi tersebut dapat tersimpan dalam buku maupun database el- ektronik. Teknik sampling sistematis ini dapat digunakan untuk berbagai jenis penelitian yang menggunakan data kuantitatif dengan ukuran sampel yang relatif besar. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel untuk menetapkan bilangan kelipatannya. Misalnya terdapat 800 populasi akan diambil sampel sebanyak 80 orang maka bilangan kelipatan yang digunakan untuk membagi adalah 800:80 yaitu 10. Nomor urut pertama ditetap- kan secara acak dengan mengundi angka 1 sampai 9. Apabila keluar UNY FIK FIP FISE FBS FMIPA FT Prodi Prodi Prodi Prodi Prodi Prodi Prodi Prodi Prodi Gambar 1.3 Ilustrasi Teknik Multi Stage Sampling 17 Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian angka 5 maka sampel yang diambil adalah nomor urut 5, 15, 25, 35 ... 795. Langkah-langkah: 1 Tetapkan bilangan kelipatan dengan cara membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel yang akan diambil, misalnya: jumlah popu- lasi 800 akan diambil sampel sebesar 80 maka 80080 = 10. Hal ini berarti setiap kelipatan 10 diambil satu sampel. 2 Tetapkan nomor urut pertama yang akan menjadi sampel dengan cara mengundi bilangan 1 – 9, misalnya keluar angka 5. 3 Tetapkan nomor urut populasi yang menjadi sampel penelitian berikutnya dengan menggunakan bilangan kelipatan yang di- peroleh pada langkah pertama tadi. Pada contoh ini diperoleh bilangan kelipatan 10 dan nomor sampel pertama adalah 5. Dengan demikian nomor urut yang menjadi sampel adalah: 5→ 15→ 25→ 35→ 45→ 55→ 65→ ... → 795 e. RDD Random Digit Dialing Random Digit Dialing RDD merupakan teknik pengambilan sampel khusus untuk penelitian yang datanya diambil dengan cara wawancara melalui telepon kepada masyarakat umum. Kerangka sampling tidak ada, karena peneliti tidak memiliki dokumen nama-nama pemilik tele- pon. Cara pengambilan sampel ini kurang representatif karena tidak semua penduduk memiliki telepon, nama pemilik dan nomor telepon kemungkinan berubah-ubah dan tidak tersedia daftar pemilik telepon yang pasti. Apabila menggunakan RDD, peneliti dapat memanggil nomor telepon secara acak dengan cara sebagai berikut: a. tetapkan kode area propinsi, kabupaten atau kecamatan atau kode kartu layanan telepon seluler b. tetapkan 3 atau 4 angka di bagian tengah yang akan di ubah-ubah c. tetapkan 3 atau 4 angka terakhir yang sama Contoh: 081-5689-2165, — 081-5680-2165, — 081-5681-2165 085-747-964-850; — 081-747-965-850; — 085-747-966-850

C. Penetapan Ukuran Sampel

Penetapan ukuran sampel tergantung pada karakteristik popu- lasinya. Populasi pada kumpulan benda, darah, sirup, makanan, obat, ba- han makanan yang berasal dari sumber yang sama bersifat homogen. Jumlah sampel untuk populasi yang bersifat homogen tidak berpengaruh pada kesimpulan sehingga meskipun jumlah sampel yang diambil hanya sedikit, hasil penyelidikan dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Se- Riset Terapan 18 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik bagai contoh: seorang peneliti mengambil hanya 1 cc darah untuk menge- tahui kadar kolesterol pada tubuh A. Jumlah darah tersebut sudah me- wakili meskipun peneliti hanya mengambil 1 cc karena darah bersifat homogen. Populasi pada manusia cenderung bersifat heterogen dan tersebar mendekati distribusi normal. Besar sampel dari populasi yang sebarannya berdistribusi normal diambil secara proporsional. Untuk populasi seperti ini, besar proporsi ukuran sampling dari populasinya berbanding terbalik. Semakin besar jumlah sampel dari jumlah populasinya maka semakin kecil peluang kesalahan kesimpulan hasil penelitian yang akan digeneral- isasi. Sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel dari populasinya, maka semakin besar kesalahan kesimpulan hasil penelitian yang akan digener- alisasi. Ukuran sampel yang harus diambil tergantung pada tingkat keteli- tian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian yang dikehenda- ki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Penetapan ukuran sampel dapat mengacu dari berbagai referensi. Masing-masing referensi menetapkan ukuran sampel dengan proporsi yang berbeda. Berikut ini ada beberapa cara penetapan ukuran sampel yang diambil dari berbagai referensi, misalnya:

1. Isaac dan Michael

Isaac dan Michael 1984 telah menghitung ukuran sampling dari jumlah populasi 10 sampai 1.000.000. Hasil penghitungan ukuran sampel tersebut telah dirangkum pada tabel 1.3. Ukuran sampel ditetapkan pada taraf kesalahan 1. 5 dan 10. Sebagai contoh, apabila terdapat jumlah populasi N sebanyak 100, pada taraf kesala- han 1 diperlukan jumlah sampel s sebanyak 87 sedangkan pada taraf kesalahan 5 diperlukan jumlah sampel sebanyak 78 lihat tabel 1.3.

2. Harry King

Dalam nomogram yang dibuat oleh Harry King Sugiyono, 2009, jumlah sampel dapat ditetapkan dengan cara menarik garis lurus dari titik pada garis yang menunjukkan ukuran populasi di sebelah kanan dengan melewati titik ―taraf kesalahan‖ yang terdapat pada garis yang berada di tengah. Pada penelitian sosial, taraf kesalahan yang sering digunakan adalah 1 dan 5. Gambar 1.4 menunjukkan contoh jika seandainya terdapat 200 populasi dan pada taraf kesalahan 5 maka dengan cara menarik garis lurus, dari angka 200 pada garis populasi, dengan melewati angka 5 pada garis taraf kesalahan akan dapat di- peroleh ukuran sampel sekitar 58 atau 0,58 X 200 = 116. Sedangkan jika jumlah populasi sebanyak 800, pada taraf signifikansi yang sama diperlukan sampel sekitar 27 x 800 = 216. Persentase jumlah sampel sebesar 58 diambil dari arah anak panah yang berada di antara ang-