Daya Pembeda Butir Daya pembeda butir D soal berfungsi untuk melihat kemampu-

Riset Terapan 158 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik 35 ranking bawah menjadi kelompok bawah. Seandainya uji coba tes dilakukan terhadap 40 orang peserta, maka dapat diambil ranking 1 – 10 25X40 menjadi kelompok atas dan ranking 30 – 40 menjadi ke- lompok bawah. Contoh jika terdapat 6 orang kelompok atas menjawab benar dan 2 orang kelompok bawah menjawab benar, maka dapat dihi- tung indeks daya pembedanya sebagai berikut: ; ; ; D Interpretasi daya beda selalu dikaitkan dengan kelompok peserta tes. Artinya, suatu daya beda butir soal yang dianalisis berdasarkan data ke- lompok tertentu belum tentu dapat berlaku pada kelompok yang lain. Dengan kata lain, interpretasi daya beda butir soal untuk peserta tes kelas A tidak mungkin sama dengan interpretasi daya beda kelas B untuk mata pelajaran yang sama. Hal ini sangat tergantung pada kemampuan masing- masing kelompok. Secara kasar, terdapat empat patokan untuk membedakan butir yang berkualitas baik dan kurang baik. Butir yang baik adalah yang mempu- nyai daya pembeda paling sedikit 0,3 dan butir yang sangat baik apabila indeks pembeda butir lebih dari 0,4. Indikator untuk menilai kualitas butir menurut Dali S. Naga 1992: 69 ditetapkan sesuai kriteria pada Tabel 6.4. Tabel 6.4 Kriteria Indeks Daya Pembeda Butir D Indeks pembeda Dr pb Kategori D ≥ 0,4 Sangat baik 0,3 ≤ D ≤ 0,39 Baik, tanpa revisi 0,2 ≤ D ≤ 0,29 Perbatasan atau perlu revisi D ≤ 0,19 Dibuang atau diganti Berdasarkan hasil analisis diperoleh D = 0,4 sehingga dapat dinya- takan soal memiliki daya pembeda yang sangat baik. Jika soal memiliki daya pembeda butir rendah D ≤ 0,19 maka kemungkinan terjadi banyak peserta tes yang menjawab dengan guessing menebak, siswa kelompok pandai pun banyak yang tidak mampu menjawab benar. Soal yang mem- iliki daya pembeda butir rendah harus dibuang atau diganti karena hasil 159 Pengetahuan Dasar Tentang Metode Penelitian pengukuran dapat menjadi bias, tidak mampu membedakan siswa mana yang pandai dan kurang pandai.

e. c. Korelasi Butir

Korelasi butir tes berfungsi untuk mengetahui konsistensi internal setiap butir tes. Korelasi butir sering dimanfaatkan untuk menganalisis validitas butir, menyeleksi butir-butir yang baik dan kurang baik kuali- tasnya. Butir yang berkualitas adalah butir memiliki korelasi yang tinggi dengan skor butir totalnya. Cara yang digunakan untuk menentukan ko- relasi butir adalah dengan rumus korelasi Point-Biserial. Korelasi ini digunakan untuk data yang berbentuk dikotomi yaitu benar = 1 dan salah = 0. Koefisien korelasi r pb diperoleh dengan mengkorelasikan skor satu butir tes terhadap skor tes secara keseluruhan. Rumus korelasi Point- Biserial Hinkle, 1979: 97 yang digunakan adalah:        2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r pbis            Contoh perhitungan korelasi butir dapat diikuti melalui petunjuk berikut ini. Sebuah perangkat tes yang terdiri dari 10 butir digunakan un- tuk mengukur kemampuan 20 orang peserta didik. Jika hasil pengujian memperoleh data skor tes seperti tabel 6.5 maka penghitungan korelasi butir dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Tabel 6.5 Contoh Input Data Skor Butir NOMOR BUTIR NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tot 1 1 1 1 1 1 1 6 2 1 1 1 1 1 1 1 7 3 1 1 1 1 1 5 4 1 1 1 1 4 5 1 1 1 1 4 6 1 1 1 3 7 1 1 1 1 4 8 1 1 1 1 1 1 1 1 8 9 1 1 1 3 10 1 1 1 1 1 1 1 7 11 1 1 1 1 1 1 6 12 1 1 1 1 1 1 1 7 13 1 1 1 1 1 1 6 Riset Terapan 160 Dr. Endang Mulyatiningsih Bidang Pendidikan dan Teknik NOMOR BUTIR NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tot 14 1 1 1 1 4 15 1 1 1 1 4 16 1 1 1 1 1 5 17 1 1 1 1 1 1 6 18 1 1 1 1 1 1 1 7 19 1 1 1 1 4 20 1 1 1 1 1 5 ∑ 20 12 13 13 13 17 9 8 107 p 1 0,6 0,65 0,65 0,65 0,85 0,45 0 0,4 Keterangan: p = Indeks Kesulitan butir Hasil analisis pada tabel 6.5 menunjukkan ada dua butir nomor 1 dan 6 termasuk kategori butir yang mudah dengan indeks kesulitan butir p 0,7. Soal nomor 1 merupakan butir yang paling mudah karena semua peserta tes menjawab dengan benar p = 1 sedangkan butir nomor 8 termasuk butir yang paling sulit karena tidak ada satupun peserta didik yang menjawab benar p = 0. Untuk mengetahui korelasi butir nomor 3 atau 4 atau 5 kebetulan skor butirnya sama yaitu 13 diperlukan tabel persiapan analisis data seperti tercantum di bawah ini. Skor butir selan- jutnya diberi simbol X dan skor total butir diberi simbol Y Tabel 6.6 Contoh Tabel Persiapan Analisis Korelasi Butir Siswa X Y X 2 Y 2 XY 1 1 6 1 36 6 2 1 7 1 49 7 3 1 5 1 25 5 4 4 16 5 1 4 1 16 5 6 1 3 1 9 3 7 1 4 1 16 4 8 1 8 1 64 8 9 3 9 10 7 49 11 1 6 1 36 6 12 1 7 1 49 7 13 1 6 1 36 6