c. Korelasi Butir Conduct item analysis
Riset Terapan
160
Dr. Endang Mulyatiningsih
Bidang Pendidikan dan Teknik
NOMOR BUTIR NO
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Tot
14 1
1 1
1 4
15 1
1 1
1 4
16 1
1 1
1 1
5 17
1 1
1 1
1 1
6 18
1 1
1 1
1 1
1 7
19 1
1 1
1 4
20 1
1 1
1 1
5 ∑
20 12 13
13 13
17 9
8 107
p 1
0,6 0,65 0,65 0,65 0,85 0,45 0 0,4 Keterangan: p = Indeks Kesulitan butir
Hasil analisis pada tabel 6.5 menunjukkan ada dua butir nomor 1 dan 6 termasuk kategori butir yang mudah dengan indeks kesulitan butir
p 0,7. Soal nomor 1 merupakan butir yang paling mudah karena semua peserta tes menjawab dengan benar p = 1 sedangkan butir nomor
8 termasuk butir yang paling sulit karena tidak ada satupun peserta didik yang menjawab benar p = 0. Untuk mengetahui korelasi butir nomor 3
atau 4 atau 5 kebetulan skor butirnya sama yaitu 13 diperlukan tabel persiapan analisis data seperti tercantum di bawah ini. Skor butir selan-
jutnya diberi simbol X dan skor total butir diberi simbol Y
Tabel 6.6 Contoh Tabel Persiapan Analisis Korelasi Butir Siswa
X Y
X
2
Y
2
XY 1
1 6
1 36
6 2
1 7
1 49
7 3
1 5
1 25
5 4
4 16
5 1
4 1
16 5
6 1
3 1
9 3
7 1
4 1
16 4
8 1
8 1
64 8
9 3
9 10
7 49
11 1
6 1
36 6
12 1
7 1
49 7
13 1
6 1
36 6
161
Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian
Siswa X
Y X
2
Y
2
XY 14
4 16
15 1
4 1
16 4
16 5
25 17
1 6
1 36
6 18
1 7
1 49
7 19
4 16
20 5
25 ∑
13 105
13 593
74 Hasil penjumlahan skor butir tes yang terdapat pada tabel kemudian
dimasukkan pada rumus korelasi point biserial. Hasil analisis dapat disimak pada langkah-langkah analisis berikut ini.
2 2
105 593
. 20
13 13
. 20
105 13
74 .
20
x r
pbis
11025 11860
169 260
1365 1480
pbis
r
417 ,
75985 115
pbis
r Hasil analisis tersebut kemudian dikonsultasikan dengan kriteria
hasil analisis korelasi yang terdapat pada tabel 6.7. Tabel 6.7 Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Interpretasi
positive negative
0,9 sd 1,0 -0,9 sd -1,0
korelasi sangat tinggi 0,7 sd 0,9
-0,7 sd -0,9 korelasi tinggi
0,5 sd 0,7 -0,5 sd -0,7
korelasi sedang 0,3 sd 0,5
-0,3 sd -0,5 korelasi rendah
0,0 sd 0,3 -0,0 sd -0,3
apabila ada korelasi maka sangat kecil
Sumber Hinkle: 1979:85
Riset Terapan
162
Dr. Endang Mulyatiningsih
Bidang Pendidikan dan Teknik
Hasil analisis korelasi butir nomor 4, 5 dan 6 menunjukkan koefisien r
pb
sebesar 0,417. Hasil analisis korelasi tersebut menunjukkan ada ko- relasi antara skor butir dengan skor totalnya, tetapi korelasinya termasuk
kategori rendah. Selain interpretasi hasil korelasi dari dari tabel 6.7. hasil analisis juga dapat dikonsultasikan dengan tabel koefisien korelasi
prod- uct moment
. Penggunaan hasil analisis korelasi butir sebagai alat pem- buktian validitas butir masih menjadi perdebatan beberapa ahli penguku-
ran. Oleh sebab itu, korelasi butir ini sebaiknya digunakan untuk keperlu- an lain.
Selain analisis butir tes secara kuantitatif seperti di atas, pengem- bang tes juga diharapkan menganalisis butir tes secara kualitatif.
Pengembang tes dapat menyiapkan pedoman wawancara dan observasi untuk mengetahui persepsi dan reaksi peserta tes setelah mengikuti atau
menjawab butir-butir soal tes. Aspek yang ditanyakan antara lain:
1 jumlah waktu yang disediakan,
2 pemahaman terhadap butir-butir pertanyaan, dan isi tes secara umum.
3 Pertanyaan yang menimbulkan persepsi berbeda-beda atau masih
membingungkan 4
Harapan-harapan peserta tes terhadap bentuk tes, bentuk jawaban dan bentuk penyelenggaraan ujian.
Analisis butir secara kualitatif dapat melibatkan beberapa orang ahli
expert judgment
yaitu ahli materi dari bidang studi yang sama, ahli pen- gukuran dan ahli bahasa. Ahli materi berkewajiban mereview substansi
keilmuan soal tes, yaitu tes sudah mengukur semua indikator atau semua sub kompetensi. Ahli materi juga mempertimbangkan tingkat kematan-
gan berpikir sasaran peserta tes. Misalnya tes matematika pada sub materi perkalian bilangan, materi tes yang digunakan untuk siswa SD lebih se-
derhana yaitu menggunakan bilangan di bawah 100 sedangkan untuk siswa SMA, materi perkalian dapat menggunakan bilangan lebih dari
100. Dengan demikian, domain tes yang diukur sama tetapi tingkat kesu- litannya berbeda. Ahli konstruksi tes berkewajiban mengkoreksi teknik
penulisan soal yang benar antara lain soal hanya mengandung satu jawa- ban benar, soal tidak menggiring peserta tes untuk memilih jawaban ter-
tentu dan soal tidak mengandung makna ganda. Ahli bahasa antara lain mengkoreksi kejelasan hal yang ditanyakan, penggunaan bahasa baku,
dan struktur kalimat mudah dipahami. Contoh kartu telaah soal secara teoritis atau kualitatif dapat disimak pada tabel 6.1 dan 6.2