Revising the test Pengembangan Tes

163 Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian memiliki kemungkinan untuk tidak memenuhi semua persyaratan butir yang baik yaitu terlalu mudah, terlalu sulit atau daya pembeda rendah. Pengambilan keputusan terhadap butir-butir yang perlu direvisi dilakukan dengan menggunakan beberapa pertimbangan hasil analisis tingkat kesu- litan p, daya pembeda D dan korelasi r butir. Apabila dua dari tiga kriteria butir tes yang baik dapat terpenuhi atau konsisten, maka butir tes tersebut dapat digunakan. Sebaliknya apabila dua dari tiga kriteria butir tidak dapat memenuhi kualitas butir yang baik maka butir tes perlu di- ganti atau direvisi. Contoh penentuan keputusan seleksi butir berdasarkan rangkuman hasil analisis butir tes dapat disimak pada tabel 6.8. Tabel 6.8 Contoh Rangkuman Hasil Analisis Butir NO r p D BIAS 1 -0,2 0,5 0,2 Tidak revisi 2 0,5 0,2 -0,1 Tidak revisi 3 0,4 0,6 0,3 Tidak revisi 4 0,6 0,9 -0,2 Revisi Butir ke 1, meskipun terdapat korelasi negatif tetapi dilihat dari ting- kat kesulitan butir dan daya pembeda positif sehingga butir ini cukup baik untuk digunakan. Butir ke 2, korelasi sedang, tingkat kesulitan tinggi dan daya pembeda rendah, butir soal masih dapat digunakan. Butir ke 3, tingkat kesulitan dan daya pembeda sudah baik tetapi korelasi rendah dan butir tidak perlu direvisi. Butir ke 4 memiliki korelasi sedang tetapi soal terlalu mudah sehingga daya pembeda negatif sehingga tidak layak untuk digunakan dan perlu direvisi.

8. Validation the test

Setelah melakukan revisi, pengembang selanjutnya melakukan studi validasi tes dengan menyelenggarakan tes pada sasaran sampel atau populasi lain. Validasi tes dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor tes individu yang dikembangkan saat ini dengan skor tes individu pada tes yang pernah diikuti sebelumnya. Cara pengukuran validitas ini dinamakan validitas kriteria menggunakan teknik concurrent validity. Validasi tes dapat digunakan untuk membuktikan reliabilitas tes. Soal tes dinyatakan reliabel apabila skor perolehannya selalu konsisten atau tetap setelah beberapa kali digunakan pada subjek yang sama tetapi dalam waktu yang berbeda. Setelah tes memenuhi persyaratan validitas dan reli- abilitas, maka pengembang tes dapat melanjutkan validasi silang sebagai putaran terakhir proses pengembangan tes dengan cara menyelenggara- Riset Terapan 164 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik kan tes pada sampel lain yang mewakili karakteristik sasaran peserta tes yang sebenarnya.

9. Developing norms

Norma acuan terdiri dari normapatokan acuan normal PAN dan patokan acuan kriteria PAK. Setelah validasi lengkap, pengembang tes dapat menetapkan norma acuan dari distribusi skor tes untuk menginter- pretasikan posisi skor tes individu dibandingkan dengan skor tes peserta tes yang lain. Selain itu, pengembang tes juga dituntut untuk menetapkan skor potong yaitu batas skor kelulusan yang digunakan untuk menetapkan keputusan seseorang termasuk dalam kategori kelompok peserta yang lolos atau gagal. Bila pengembang menggunakan PAN maka skor potong cut score dapat ditetapkan menurut ranking. Misalnya: yang dapat lolos seleksi adalah ranking 1-10 dari 100 orang peserta dengan tidak mempedulikan berapa nilaiskor yang diperolehnya. Bila PAK yang akan digunakan, maka pengembang telah menetapkan skor potongbatas kelu- lusan menggunakan standar kompetensi minimal. Peserta tes yang tidak dapat memenuhi batas kelulusan dinyatakan gagal.

10. Complete test manual

Akhir dari kegiatan pengembangan tes adalah menyusun buku pe- tunjuk penggunaan tes test manual . Isi buku petunjuk menjelaskan latar belakang pembuatan tes, sejarah proses pengembangan, hasil-hasil studi validasi, deskripsi target sasaran yang sesuai, petunjuk penyelenggaraan, cara penyekoran tes, dan informasi tentang cara menginterpretasikan skor individu. Petunjuk tes menekankan pada proses pengembangan yang ter- us menerus mulai dari konsep pengembangan tes itu sendiri. Informasi yang terdapat pada petunjuk tes disajikan dalam tulisan yang mudah di- baca dan bahasa yang mudah dipahami. Rangkuman proses pengembangan tes yang telah dipaparkan di atas, dapat diilustrasikan dengan diagram alir pada gambar 6.2.