Observasi Metode Non Test
27
Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian
mati melalui observasi misalnya kebiasaan hidup, sikap dan perilaku serta keterampilan motorik. Observasi juga digunakan pada saat
subjek penelitian hanya bersedia diambil datanya dengan observasi. Biasanya subjek penelitian yang terlalu sibuk dan kurang waktu untuk
diwawancarai atau mengisi kuesioner meminta peneliti untuk mengambil data melalui observasi saja.
Sebagai alat pengumpul data, observasi memiliki beberapa keunggulan yaitu: dapat mengumpulkan banyak informasi yang hanya
dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan tidak dapat disangkal. Dengan observasi, subjek penelitian tidak bisa ber-
bohong. Perilaku kelompok yang terjadi serempak dapat diamati da- lam satu waktu dengan cara menambah jumlah observer.
Observasi mengandung beberapa kelemahan antara lain: data hasil observasi sangat tergantung kepada kemampuan pengamat ob-
server dalam mengingat kejadian-kejadian yang diobservasi. Bebera- pa objek penelitian ada yang sulit diobservasi, terutama yang
menyangkut kehidupan pribadi seseorang yang sangat rahasia. Subjek yang diobservasi dapat mengubah perilakunya apabila mereka tahu
kalau sedang diobservasi. Observasi membutuhkan waktu lama karena peneliti dan subjek penelitiannya harus saling bertemu. Peneliti harus
mengambil data sendiri agar tidak kehilangan beberapa informasi penting. Observasi efektif digunakan untuk penelitian yang jumlah
subjeknya terbatas atau penelitian yang subjeknya berkelompok, misalnya penelitian studi kasus, tindakan kelas dan kuasi eksperimen.
Untuk mengatasi beberapa kelemahan yang dipaparkan di atas, observer dapat dibantu dengan menggunakan lembar pengamatan atau
check list
. Observer dapat membuat lembar pengamatan, sehingga apabila perilaku yang diamati muncul, observer tinggal memberi tanda
cek saja. Daftar cek
check list
sangat membantu observer supaya ob- servasi lebih terfokus, perilaku yang diobservasi jelas, mengurangi
kegiatan catat-mencatat. Data yang dikumpulkan melalui observasi terbimbing dengan menggunakan lembar observasi menjadi lebih
sistematis dan lebih mudah dianalisis. Untuk membantu observer mengingat semua kejadian yang diobservasi dapat dibantu dengan alat
perekam gambar elektronik kamera. Penggunaan alat perekam gam- bar harus disembunyikan supaya perilaku subjek yang diamati ber-
langsung wajar.
Apabila peneliti akan memberi skor penilaian pada saat melakukan observasi, maka observer dapat dibantu dengan lembar
Riset Terapan
28
Dr. Endang Mulyatiningsih
Bidang Pendidikan dan Teknik
skala penilaian.
Rating scale
skala penilaian serupa dengan lembar observasi
check list
. Lembar observasi berisi kolom perilaku yang diamati dan kolom hasil pengamatan yang biasanya berupa intensitas
kemunculan perilaku yang diamati.
Rating scale
berisi kolom perilaku yang diamati dan kolom rentang nilai yang harus diisi oleh observer.
Rentang nilai dapat menggunakan skor berskala 1 – 5 atau 1 – 10.
Semakin panjang rentang nilai maka data yang diperoleh akan se- makin bervariasi.
Observasi yang disertai dengan penilaian sebaiknya dilakukan oleh beberapa observer untuk menilai individu yang sama. Keakuratan
hasil penilaian dapat lebih dipercaya karena reliabilitas hasil penilaiannya langsung dapat dicek dengan teknik inter-rater atau inter-
observer. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan cara membandingkan hasil penilaian penilai rater ke satu dengan rater
lainnya. Apabila hasil penilaian cukup konsisten atau hampir sama maka hasil penilaian tersebut dapat dinyatakan reliabel. Penilaian
yang sama dapat diperoleh dari penilai yang memiliki latar belakang pengetahuan dan persepsi yang sama tentang objek yang sedang
dinilai. Untuk mendapatkan hasil penilaian yang akurat tersebut, maka diperlukan tenaga observer dalam bidang keahlian yang sejenis.
Meskipun observer sudah mendapat kriteria yang jelas untuk memberi penilaian, namun hasil penilaiannya masih sering bias. Observer yang
sudah mengenal dan memiliki kedekatan dengan subjek yang di- observasi akan cenderung memberi nilai yang bagus. Untuk mengan-
tisipasi hal ini, dalam penilaian unjuk kerja atau kompetensi sering digunakan penilai yang independen.