Tingkat kesulitan Butir Conduct item analysis

157 Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian Tabel 6.3 Kriteria Indeks Tingkat Kesulitan Butir p Proporsi benar Kategori p 0,7 Mudah 0,3 ≤ p ≤ 0,7 Sedang p 0.3 Sulit Sumber: Bahrul Hayat 1997: 18 Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dikatakan bahwa tingkat kesulitan suatu butir soal dipengaruhi oleh tingkat kemampuan dari anggota kelompok peserta tes. Hal ini berarti bahwa tingkat kesulitan butir soal tidak semata-mata menunjukkan ukuran kesulitan butir soal, tetapi juga menunjukkan kemampuan rata-rata peserta tes. Jika suatu soal diujikan pada kelompok siswa pandai, indeks kesulitan butir kemungkinan akan banyak yang masuk pada kategori mudah. Soal yang sama dapat menghasilkan indeks kesulitan yang tinggi apabila diujikan pada kelompok siswa yang kurang pandai.

b. Daya Pembeda Butir Daya pembeda butir D soal berfungsi untuk melihat kemampu-

an butir soal dalam membedakan peserta tes antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah. Untuk menganalisis daya pembeda dilakukan dengan membandingkan kinerja kelompok atas, atau kelompok yang memperoleh skor tes san- gat tinggi Upper dengan kinerja kelompok bawah atau kelompok yang memperoleh skor tes sangat rendah Lower pada masing-masing butir. Untuk menghitung indeks daya pembeda butir a discrimination index dapat digunakan rumus sebagai berikut: D = Upper – Lower Kelompok atas dan kelompok bawah dibentuk berdasarkan skor akhir tes. McIntire 2000 menyarankan untuk mengambil sekitar 25 sd 35 ranking atas menjadi kelompok atas dan sebaliknya 25 sd Riset Terapan 158 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik 35 ranking bawah menjadi kelompok bawah. Seandainya uji coba tes dilakukan terhadap 40 orang peserta, maka dapat diambil ranking 1 – 10 25X40 menjadi kelompok atas dan ranking 30 – 40 menjadi ke- lompok bawah. Contoh jika terdapat 6 orang kelompok atas menjawab benar dan 2 orang kelompok bawah menjawab benar, maka dapat dihi- tung indeks daya pembedanya sebagai berikut: ; ; ; D Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya, suatu daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data ke- lompok tertentu belum tentu dapat berlaku pada kelompok yang lain. Dengan kata lain, interpretasi daya beda butir soal untuk peserta tes kelas A tidak mungkin sama dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata pelajaran yang sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masing- masing kelompok. Secara kasar, terdapat empat patokan untuk membedakan butir yang berkualitas baik dan kurang baik. Butir yang baik adalah yang mempu- nyai daya pembeda paling sedikit 0,3 dan butir yang sangat baik apabila indeks pembeda butir lebih dari 0,4. Indikator untuk menilai kualitas butir menurut Dali S. Naga 1992: 69 ditetapkan sesuai kriteria pada Tabel 6.4. Tabel 6.4 Kriteria Indeks Daya Pembeda Butir D Indeks pembeda Dr pb Kategori D ≥ 0,4 Sangat baik 0,3 ≤ D ≤ 0,39 Baik, tanpa revisi 0,2 ≤ D ≤ 0,29 Perbatasan atau perlu revisi D ≤ 0,19 Dibuang atau diganti Berdasarkan hasil analisis diperoleh D = 0,4 sehingga dapat dinya- takan soal memiliki daya pembeda yang sangat baik. Jika soal memiliki daya pembeda butir rendah D ≤ 0,19 maka kemungkinan terjadi banyak peserta tes yang menjawab dengan guessing menebak, siswa kelompok pandai pun banyak yang tidak mampu menjawab benar. Soal yang mem- iliki daya pembeda butir rendah harus dibuang atau diganti karena hasil